Ancaman Pengurangan Poin Kini Hantui Manchester United dan Rival Premier League!

Gilabola.com – Premier League akan mengeluarkan teguran kepada klub-klub yang melanggar aturan profitability and sustainability (PSR) pada hari Selasa, yang dapat berujung pada pengurangan poin.

Ada spekulasi bahwa Leicester City mungkin menghadapi tuntutan dari liga, namun hingga saat ini, baik pihak Leicester maupun Premier League belum memberikan komentar resmi.

Sumber dari kepemilikan Chelsea mengklaim dengan percaya diri bahwa klub mereka mematuhi semua aturan, meskipun terjadi belanja besar-besaran untuk transfer sejak konsorsium yang dipimpin Todd Boehly dan Behdad Eghbali mengambil alih pada 2022.

Everton dan Nottingham Forest juga menyatakan keyakinan serupa atas kepatuhan mereka terhadap aturan tersebut.

Aturan PSR dan Sanksi Sebelumnya

Aturan PSR mengatur bahwa klub dianggap melanggar jika kerugian mereka melebihi batas maksimum £105 juta dalam tiga musim, dengan angka ini disesuaikan untuk musim yang dihabiskan di luar Premier League.

Everton dan Nottingham Forest sebelumnya didakwa melanggar aturan PSR pada Januari tahun lalu terkait laporan keuangan musim 2022-23. Everton dikenai pengurangan dua poin, sementara Forest empat poin.

Everton juga sempat dijatuhi pengurangan 10 poin pada November 2023 karena pelanggaran PSR yang terkait laporan keuangan musim 2021-22, meskipun sanksi tersebut dikurangi menjadi enam poin setelah banding pada Februari 2024.

Klub-klub yang memiliki kerugian agregat dalam dua periode akuntansi terakhir – musim 2021-22 dan 2022-23 – diwajibkan oleh aturan liga untuk menyerahkan laporan keuangan 2023-24 ke Premier League paling lambat 31 Desember. Liga kemudian harus mengeluarkan teguran kepada klub-klub yang melanggar dalam waktu 14 hari setelahnya.

Situasi Manchester United dan Leicester City

Manchester United melaporkan kerugian sebesar £113,2 juta untuk tahun yang berakhir pada 30 Juni 2024, tetapi mereka tetap optimis bahwa mereka akan bisa mematuhi aturan PSR.

Investasi dalam infrastruktur, akademi, yayasan amal, dan sepak bola wanita dapat dianggap sebagai “biaya tambahan” dalam perhitungan PSR dan tidak dihitung dalam batas kerugian £105 juta.

Sementara itu, Leicester City menjadi sorotan karena adanya spekulasi bahwa mereka mungkin melanggar aturan. Leicester sebelumnya didakwa melanggar PSR terkait laporan keuangan musim 2022-23 pada Maret tahun lalu.

Namun, banding pada September menyatakan bahwa komisi independen yang dibentuk berdasarkan aturan Premier League tidak memiliki yurisdiksi atas kasus Leicester, karena mereka telah terdegradasi ke EFL saat periode akuntansi 2022-23 berakhir.

Premier League sebelumnya mengklaim bahwa Leicester mengalami kerugian sebesar £129,4 juta selama tiga musim hingga 2022-23.

Kepatuhan Chelsea dan Pengawasan Premier League

Sumber dari Chelsea tetap yakin bahwa klub mereka mematuhi semua peraturan liga. Menurut laporan dari Press Association pada September, penjualan dua hotel ke perusahaan yang terkait dengan pemilik klub telah mendapatkan persetujuan dari Premier League.

Chelsea juga telah menjual tim wanita mereka ke perusahaan induk klub, dan transaksi ini juga berada di bawah pengawasan liga. Aturan saat ini mengizinkan keuntungan dari penjualan “aset berwujud tetap” kepada pihak terkait untuk dimasukkan dalam perhitungan pendapatan klub, selama transaksi tersebut dilakukan dengan nilai pasar yang wajar.

Upaya untuk menutup celah aturan ini gagal pada rapat umum tahunan Premier League tahun lalu, karena hanya 11 klub yang setuju, kurang dari mayoritas 14 klub yang dibutuhkan.

Pada Agustus lalu, Kepala Premier League Richard Masters mendukung klub-klub yang mencari “celah” untuk keuntungan kompetitif, selama mereka tetap mematuhi aturan.