
Gilabola.com – Ruben Amorim memberikan respons cepat terhadap kritik keras Paul Scholes setelah hasil imbang melawan West Ham, ketika Manchester United bangkit dengan kemenangan 4-1 atas Wolves dan mendekati zona Liga Champions.
Scholes sebelumnya mempertanyakan kapabilitas Amorim dan gaya main yang dianggap tidak mencerminkan karakter klub, sementara United menunjukkan perbaikan yang jelas melalui dominasi permainan dan penyelesaian akhir yang lebih efektif.
Manchester United memasuki musim kedua Amorim dengan kondisi lebih stabil dibanding masa transisi setelah dia menggantikan Erik ten Hag. Musim lalu, United sempat terpuruk hingga finis di papan bawah untuk pertama kalinya di era Premier League.
Tanpa kompetisi Eropa, jadwal mereka lebih longgar dan membantu peningkatan performa di liga. United kini telah menyamai jumlah kemenangan liga Amorim pada musim lalu, menunjukkan perkembangan yang konsisten.
Pertandingan melawan Wolves menjadi bukti peningkatan tersebut. Wolves memang berada di posisi juru kunci, namun Manchester United tetap tampil agresif dan menekan sejak awal.
Bruno Fernandes memimpin tim dengan dua gol, sementara lini serang menghasilkan total 27 tembakan. Sepuluh di antaranya mengarah tepat ke gawang, menunjukkan efektivitas yang meningkat.
Namun sebelum laga ini, hasil imbang 1-1 melawan West Ham sempat menimbulkan pertanyaan besar. Soungoutou Magassa mencetak gol penyeimbang yang membuat Old Trafford tidak puas.
Situasi itu membuka kritik dari Paul Scholes. Dia menyampaikan bahwa menurutnya Amorim tidak memahami identitas klub dan tidak menghadirkan permainan ofensif yang diharapkan.
Scholes menilai taktik tiga bek milik Amorim bertentangan dengan sejarah permainan Manchester United. Dia mencontohkan bahwa klub tidak pernah konsisten memakai skema tersebut.
Komentar itu muncul di tengah laporan bahwa para pemain merasa terganggu oleh kritik para mantan bintang. Selain Scholes, ada pula komentar keras dari Roy Keane dan Gary Neville.
Namun kritik itu tidak terlihat memengaruhi performa United di Molineux. Para pemain tampil percaya diri dan terus menyerang meskipun sempat disamakan oleh Jean-Ricner Bellegarde.
Manchester United membalas pada babak kedua dengan intensitas lebih tinggi. Serangan lebih rapi, peluang lebih matang, dan lini belakang lebih disiplin menjaga area.
Setelah pertandingan, Amorim menjelaskan kepada BBC Sport bahwa dia menilai permainan tim berjalan baik secara keseluruhan. Dia menambahkan bahwa seharusnya skor bisa lebih besar.
Amorim juga menjelaskan isi pembicaraannya di ruang ganti. Dia mengatakan pesan utamanya bukan soal taktik, melainkan soal penyelesaian akhir yang harus lebih baik.
Menurutnya, United sebenarnya mendominasi banyak laga namun kurang tajam dalam menyelesaikan peluang. Hal itu menjadi fokus utama untuk diperbaiki.
Dia juga menekankan pentingnya menjaga keseimbangan. Amorim meminta pemain untuk tidak hanya fokus pada mencetak gol, tetapi juga menjaga area bertahan agar tidak kebobolan mudah.
Pendapat Kami
Kritik Scholes memang tajam, tetapi kemenangan atas Wolves menunjukkan bahwa Amorim mulai menemukan ritme dengan skuad ini. Konsistensi tetap menjadi tantangan besar, namun perkembangan dari musim lalu terlihat jelas dan memberi harapan bahwa pendekatan Amorim bisa berhasil jika diberi waktu yang cukup.
