Analisa Taktik: Pep Guardiola Menang Lewat Fleksibilitas, Crystal Palace Gagal Jaga Momentum!

Gilabola.com – Kemenangan Man City di Etihad Stadium atas Crystal Palace dengan skor telak 5-2, kita seperti sedang menyaksikan dua pertandingan dalam satu laga.

Crystal Palace datang tanpa rasa takut, tampil berani, bahkan sempat membuat publik tuan rumah terdiam lewat dua gol cepat dari Eze dan Chris Richards. Sebuah pemandangan langka di kandang Manchester City, yang biasanya begitu perkasa.

Tapi City memang City. Di saat banyak tim mungkin panik, Kevin De Bruyne justru tampil seperti pemain yang sedang bersenang-senang di taman belakang rumahnya. Tendangan bebasnya yang melengkung indah jadi sinyal bahwa pertandingan belum selesai.

Dari situ, dominasi City mulai terasa, dan anak-anak muda macam Omar Marmoush, James McAtee, dan O’Reilly mulai unjuk gigi.

BACA JUGA: Manchester City Menang 5-2 Atas The Eagles, Comeback Spektakuler di Etihad!

Pertandingan ini jadi contoh bagaimana Manchester City bisa berubah wajah dalam waktu singkat berkat fleksibilitas sistem dan kualitas individu.

Crystal Palace awalnya sukses memanfaatkan celah di sisi kanan pertahanan City, lewat kombinasi Munoz, Sarr, dan Eze. Dua gol mereka lahir dari pemanfaatan ruang kosong di belakang Rico Lewis dan distribusi lambat di lini tengah.

Guardiola merespons dengan mendorong De Bruyne lebih tinggi dan melepas Kovacic untuk lebih sering masuk ke kotak penalti. Perubahan ini membuat Palace kesulitan mengimbangi jumlah pemain di zona 14 (area depan kotak penalti).

Hasilnya? Gol balasan De Bruyne lewat set-piece, dan Marmoush yang memanfaatkan kemelut.

Di babak kedua, masuknya McAtee yang lebih dinamis membuat lini tengah City makin dominan. Kovacic, yang biasanya lebih defensif, beberapa kali melakukan overlap di half-space kanan — salah satunya berujung gol ketiga.

Palace tak mampu menjaga rapat formasi 3-4-2-1 mereka karena lini kedua mulai kewalahan mengejar pergerakan bola-bola pendek City.

Hal menarik lainnya adalah peran Ederson. Dengan empat assist musim ini, ia jadi pemicu serangan dari lini belakang. Umpan panjangnya ke McAtee membelah pertahanan Palace, membuktikan bahwa Guardiola tak hanya mengandalkan build-up pendek, tapi juga serangan langsung jika lawan terlalu menekan.

Secara keseluruhan, ini laga yang dimenangkan City lewat fleksibilitas taktik dan kontrol ritme permainan. Palace tampil berani, tapi gagal menjaga intensitas dan disiplin saat tekanan City meningkat.