
Gilabola.com – Arsenal berhasil mengamankan kemenangan 2-1 atas Wolves di Emirates Stadium, tetapi hasil tersebut dibarengi banyak catatan penting yang mencakup performa kurang meyakinkan, kebiasaan buruk yang kembali muncul, serta sorotan terhadap kondisi Viktor Gyokeres.
Gol penentu di menit akhir menyelamatkan posisi Arsenal di puncak klasemen, namun jalannya laga memperlihatkan masalah struktural yang diakui langsung oleh Mikel Arteta. Di tengah jadwal padat yang menanti, kemenangan ini memberi kelegaan sekaligus peringatan serius.
The Gunners datang ke laga ini dengan beban hasil imbang melawan Chelsea dan Aston Villa. Menghadapi tim juru kunci liga di kandang sendiri, Arsenal justru tampil di bawah standar dan kesulitan menciptakan dominasi yang seharusnya terlihat sejak awal.
Kebuntuan baru terpecahkan pada menit ke-70 setelah kesalahan kiper Wolves, Sam Johnstone, yang gagal mengamankan bola dari situasi sepak pojok Bukayo Saka.
Gol tersebut seharusnya memberi ketenangan, tetapi Arsenal justru mengendur dan membiarkan lawan perlahan mengambil inisiatif. Situasi ini menjadi awal dari fase sulit di penghujung laga.
Petaka hampir terjadi ketika Tolu Arokodare menyamakan kedudukan lewat sundulan pada menit ke-90. Gol tersebut sempat membuat stadion terdiam dan menempatkan Arsenal di ambang kehilangan poin penting.
Beruntung bagi tuan rumah, Wolves kembali melakukan kesalahan fatal yang berujung gol bunuh diri tepat sebelum laga berakhir, ketika Yerson Mosquera salah sundul ke gawang sendiri.
Hasil tersebut memberi Arsenal ruang bernapas sebelum menghadapi Everton pada pertandingan berikutnya. Namun di balik tiga poin, performa tim memunculkan banyak pertanyaan, terutama terkait efektivitas lini depan dan konsistensi bertahan. Arteta menyadari bahwa kemenangan semacam ini tidak bisa terus dijadikan kebiasaan.
Gyokeres dan Persaingan Lini Depan
Viktor Gyokeres kembali menjadi sorotan setelah tampil sebagai starter namun gagal memberi dampak nyata. Striker berusia 27 tahun tersebut baru pulih dari cedera yang didapatkan bulan lalu dan masih terlihat belum berada pada kondisi ideal.
Selama 81 menit bermain, kontribusinya minim dan peluang bersih sulit tercipta. Legenda klub Martin Keown pun menilai bahwa kondisi fisik Gyokeres masih belum sepenuhnya siap untuk memimpin lini serang.
Dia mengamati bahwa pergerakan Gabriel Jesus setelah masuk sebagai pemain pengganti justru memberi pengaruh besar terhadap terciptanya gol kemenangan. Menurut penilaiannya, pergerakan tanpa bola Jesus membuat pertahanan lawan berada dalam tekanan konstan.
Keown juga berpandangan bahwa situasi ini menjadi bahan pertimbangan serius bagi Arteta. Persaingan di posisi penyerang tengah kembali terbuka, dan Gyokeres tidak lagi berada di posisi aman sebagai pilihan utama.
Kebiasaan Buruk yang Kembali Terulang
Arteta tidak menutupi kekecewaannya setelah pertandingan terkait sikap timnya yang terlalu pasif usai mencetak gol. Dia menilai Arsenal sempat bertahan terlalu dalam selama beberapa menit, sebuah kebiasaan defensif yang dinilainya buruk dan tidak sesuai dengan standar tim.
Menurut Arteta, sebelum gol penyama kedudukan terjadi, Arsenal sama sekali tidak menghadapi ancaman berarti. Namun pada momen pertama ketika konsentrasi menurun, gawang langsung kebobolan.
Dia menganggap hal ini sebagai gambaran kerasnya Premier League, di mana kesalahan kecil bisa langsung dihukum. Arteta juga menekankan bahwa Arsenal tidak seharusnya bergantung pada momen individual atau situasi kacau untuk memenangkan pertandingan.
Dia menilai margin kemenangan seharusnya bisa lebih besar jika tim bermain lebih disiplin dan konsisten sepanjang laga. Evaluasi ini menjadi penting menjelang rangkaian pertandingan berat.
Pendapat Kami
Ketergantungan pada gol-gol akhir dan menurunnya disiplin setelah unggul adalah tanda bahaya yang tidak bisa diabaikan. Jika Arteta tidak segera membenahi kebiasaan ini dan menentukan peran striker secara tegas, tekanan akan semakin besar ketika menghadapi lawan yang kualitasnya lebih tinggi.
