Gilabola.com – Liverpool di bawah pelatih baru mereka, Arne Slot, tengah menjadi bahan diskusi menarik di kalangan pencinta sepak bola. Sejak kedatangan Slot, pendekatan yang lebih sabar dan terkendali dalam permainan mulai diterapkan.
Namun, gaya ini tidak lepas dari kritik. Salah satu komentator di radio bahkan menyebut permainan Liverpool saat ini membosankan jika dibandingkan dengan era manajer sebelumnya, Jurgen Klopp.
Secara statistik, sulit membenarkan pernyataan itu. Liverpool telah mencatat rekor sempurna di fase grup Liga Champions dengan tujuh kemenangan dari tujuh laga.
Di Premier League, The Reds unggul enam poin di puncak klasemen dengan satu laga tersisa. Selain itu, mereka berada di semifinal Piala Liga Inggris dan masih berpeluang di Piala FA.
Pendukung yang menyaksikan kemenangan Liverpool atas Real Madrid dengan skor 2-0, atau kemenangan besar 6-3 atas Tottenham, mungkin akan kesulitan menerima anggapan bahwa tim kesayangan mereka bermain membosankan.
Kemenangan dramatis 2-1 melawan Brentford di Premier League, di mana gol penentu datang di menit ke-91 di mana Darwin Nunez mencetak brace, juga menjadi momen yang sulit dilupakan.
Pembelaan Arne Slot
Dalam wawancara pekan lalu, Slot mengungkapkan bahwa gaya bermain Liverpool di bawah arahannya bertujuan untuk lebih terkendali. Dia memberikan contoh saat laga melawan Lille, di mana ayahnya, seorang fabs sepak bola, menyatakan bahwa permainan Liverpool tidak semenarik biasanya.
Slot menjelaskan bahwa kesabaran dalam bermain mengurangi risiko kehilangan bola, terutama saat menghadapi lawan dengan pertahanan yang solid.
“Nottingham Forest, misalnya, sangat berbahaya jika Anda memainkan bola yang ceroboh,” ujar Slot. Dia menyebut gaya bermain tersebut sebagai “bola bodoh,” yang menurutnya harus dihindari untuk menjaga keseimbangan antara menyerang dan bertahan.
Meski begitu, perubahan ini memiliki konsekuensi. Menurut data Opta, kecepatan serangan Liverpool di bawah Slot menurun menjadi rata-rata 1,75 meter per detik, dibandingkan 1,93 meter per detik di era Jurgen Klopp. Waktu penguasaan bola dalam satu serangan juga meningkat menjadi 11,7 detik, sedikit lebih lama dibandingkan sebelumnya.
Namun, pendekatan ini membawa hasil positif. Slot mencatat 26 kemenangan dari 33 pertandingan pertamanya bersama Liverpool, menciptakan peluang nyata untuk meraih Quadruple—prestasi yang belum pernah dicapai sebelumnya.
Taktik Efisien
Perbandingan sering kali muncul dengan gaya bermain Pep Guardiola di Manchester City. Guardiola, yang dikenal sebagai salah satu pelatih terbaik di dunia, juga telah mengubah pendekatan timnya menjadi lebih pragmatis dalam beberapa musim terakhir.
Ketika City memenangkan Liga Champions pada 2023 dengan skor 1-0 melawan Inter Milan, banyak yang menilai gaya bermain mereka lebih terukur dibandingkan sebelumnya.
Sementara itu, Mikel Arteta di Arsenal juga mengadopsi pendekatan serupa, menggunakan formasi defensif yang lebih solid untuk menjaga keseimbangan tim. Meski demikian, kritik tetap muncul dari berbagai arah, termasuk di media sosial, di mana fans sering mempertanyakan keputusan-keputusan pelatih.
Fenway Sports Group, pemilik Liverpool, juga tidak luput dari kritik terkait kebijakan transfer pemain. Beberapa fans menilai tim membutuhkan tambahan pemain baru untuk memperkuat upaya mereka dalam meraih trofi.
Pendekatan Slot yang lebih terukur memang berbeda dari era Klopp yang penuh dengan intensitas dan pressing tinggi. Namun, hasil yang dicapai Liverpool sejauh ini menunjukkan bahwa pendekatan tersebut memiliki keunggulannya sendiri. Mungkin, sepak bola di era modern tidak selalu tentang hiburan, tetapi juga tentang efisiensi dan hasil akhir.