Jelang pertandingan Arema FC vs Persebaya Surabaya, PT Liga Indonesia Baru (PT LIB) tolak permintaan kepolisian agar memajukan jadwal laga tersebut.
Pihak kepolisian ternyata telah berusaha mencegah agar pertemuan dua tim papan atas di Jawa Timur, bahkan Indonesia itu tidak bertemu di Stadion Kanjuruhan pada malam hari.
Hal ini diungkapkan Menko Polhukam, Mahfud MD, dalam akun resminya di Instagram @mohmahfudmd yang menyatakan, pihak kepolisian setempat telah berusaha mengantisipasi terjadinya berbagai hal yang tak diinginkan dengan ajukan percepatan jadwal bertanding, tetapi ditolak.
“Sebenarnya, sejak sebelum pertandingan pihak aparat sudah mengantisipasi melalui koordinasi dan usul-usul teknis di lapangan. Misal, pertandingan agar dilaksanakan sore (bukan malam), jumlah penonton pun agar disesuaikan dengan kapasitas stadion yakni 38 ribu orang,” demikian ungkap Mahfud MD dalam laman media sosialnya tersebut, Minggu (2/10).
Namun, lanjut Mahfud, berbagai usul tersebut tidak diindahkan Panitia Pelaksana laga Arema FC vs Persebaya Surabaya. Mereka tampaknya sangat bersemangat hingga pertandingan tetap digelar sesuai rencana awal, yakni pada malam hari, dan mencetak tiket sebanyak 42 ribu lembar.
Menurut Mahfud, keterangan ini didapatnya langsung dari Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo, dan juga sudah berkoordinasi dengan Kapolda Jawa Timur, Irjen Polisi Nico Afinta.
Dalam surat tertanggal 18 September 2022, Polres Malang menyatakan pihak intelijen telah memperkirakan adanya kerawanan dalam laga Arema FC vs Persebaya Surabaya dan meminta agar pertandingan dimajukan menjadi sore hari.
Surat Polres Malang yang ditandatangani Kapolres Malang AKBP Ferli Hidayat itu sendiri merupakan rujukan atas surat Panpel Arema FC mengenai rekomendasi pertandingan dan bantuan keamanan untuk laga melawan Persebaya.
Namun, sayangnya, rekomendasi yang disampaikan pihak kepolisian tak diindahkan tim tuan rumah. Adapun alasan Polres Malang meminta agar jadwal pertandingan itu dipercepat menjadi sore hari semata-mata karena masalah keamanan.
Menurutnya, pemerintah Indonesia sangat berduka dan menyesalkan terjadinya kerusuhan usai pertandingan Arema FC vs Persebaya Surabaya di Kanjuruhan. Pemerintah juga akan berusaha menangani tragedi ini dengan baik.
“Kepada keluarga korban, kami menyampaikan belasungkawa. Kami juga berharap agar keluarga korban bersabar dan terus berkoordinasi dengan aparat dan petugas pemerintah di lapangan. Pemda Kabupaten Malang akan menanggung seluruh biaya rumah sakit para korban,” lanjut Mahfud dalam pernyataannya tersebut.
Mahfud juga menegaskan bahwa kerusuhan Kanjuruhan ini bukanlah bentrok antarsuporter Persebaya dan Arema FC. Pasalnya, tribun penonton Stadion Kanjuruhan hanya diisi Aremania, alias tidak ada suporter tim tamu – dengan berbagai atribut kebanggaan mereka tentunya, yang ikut menonton di stadion.
Pada umumnya, penonton meninggal dunia karena berdesak-desakan di pintu keluar akibat panik setelah petugas melepaskan gas air mata, saling himpitan, terinjak-injak dan sesak nafas. Mahfud menegaskan, tak ada korban pemukulan atau penganiayaan antarsuporter dalam insiden ini.