Mengapa Manchester City Percaya Omar Marmoush Bisa Mengikuti Jejak Mohamed Salah?

Gilabola.com – Kurang dari tiga jam sebelum kemenangan dramatis Manchester City atas Club Brugge di Liga Champions, Omar Marmoush terlihat di lapangan dalam ruangan kompleks latihan City. Pemain baru yang dibeli dari Eintracht Frankfurt itu sedang beradaptasi dengan lingkungan barunya.

Sepekan sebelumnya, penyerang internasional Mesir itu pertama kali mengunjungi fasilitas klub dan langsung merasa nyaman. Staf klub memperhatikan bahwa Marmoush selalu tersenyum.

Hal itu menjadi kesan pertama dari pemain yang didatangkan dengan harga 59 juta poundsterling. Selama 11 hari terakhir, dia menunjukkan antusiasme besar terhadap kesempatan besar dalam kariernya.

Pada hari pertandingan, Marmoush tidak bisa bermain melawan Brugge. Namun, dia tetap memanfaatkan waktunya dengan mengikuti acara City in the Community, sebuah sesi latihan sepak bola bagi anak-anak perempuan berusia enam hingga 14 tahun.

Dia berperan sebagai pemberi umpan dalam latihan menembak, menandatangani peralatan, serta berbicara dengan anak-anak mengenai impian mereka.

Dia juga mendengarkan penjelasan tentang proyek-proyek sosial klub dan bahkan mengajukan banyak pertanyaan tentang tunawisma, bank makanan, serta bagaimana klub bekerja sama dengan badan amal lokal. Staf klub merasa terkejut dengan ketertarikan yang ia tunjukkan.

Setelah setengah jam berada di acara tersebut, Marmoush seharusnya melanjutkan agenda dengan perkenalan resmi di hadapan pendukung di luar Stadion Etihad. Namun, kebakaran di kios merchandise memaksa acara itu dibatalkan.

Debut di Manchester City

Meski begitu, para pendukung sudah lebih dulu mengenal Marmoush. Beberapa hari sebelumnya, dia telah menjalani debutnya bersama tim asuhan Pep Guardiola saat melawan Chelsea.

Di ruang ganti, dia duduk di antara Savinho dan Rodri, lalu selama sesi latihan, dia terlihat mendekati Bernardo Silva, Stefan Ortega, dan Erling Haaland. Para pemain City melihat energi dan kreativitasnya yang berbeda dari yang lain.

Dalam debutnya, dia berhasil menghidupkan atmosfer stadion meskipun beberapa kali terjebak offside karena belum terbiasa dengan pola permainan rekan-rekannya.

Kehadiran Marmoush memberikan variasi taktik bagi Manchester City. Pemain berusia 25 tahun itu mampu berlari melewati Haaland, sesuatu yang jarang dilakukan pemain lain.

Saat menghadapi Chelsea, Guardiola menerapkan formasi yang lebih sempit di lini tengah, di mana Marmoush dan Phil Foden ditempatkan di depan tiga gelandang bertahan, menciptakan pola yang unik. Dengan pola ini, para bek sayap memiliki lebih banyak ruang untuk maju menyerang.

Marmoush sebelumnya bermain sebagai penyerang sayap saat masih anak-anak. Namun, karena ingin mendapatkan lebih banyak peluang, dia beradaptasi menjadi seorang striker dan kemudian juga mampu berperan sebagai gelandang serang.

Kemampuannya dianggap dapat mengisi kekosongan yang ditinggalkan oleh Julian Alvarez setelah kepergiannya ke raksasa La Liga, Atletico Madrid, pada bursa musim panas lalu.

Alasan Transfer Marmoush

Omar Marmoush berduel dengan Moises Caicedo

Guardiola menjelaskan bahwa klub memutuskan untuk menambah pemain di lini depan yang memiliki kemampuan mencetak gol, memberikan assist, berlari cepat, serta menguasai bola mati.

Dia juga menegaskan bahwa keputusan merekrut Marmoush pada jendela transfer musim dingin ini merupakan langkah yang jarang dilakukan City, tetapi situasi kali ini dianggap sebagai pengecualian.

Sebelum menandatangani kontrak, City menunjukkan kepada Marmoush statistik Alvarez musim lalu, yang mencatatkan 3.481 menit bermain. Pemain asal Mesir itu diberi tahu bahwa menit bermain tersebut kini menjadi miliknya.

Para pemain yang direkrut Guardiola sering khawatir akan menjadi pemain cadangan, tetapi penjelasan dari direktur sepak bola City, Txiki Begiristain, membantu menenangkan pikirannya.

City harus mengeluarkan tambahan empat juta poundsterling dalam bentuk bonus kepada Eintracht Frankfurt agar transfer ini bisa terealisasi. Padahal, klub Bundesliga itu awalnya menegaskan tidak akan menjualnya di jendela transfer ini.

Beberapa klub Eropa sebenarnya sudah mengincarnya sejak musim panas lalu, tetapi City bertindak cepat dan mendapatkan pemain yang mereka yakini memiliki potensi besar.

Suasana Meriah di Mesir

Omar Marmoush dan Mohamed Salah saat membela timnas Mesir

Saat kabar ketertarikan City terhadap Marmoush menyebar, suasana di kampung halamannya di Mesir menjadi meriah. Para pekerja di pantai Hurghada dengan antusias membandingkan dirinya dengan Mohamed Salah kepada wisatawan asal Inggris. Mesir kini siap menyambut Marmoush sebagai pewaris takhta Salah di level internasional.

Marmoush bisa saja memilih bermain untuk Kanada karena status kewarganegaraan orang tuanya. Namun, setelah beberapa kali mengunjungi Ottawa, dia akhirnya memutuskan membela Mesir.

Keputusan ini disambut dengan antusiasme tinggi oleh masyarakat Mesir, terutama setelah seorang YouTuber dari negaranya berhasil mendapatkan jersey yang dipakai Marmoush saat debutnya melawan Chelsea.

Saat masih muda, Marmoush menimba ilmu di American International School di Kairo, tetapi dilarang berlatih sepak bola selama jam sekolah. Meskipun demikian, dia tetap bercita-cita untuk berkarier di Eropa.

Dia sempat menolak tawaran dari klub-klub besar Mesir seperti Al Ahly dan Zamalek ketika masih bermain untuk Wadi Degla, klub yang memiliki hubungan dengan Arsenal.

Tantangan Besar Marmoush

Kini, Marmoush siap menjalani tantangan besar di Premier League. Laga tandang melawan Arsenal sudah menanti, dan Guardiola dihadapkan pada dilema apakah tetap menggunakan formasi yang sama seperti pekan lalu atau mengembalikan Savinho ke dalam susunan pemain utama. Jika dimainkan sebagai pemain pengganti, Marmoush memiliki potensi besar untuk memberikan dampak yang signifikan.

Setelah debutnya, Marmoush kembali ke hotel tempatnya menginap di pusat kota, yang sebelumnya juga menjadi tempat tinggal sementara Haaland saat pertama kali bergabung dengan City. Dia telah menyampaikan keinginannya untuk mencari tempat tinggal yang lebih dekat dengan pusat latihan klub.

Keluarga Marmoush, yang berpendidikan tinggi dan mapan, turut menemaninya dalam proses kepindahan ini. Ayahnya, Khaled, adalah seorang kepala bagian informasi di perusahaan telekomunikasi Mesir, sementara ibunya, Naglaa, serta saudara perempuannya juga ikut serta dalam tur fasilitas City.

Dalam kunjungan tersebut, Marmoush menunjukkan ketertarikan dengan pembangunan tribun utara Etihad yang bernilai 300 juta poundsterling, atau setara dengan Rp 6 Triliun.

Perjalanan Marmoush menuju City cukup panjang. Dia sempat menjalani masa peminjaman di St Pauli dan Stuttgart sebelum bersinar di Eintracht Frankfurt. Sebelum meninggalkan Jerman, dia menutup perjalanannya di Bundesliga dengan satu gol dan dua assist saat menghadapi Freiburg.

Setelah perpisahan emosional tersebut, dia terbang dengan jet pribadi ke Manchester dan menjalani serangkaian pemeriksaan medis serta sesi media selama sembilan jam sebelum akhirnya menandatangani kontrak.

Begiristain mengatakan bahwa semua pelatih merekomendasikan agar City merekrut Marmoush. Arsenal dan Tottenham sebenarnya memiliki kesempatan untuk mendapatkannya lebih awal, tetapi mereka tidak mengambil tindakan. Kini, pemain Mesir itu bertekad membuktikan bahwa keputusan City merekrutnya adalah langkah yang tepat.