Gilabola.com – Manchester United kembali menuai hasil mengecewakan setelah kalah 0-3 dari Manchester City dalam duel derby di laga lanjutan Premier League pada Minggu (14/9) malam WIB.
Kekalahan ini membuat pelatih Ruben Amorim kian disorot, terutama karena dia terus bersikeras menggunakan formasi 3-4-3 yang dianggap sulit diadaptasi para pemain.
Meski kritik datang dari berbagai pihak, Amorim menegaskan bahwa dia tidak akan mengubah filosofi sepak bola yang sudah dipegang sejak melatih Sporting. IDi bahkan menyatakan bahwa bila klub ingin gaya main berbeda, maka yang harus diganti adalah dirinya.
Sejak tiba di Old Trafford pada November tahun lalu, Amorim memang langsung menerapkan pola tiga bek sejajar. Hanya saja, sejumlah pemain seperti Manuel Ugarte dan Bruno Fernandes terlihat kesulitan menghadapi dominasi lini tengah lawan.
Hal itu sangat terlihat dalam derby melawan Manchester City ketika pasukan Pep Guardiola memenuhi area tengah lapangan dan membuat lini tengah Manchester United hampir tak punya ruang untuk mengembangkan bola.
Perbandingan dengan Conte
Situasi Amorim mengingatkan banyak pihak pada era Antonio Conte di Chelsea. Conte awalnya tetap memakai formasi lama 4-2-3-1 warisan Jose Mourinho dan Guus Hiddink, namun kemudian beralih ke 3-4-3 setelah hasil yang tidak konsisten.
Perubahan itu membuat Chelsea tampil sangat solid, langsung mencatat 13 kemenangan beruntun, dan akhirnya menjuarai Premier League.
Conte sendiri pernah menegaskan bahwa pelatih sebaiknya tidak tergoda untuk meninggalkan filosofi sepak bolanya, karena perubahan taktik justru bisa membuat identitas tim hilang dan lebih mudah dikalahkan lawan.
Ucapan itulah yang kini seperti dijadikan pegangan Amorim. Dia menilai masalah Manchester United bukan terletak pada dua gelandang tengah, melainkan pada interpretasi publik terhadap jalannya pertandingan.
Amorim menjelaskan bahwa dia sering melihat tim lain bermain dengan lima gelandang di Etihad Stadium, namun tetap menderita lebih parah dibanding timnya.
Kritik dan Kekhawatiran
Meski Amorim berpegang pada keyakinannya, kritik tidak berhenti datang. Mantan kapten Manchester United, Roy Keane, mengungkapkan keprihatinannya dengan menyoroti sikap Amorim yang terus memaksakan sistem.
Keane menilai manajer asal Portugal itu terlalu kaku dan enggan menyesuaikan diri meski hasil di lapangan menunjukkan tanda-tanda kegagalan.
Kekhawatiran juga meningkat ketika data performa tim dianalisis. Catatan poin per laga, jumlah gol yang dicetak, serta jumlah kebobolan menunjukkan tren negatif. Kondisi ini menimbulkan pertanyaan besar tentang apakah formasi 3-4-3 benar-benar bisa dijalankan di Premier League dengan skuad yang ada saat ini.
Manchester United kini menghadapi situasi sulit setelah start buruk di liga. Tekanan besar mengiringi setiap pertandingan mereka, namun Amorim tetap berpegang pada filosofi yang diyakininya. Dia menegaskan hanya dirinya sendiri yang bisa memutuskan perubahan sistem, kecuali klub memilih untuk menunjuk pelatih lain.