
Gilabola.com – Andre Onana resmi bersiap meninggalkan Manchester United untuk bergabung dengan Trabzonspor lewat status pinjaman.
Bursa transfer Turki masih terbuka hingga akhir pekan ini, memberi kesempatan bagi kiper asal Kamerun itu untuk mencari panggung baru setelah dua musim penuh pasang surut di Old Trafford.
Kedatangannya pada musim panas 2023 sempat disambut dengan antusias. Manchester United mendatangkannya dari Inter Milan dengan harga lebih dari Rp 885 Miliar setelah dia tampil gemilang membawa klub Italia tersebut ke final Liga Champions. Namun, kariernya di Inggris justru lebih sering diwarnai kesalahan dibanding konsistensi.
Altay Bayindir kini menjadi pilihan utama di bawah mistar, sementara kedatangan Senne Lammens semakin memperkecil peluang Onana kembali merebut posisi. Perannya sebagai kiper utama praktis menghilang, menjadikannya sosok yang dianggap gagal memenuhi ekspektasi awal.
Masa Singkat Bersinar Bersama Ten Rouwelaar
Meski perjalanan penuh kritik, ada periode ketika Onana menunjukkan kualitas terbaiknya. Dia menutup musim pertamanya dengan medali juara Piala FA dan sempat tampil solid dalam beberapa pertandingan kunci.
Momen penyelamatan penalti melawan Southampton, serta dua kali melakukan penyelamatan ganda menghadapi Crystal Palace dan Fenerbahce di Eropa, sempat memberi harapan bahwa dirinya mulai menemukan ketenangan.
Keberhasilan itu tidak terlepas dari kehadiran Jelle ten Rouwelaar, pelatih kiper asal Belanda yang datang pada musim panas 2024. Onana pernah menyebut bahwa ten Rouwelaar merupakan sosok pelatih yang fantastis.
Ten Rouwelaar dikenal membawa latihan-latihan inovatif, termasuk saat tur pramusim ke Amerika Serikat, yang bahkan memukau kiper veteran Tom Heaton.
Tugas utama sang pelatih adalah membantu Manchester United membangun serangan dari belakang serta meningkatkan pengambilan keputusan para kiper. Onana terlihat berkembang dalam periode singkat bekerja dengannya, dan disebut sedang berada dalam performa terbaiknya saat itu.
Karier Meredup dan Perpisahan
Namun, masa kerja sama itu tidak berlangsung lama. Kedatangan Ruben Amorim sebagai manajer baru membuat staf pelatih berganti. Ten Rouwelaar tidak dipertahankan, sementara Ruud van Nistelrooy yang pernah bekerja bersamanya menilai bahwa performa Onana berada di level tertinggi ketika diasuh oleh sang pelatih.
Van Nistelrooy kemudian membawanya ke Leicester City, menyebut bahwa mantan koleganya tidak hanya mengangkat kualitas kiper, tetapi juga membantu pemain lain di sekitar penjaga gawang dalam memainkan bola dari belakang.
Setelah kepergian ten Rouwelaar, performa Onana kembali menurun. Dia bahkan dicadangkan pada laga terakhir musim lalu melawan Aston Villa dan hanya dimainkan sekali musim ini, tepatnya saat Manchester United kalah dari Grimsby di Carabao Cup. Situasi itu menandai berakhirnya perjalanannya di Old Trafford.
Kini, dengan pintu keluar menuju Trabzonspor semakin terbuka, Onana akan mencoba memulai babak baru dalam karier sepak bolanya. Bagi Manchester United, kisahnya menjadi contoh betapa cepatnya perubahan bisa terjadi di dunia sepak bola modern.