Manchester United dulu ternyata pernah memutuskan untuk menolak mendatangkan Matthijs de Ligt dengan alasan ayahnya yang kegendutan! Gak masuk akal kan!
Erik ten Hag telah lama menunjukkan minatnya untuk mendatangkan mantan talenta Ajax sejak pertama mejabat sebagai pelatih di Old Trafford, dan akhirnya bek Belanda yang datang dari Bayern Munchen adalah yang pemain terbaru mantan murid Ten Hag yang bergabung ke MU, setelah Andre Onana, Antony, dan Lisandro Martinez.
Bergabung dengan Setan Merah bersama mantan mantan Ajax lainnya, Noussair Mazraoui, De Ligt telah menyelesaikan transfer senilai 43 juta pounds dari Munchen. Berbicara tentang kepindahannya saat ini, dia berkata:
“Begitu saya mendengar bahwa Man United menginginkan saya, saya merasakan kegembiraan tentang peluang untuk tantangan baru di klub yang bersejarah.”
Namun, ternyata dia telah menantikan untuk bisa bergabung dengan Manchester United sejak tahun 2018!
Peringatan Bagi Man United Untuk Transfer De Ligt
Menurut The Mirror, bek tersebut pernah dipantau secara khusus selama era kepemimpinan Louis van Gaal. Pencari bakat Belanda, Marcel Bout, bertanggung jawab untuk menilai pemain dan merekomendasikannya ke klub.
Namun demikian, dia menyuarakan beberapa keberatan besar terhadap talenta muda Ajax tersebut.
Masih berusia 19 tahun pada saat itu, Bout secara aneh melihat ayah De Ligt, Frank, dan sampai pada kesimpulan besar. Pencari bakat itu mencatat bahwa Frank De Ligt secara signifikan kelebihan berat badan dan memprediksi bahwa putranya ditakdirkan untuk berakhir sama, kegendutan, yang bisa menjadi perhatian seiring bertambahnya usia, dan merasa dia akan kehilangan kecepatan dan kekuatannya dalam waktu yang cepat.
Pengganti Van Gaal, Jose Mourinho, sebenarnya juga menunjuk De Ligt sebagai target utama transfer sebagai bos United pada tahun 2018, tetapi klub memutuskan untuk tidak melakukannya, mereka lebih mempercayai penilaian Bout. Manchester United justru mengejar tanda tangan Harry Maguire dari Leicester City.
Enam tahun kemudian, De Ligt akhirnya bergaung dengan Man United. Bisa dibilang performa sepak bola terbaik dalam kariernya dimainkan selama tahun-tahun di Ajax, saat bekerja untuk Ten Hag.
Ini mungkin menjelaskan mengapa dia sangat ingin bergabung dengan Setan Merah, meskipun alasan kejam sang pencari bakat membuatnya gagal bergabung ke Old Trafford, ia pun mengatakan:
“Erik ten Hag membentuk tahap awal karier saya sehingga dia tahu bagaimana mendapatkan yang terbaik dari saya dan saya tidak sabar untuk bekerja dengannya lagi.”
Karier De Ligt Sejak Meninggalkan Ajax
Di Ajax, De Ligt dinobatkan sebagai Golden Boy pada tahun 2018. Dengan demikian, klub-klub di seluruh dunia berebut untuk mendapatkannya tanda tangannya. Man United memilih untuk tidak melakukan kesepakatan saat itu, ini membuka jalan bagi Juventus untuk menyegel kepindahan besar untuk bek tersebut.
Namun, di Italia, ia kesulitan tampil konsisten, dengan banderol harga 67,8 juta pounds mungkin terlalu berat di pundaknya. Pada tahun 2022, dia dijual rugi ke Bayern Munchen tetapi sekali lagi gagal memenuhi harapan.
Pada musim terakhirnya bersama raksasa Bundesliga, ia hanya menjadi starter di 19 pertandingan liga, kehilangan tempatnya untuk pemain seperti Eric Dier dan Dayot Upamecano.
Akan menarik untuk melihat apakah dia akan beradaptasi dengan baik di Man United dengan beberapa orang masih belum yakin dengan bakatnya. Terutama, ikon klub Paul Scholes yang menyebut langkah itu sebagai “kesalahan besar”.
“MU membawa pemain dengan harga 40-50 juta pounds hanya karena De Ligt pernah bermain untuk Ten Hag tiga atau empat tahun lalu. Juventus menyingkirkannya, dia tidak cukup bagus untuk Juventus. Dia juga jelas tidak cukup bagus di Bayern Munchen, jadi dia sekarang datang ke MU seperti bek kelas dua.” kata Scholes.
Meskipun masih berusia 24 tahun, perjalanan karier De Ligt belum seperti yang diharapkan. Sebagai seorang remaja, dia adalah salah satu bek paling berbakat dalam permainan tetapi dia tidak terlalu dihargai.
Mungkin di Old Trafford, dia bisa membangun kembali reputasinya atau mungkin mantan pencari bakat Marcel Bout benar soal masalah kegendutan itu tadi. Hanya waktu yang akan menjawabnya. Namun, tampaknya cukup aneh untuk menilai seorang pemain sepak bola berdasarkan fisik ayahnya. Koplak!