Site icon Gilabola.com

Mengubah Takdir! Awalnya Dianggap Pemain Gagal, Kemudian Jadi Legenda Klub!

Dennis Bergkamp legenda sepak bola Arsenal.jpg

Gila Bola – Bagi sebagian pemain sepak bola, perjalanan menuju puncak bisa menjadi proses yang panjang dan penuh tantangan, bahkan juga hinaan.

Seringkali, diperlukan waktu yang cukup lama untuk mengatasi kesulitan dan perjuangan agar bisa menjadi salah satu yang terbaik, baik karena manajemen yang buruk, persaingan untuk mendapatkan tempat utama, atau perkembangan yang terlambat.

Apa pun penyebabnya, kritik dan hinaan selalu mengintai di dunia sepak bola yang keras ini, apalagi di era media sosial saat ini di mana neizen begitu galaknya.

Namun, penting untuk diingat bahwa beberapa pemain terbaik dunia pernah dianggap sebagai pemain gagal. Kita akan melihat 10 pemain sebagai contoh mencolok yang berhasil membuktikan para kritikus mereka salah.

Sepuluh Pemain Sepak Bola yang Dianggap Gagal tapi Menjadi Legenda Klub

Berikut adalah sepuluh pesepak bola yang mengalami perjuangan di awal karier mereka tetapi akhirnya menjadi legenda di klub masing-masing, meraih rekor, penghargaan bergengsi, atau bahkan memiliki patung.

Thierry Henry (Arsenal)

Pada awalnya, waktu Thierry Henry di Arsenal disambut dengan skeptisisme karena ia kesulitan menemukan performanya setelah pindah dari Juventus. Kritik muncul terhadap keputusan Arsène Wenger untuk merekrutnya, tetapi setelah Henry mencetak gol pertamanya, ia tidak pernah melihat ke belakang. Saat ini, ia berdiri sebagai pencetak gol terbanyak Arsenal sepanjang masa dengan 228 gol dalam 376 penampilan.

Luka Modric (Real Madrid)

Setelah penampilan menjanjikan di Euro 2012, Luka Modric ditandatangani oleh Real Madrid dengan biaya £30 juta. Namun, masa-masa awalnya berjalan sulit, bahkan ia dinobatkan sebagai pembelian terburuk oleh pembaca Marca. Sejak itu, Modric telah memenangkan lima gelar Liga Champions dan sebuah Ballon d’Or, mengukuhkan statusnya sebagai pemain kunci bagi klub dan negaranya.

David de Gea (Manchester United)

Ketika Manchester United membawa David de Gea sebagai penerus Edwin van der Sar, banyak yang mengkritik penampilan awalnya. Setelah awal yang menantang, pelatih kiper sebelumnya mengungkapkan kerja keras yang mereka lakukan untuk meningkatkan gaya hidup dan kebugarannya. De Gea akhirnya menjadi salah satu kiper terbaik di Premier League dan tetap menjadi favorit penggemar.

Xavi (Barcelona)

Xavi kesulitan mendapatkan pengakuan di awal kariernya di Barcelona, sering kali tersisih oleh pemain yang lebih mapan. Ia tidak mendapatkan penghargaan sampai tahun 2008, meskipun telah menjadi komponen penting dalam tim selama satu dekade. Xavi kini telah menjadi legenda klub, dengan banyak yang mengabaikan kritik awal terhadap gaya permainannya.

Dennis Bergkamp (Arsenal)

Meskipun berbakat, Dennis Bergkamp mengalami awal yang lambat di Arsenal, gagal mencetak gol dalam tujuh pertandingan liga pertamanya. Para kritikus menyebutnya sebagai pemborosan uang sampai ia mencetak gol pertamanya, yang memicu kebangkitan kariernya. Bergkamp kini dirayakan sebagai salah satu pembelian terbaik Arsenal.

Gareth Bale (Tottenham)

Gareth Bale memulai kariernya di Tottenham sebagai bek muda yang menjanjikan, tetapi baru setelah dipindahkan ke posisi yang lebih maju ia benar-benar bersinar. Transformasinya menjadi pemain sayap yang produktif akhirnya membawanya ke kesuksesan di Real Madrid, di mana ia memenangkan beberapa gelar Liga Champions.

Harry Kane (Tottenham)

Harry Kane dulunya menjadi bahan ejekan di kalangan penggemar Tottenham, tetapi ia kini telah menjadi salah satu striker terbaik di dunia. Determinasinya untuk berkembang telah membawanya meraih berbagai penghargaan, dan ia terus mencetak gol dengan produktif, kini menciptakan gebrakan di Bundesliga bersama Bayern Munich.

Casemiro (Real Madrid)

Setelah kembali ke Real Madrid dari Porto, Casemiro awalnya kesulitan mendapatkan tempat reguler di starting lineup. Namun, nasibnya berubah ketika Zinedine Zidane menjadi pelatih, dan ia menjadi bagian penting dari tim, berkontribusi pada berbagai gelar sebelum pindah ke Manchester United.

Jamie Vardy (Leicester City)

Setelah memulai kariernya yang kurang impresif di Leicester City dengan hanya mencetak empat gol di musim pertamanya, Jamie Vardy hampir meninggalkan klub. Dengan kerja keras dan ketekunan, ia membantu Leicester meraih gelar Premier League yang luar biasa, mencetak 24 gol di musim itu dan membuktikan dirinya sebagai pemain kunci.

Edin Dzeko (Roma)

Edin Dzeko memiliki masa yang campur aduk di Manchester City dan menghadapi tantangan awal di Roma, di mana ia sempat dikritik. Namun, ia bangkit dengan spektakuler, mencetak rekor klub dengan 39 gol dalam satu musim, melampaui legenda seperti Francesco Totti.

Para pemain ini mencerminkan ketahanan dan kemampuan untuk mengatasi rintangan, akhirnya membuktikan para kritikus mereka salah dan meraih kesuksesan dalam karier mereka.

Exit mobile version