Gilabola.com – Mikel Arteta menghadapi tekanan besar menjelang laga Arsenal melawan Newcastle United di Premier League. Kritik terhadap pendekatan taktiknya yang dianggap terlalu berhati-hati semakin keras terdengar, terutama setelah gagal memanfaatkan peluang untuk mengalahkan Liverpool dan Manchester City.
Banyak fans menilai bahwa Arsenal butuh keberanian lebih, dengan memainkan Eberechi Eze dan Bukayo Saka sejak awal agar bisa kembali bersaing dalam perebutan gelar juara Liga Inggris musim ini.
Arteta memang sukses membangun kembali Arsenal sejak menggantikan Unai Emery pada 2019. Dia membawa tim meraih Piala FA di awal masa jabatannya dan mengantarkan klub ke semifinal Liga Champions, disertai tiga musim finis sebagai runner-up Premier League.
Namun, satu gelar besar dalam enam tahun dinilai tidak cukup, apalagi dengan investasi besar yang sudah digelontorkan manajemen. Musim ini, Arsenal sudah tertinggal dalam pacuan gelar, membuat gaya bermain Arteta yang cenderung konservatif kembali dipertanyakan.
Kritik dari Kekalahan Penting
Pertandingan melawan Liverpool di Anfield menjadi sorotan utama. Meski Arsenal sempat menguasai jalannya laga di babak pertama, perubahan berani yang dilakukan Arne Slot di kubu Liverpool justru membuat tim tuan rumah menguasai permainan.
Dominik Szoboszlai kemudian mencetak gol penentu, dan pengamat seperti Gary Neville menyebut Liverpool memiliki keyakinan menang yang tidak dimiliki Arsenal. Menurutnya, Arsenal terlihat hanya ingin menghindari kekalahan, bukan mengejar kemenangan.
Tekanan semakin bertambah setelah laga melawan Manchester City di Emirates. Wayne Rooney menilai bahwa Arteta kini harus memenangi trofi besar karena sudah memiliki skuad yang lengkap.
Arsenal memang mendominasi penguasaan bola hingga 66 persen, tetapi tidak mampu menciptakan ancaman berarti sampai menit-menit akhir. Jamie Carragher bahkan menyebut babak pertama melawan City sebagai 45 menit yang terbuang percuma karena minim keberanian menyerang.
Perdebatan Pemilihan Pemain
Kritik juga mengarah pada keputusan Arteta yang sering mencadangkan Eberechi Eze. Gelandang kreatif itu terbukti mampu memberi dampak instan, seperti saat membantu terciptanya gol penyama kedudukan melawan Manchester City. Namun, Arteta tetap menilai pilihannya sudah tepat karena ingin menjaga keseimbangan tim.
Roy Keane menilai sebaliknya, dengan menyebut Arteta terlalu berhati-hati dan tidak berani berjudi seperti manajer legendaris yang hanya fokus pada kemenangan.
Ke depan, laga melawan Newcastle United dianggap ujian penting bagi Arteta. Dengan Martin Odegaard masih belum siap tampil penuh, kombinasi Bukayo Saka, Eze, Gabriel Martinelli, dan Viktor Gyokeres diyakini bisa memberikan daya gedor besar sejak menit pertama.
Ditambah dengan jadwal Liga Champions yang relatif ringan melawan Olympiacos, alasan untuk tidak memainkan Eze dan Saka dari menit pertama dinilai semakin tipis.
Jika Arsenal kembali melewatkan kesempatan besar untuk menunjukkan keberanian, Arteta akan semakin sulit membantah anggapan bahwa dirinya masih menahan laju tim dengan pendekatan yang terlalu defensif.
Pertandingan melawan Newcastle bisa menjadi penentu arah Arsenal dalam perburuan gelar sepak bola musim ini, dan kekalahan Liverpool dari Palace harus jadi motivasi tambahan untuk bisa meraih kemenangan dan tidak melewatkan peluang di sini.