Arsenal Juara Premier League Periode Natal Lagi, Tapi Ujian Berat Baru Saja Dimulai

Gilabola.comArsenal kembali memuncaki klasemen Liga Inggris saat Natal usai menang tipis 1-0 atas Everton, namun performa mereka menimbulkan banyak pertanyaan terkait konsistensi, ketajaman, dan momentum.

Gol penalti Viktor Gyökeres menjadi penentu kemenangan dalam laga yang berjalan berat, sementara Manchester City terus menempel ketat dengan performa yang semakin stabil. Situasi ini membuat posisi Arsenal di puncak belum tentu bermakna besar jika tren permainan tidak segera membaik.

Kemenangan di Goodison Park datang hanya beberapa jam setelah Manchester City merebut puncak klasemen sementara. Arsenal mampu merespons tekanan tersebut dengan hasil positif, meski jalannya pertandingan menunjukkan bahwa tiga poin diraih lebih karena ketahanan mental ketimbang dominasi permainan.

Gol semata wayang Arsenal tercipta melalui penalti di babak pertama akibat handball Jake O’Brien. Setelah itu, Leandro Trossard dan Martín Zubimendi sempat mengenai tiang gawang, namun selebihnya Arsenal kesulitan mengembangkan permainan menyerang yang rapi dan mengalir.

Kondisi ini mengingatkan pada kemenangan pekan sebelumnya melawan Wolverhampton Wanderers. Dalam laga tersebut, Arsenal juga menang 2-1 dengan cara yang tidak meyakinkan, bahkan gol penentu datang dari gol bunuh diri di masa tambahan waktu.

Arsenal Menang, Tapi Tidak Meyakinkan

Kurang dari sebulan lalu, situasinya sangat berbeda bagi Arsenal. Kemenangan besar 4-1 atas Tottenham Hotspur membuat mereka unggul enam poin di puncak klasemen dan terlihat lebih siap dibanding para pesaingnya, termasuk Manchester City dan Liverpool yang sempat terpeleset.

Pada fase tersebut, tim asuhan Mikel Arteta sedang berada dalam rangkaian 10 kemenangan beruntun di semua kompetisi. Kepercayaan diri tinggi dan produktivitas gol membuat Arsenal tampak lebih matang dibanding musim-musim sebelumnya.

Namun, gambaran itu kini mulai berubah. Arsenal hanya bermain imbang melawan Chelsea, kalah dari Aston Villa, lalu meraih dua kemenangan tipis melalui dua gol bunuh diri dan satu penalti. Pola ini menimbulkan tanda tanya besar soal ketajaman dan kreativitas.

Sisi positifnya, Arsenal tetap mampu menang saat performa menurun. Ketahanan fisik dan mental dalam kondisi sulit sering kali menjadi ciri tim juara, dan hal tersebut masih terlihat pada skuad Arteta.

Di sisi lain, tafsir negatif juga tidak bisa diabaikan. Arsenal terlihat mulai merasakan tekanan persaingan gelar, tepat ketika Manchester City kembali menemukan ritme terbaiknya bersama Pep Guardiola.

Manchester City mencatat lima kemenangan beruntun di liga, mencetak 11 gol tanpa kebobolan dalam empat laga terakhir. Catatan itu menjadi ancaman nyata bagi Arsenal, terutama karena City memiliki pengalaman panjang dalam situasi perebutan gelar.

Arteta sendiri menegaskan bahwa timnya tidak terlalu memikirkan hasil Manchester City. Dia menilai fokus Arsenal sepenuhnya tertuju pada performa sendiri dan memahami betapa panjang serta beratnya kompetisi Liga Inggris.

Menurut dia, margin kemenangan atas Everton seharusnya bisa lebih besar, namun yang terpenting adalah terus belajar sambil tetap mengumpulkan kemenangan. Pendekatan ini dianggap penting untuk menjaga stabilitas tim sepanjang musim.

Arsenal juga diyakini tidak akan terlalu membesar-besarkan status juara Natal. Dalam dua musim terakhir saat berada di posisi yang sama, mereka justru gagal mempertahankan konsistensi hingga akhir dan harus mengakui keunggulan Manchester City.

Secara psikologis, kemenangan di Everton tetap penting. Arsenal mampu menahan tekanan setelah mengetahui City lebih dulu menang, sekaligus membuktikan bahwa mereka masih sanggup bertahan di situasi sulit.

Namun sejarah juga memberi beban tersendiri. Arsenal sudah dua kali merasakan pahitnya kalah dalam perburuan gelar melawan Manchester City, dan pengalaman itu kini kembali membayangi perjalanan mereka.

Pendapat Kami:

Arsenal memang pantas berada di puncak saat Natal, tetapi performa belakangan menunjukkan tanda-tanda kelelahan ide dan ketajaman. Jika situasi ini terus berlanjut sementara Manchester City semakin stabil, posisi teratas hanya akan menjadi catatan sementara, bukan fondasi kuat menuju gelar juara.

SebelumnyaPrediksi PSM Makassar vs Malut United: Hati-Hati Juku Eja! Kie Raha Tekad Balas Dendam
SelanjutnyaPrediksi Persib Bandung vs Bhayangkara FC: Skuad Maung Yakin Kembali ke Jalur Kemenangan