Gilabola.com – Ruben Amorim, manajer asal Portugal yang kini bersiap mengambil alih Manchester United, akan membawa perubahan signifikan untuk klub yang berambisi kembali ke puncak kejayaan Premier League. Dengan jejak suksesnya bersama Sporting CP, Amorim memiliki rekam jejak mumpuni dalam mengubah tim yang kurang stabil menjadi juara.
Pada 2020, dia mengasuh Sporting CP yang tengah mengalami masa sulit dan berhasil mengantarkan klub tersebut ke puncak liga setelah 18 tahun tanpa gelar, meski saat itu Amorim baru memiliki pengalaman manajerial dua bulan di kasta tertinggi Portugal.
Berdasarkan pengalamannya, ada tiga area utama di mana Ruben Amorim diyakini akan membuat perubahan besar di Old Trafford.
1. Pendekatan Taktik 3-4-2-1
Sebagai salah satu pelatih yang menerapkan formasi tiga bek di awal kariernya, Amorim sangat mengandalkan pendekatan taktik 3-4-2-1. Di Sporting, dia menggunakan taktik ini dengan fleksibilitas yang memungkinkannya beradaptasi dengan berbagai situasi.
Taktik ini seringkali bisa berubah menjadi 3-4-3 dengan dua pemain sayap atau 3-5-2 di beberapa pertandingan. Namun, pondasi tiga bek selalu menjadi dasar permainan Sporting di bawah asuhan Amorim.
Jika dia menerapkan taktik yang sama di Manchester United, Lisandro Martinez bisa ditempatkan di sisi kiri pertahanan, sementara Diogo Dalot atau Noussair Mazraoui dapat menjadi opsi di sisi kanan untuk mendukung sayap.
Ruben Amorim biasanya menggunakan dua gelandang yang dinamis dan kreatif untuk mendukung permainan dari tengah. Di United, Kobbie Mainoo bisa diproyeksikan mengisi salah satu peran ini, mendampingi pemain dengan pengalaman seperti Bruno Fernandes atau Mason Mount yang memiliki kemampuan untuk menjadi playmaker.
2. Percaya Pemain Muda
Ruban Amorim adalah manajer yang sangat menghargai bakat muda dan bisa membantu mereka. Di Sporting CP, dia berhasil mengembangkan talenta muda meskipun klub dalam keadaan sulit.
Beberapa pemain muda yang diasuhnya, seperti Matheus Nunes dan Nuno Mendes, kini bermain di klub besar Eropa, dan nama mereka sudah menjadi incaran klub-klub elite. Pendekatan ini membuat Sporting berhasil bersaing di liga domestik sambil tetap menghasilkan keuntungan dari transfer pemain.
Di Manchester United, Amorim dapat melanjutkan pendekatan ini dengan mengembangkan pemain muda seperti Alejandro Garnacho, Kobbie Mainoo, dan Amad Diallo, sembari melirik bakat-bakat muda lainnya yang belum terpanggil untuk membuktikan diri.
Meskipun Manchester United tidak sepenuhnya bergantung pada akademi seperti Sporting, investasi dalam pengembangan bakat muda di dalam klub bisa memberikan dampak jangka panjang yang positif, sekaligus menghemat pengeluaran untuk mendatangkan pemain bintang di masa depan. Filosofi ini akan membantu Amorim memperkuat skuad United tanpa harus melakukan pembelian besar-besaran di pasar transfer.
3. Menjaga Penguasaan Bola
Gaya permainan Sporting yang dipimpin Amorim sangat mengutamakan penguasaan bola. Timnya terkenal dengan pendekatan yang hati-hati dan efektif dalam mengendalikan jalannya pertandingan, di mana mereka rata-rata menguasai 60 persen bola setiap pertandingan.
Amorim juga dikenal dengan gaya permainan yang minim risiko, di mana Sporting lebih mengandalkan umpan pendek yang akurat, dengan persentase keberhasilan mencapai 84,1 persen dalam pertandingan liga.
Jika Amorim menerapkan pendekatan ini di United, permainan akan lebih terorganisir dan mendominasi penguasaan bola, terutama di lapangan tengah. Strategi ini bisa sangat cocok untuk kiper United, Andre Onana, yang memiliki kemampuan distribusi bola yang baik dari belakang.
Selain itu, gaya permainan ini juga akan meningkatkan kerja sama di antara para pemain United dalam menggerakkan bola dari lini belakang hingga ke depan dengan umpan-umpan pendek. Hal ini akan mengurangi frekuensi kehilangan bola di area berbahaya dan memperbesar peluang United untuk mencetak gol melalui penguasaan yang terukur.
Selain menguasai bola, Ruben Amorim juga mendorong timnya untuk menekan lawan di sepertiga atas lapangan agar segera merebut bola kembali. Strategi ini akan membuat United lebih aktif dalam menyerang dan menekan lawan, sebuah perubahan yang signifikan dari pendekatan Erik ten Hag yang lebih sering mengandalkan serangan balik.