Site icon Gilabola.com

Arsenal Bukan Pesaing Serius Untuk Gelar Tanpa Striker Tajam di Depan Gawang

Kai Havertz ditenangkan Martin Odegaard usai kegagalan penalti di Piala FA

Gilabola.comArsenal menghadapi tantangan besar dalam usahanya meraih trofi musim ini, terutama setelah performa kurang memuaskan dari beberapa pemain kunci, termasuk Kai Havertz.

Mikel Arteta, manajer Arsenal, lebih memprioritaskan pengendalian permainan dan daya juang tim, namun pendekatan ini tampaknya mengurangi ketajaman serangan mereka.

Penampilan Havertz di Emirates melawan Manchester United menjadi sorotan negatif. Kesalahan yang dibuatnya dalam adu penalti menambah daftar kekeliruannya selama pertandingan, termasuk dua peluang emas yang terlewatkan dan sebuah aksi diving yang dinilai buruk.

Keadaan ini menimbulkan kekhawatiran di kalangan pendukung Arsenal, yang mulai meragukan kemampuan tim untuk bersaing memperebutkan gelar tanpa penyerang tengah yang lebih efektif.

Walaupun Havertz tetap menjadi pencetak gol terbanyak Arsenal di Premier League musim ini, dengan tujuh gol, kesalahannya dalam pertandingan tersebut sangat mencolok.

Pendukung United mungkin melihat kegagalan Havertz dari titik penalti sebagai bentuk karma, tetapi bagi para pendukung Arsenal, itu adalah tanda bahwa tim mereka membutuhkan perbaikan signifikan di lini depan.

Dalam pertandingan melawan Manchester United yang berakhir imbang 2-2 sebelum adu penalti, Arsenal menciptakan banyak peluang namun hanya mampu mencetak satu gol.

Arteta harus menghadapi kenyataan bahwa timnya kesulitan menyelesaikan peluang, dengan Havertz menjadi penyebab utama pada kesempatan tersebut. Statistik menunjukkan bahwa Havertz memiliki ekspektasi gol sebesar 1,98, namun dia gagal mencetak gol dari peluang tersebut.

Selain itu, Arsenal harus berurusan dengan absennya beberapa pemain kunci seperti Gabriel Jesus, Bukayo Saka, Ben White, dan Ethan Nwaneri karena cedera. Absennya mereka semakin memperparah situasi tim yang sedang berjuang untuk kembali ke jalur kemenangan.

Dalam dua pertandingan terakhir di kandang, Arsenal hanya mampu mencetak satu gol dari 49 peluang yang diciptakan, yang menunjukkan kebutuhan mendesak untuk meningkatkan efektivitas di depan gawang.

Keputusan Arteta untuk merekrut gelandang Mikel Merino dan bek kiri Ricardo Calafiori musim panas lalu, alih-alih seorang penyerang, kini dipertanyakan. Pilihan untuk mengutamakan pengendalian permainan tampaknya membuat Arsenal kehilangan agresivitas mereka di lini depan.

Hal ini terlihat jelas dalam pertandingan melawan United, di mana serangan Arsenal tampak melambat dan kehilangan kecepatan setiap kali mereka mendekati kotak penalti lawan.

Tantangan yang dihadapi Arsenal semakin berat dengan jadwal yang padat, termasuk derby London utara yang akan datang. Kondisi fisik dan mental para pemain terlihat mulai menurun, seperti yang dialami Jorginho yang harus ditarik keluar karena kram sebelum adu penalti melawan United.

Dengan situasi ini, Arteta harus menemukan cara untuk mengembalikan semangat tim dan meningkatkan performa mereka di lapangan, khususnya tingkat klinis dalam menyelesaikan peluang di depan gawang.

Perjuangan Arsenal musim ini tidak hanya menggambarkan kesulitan individual pemain seperti Havertz, tetapi juga mencerminkan tantangan kolektif yang dihadapi tim dalam upaya mereka untuk kembali menjadi penantang serius di Premier League dan kompetisi lainnya.

Exit mobile version