Gilabola.com – Florian Wirtz kembali menjadi bahan perdebatan setelah Bayern Munchen menuding Liverpool melanggar janji terkait nomor punggung 10, meski sang pemain sudah lama membantah pernah menuntut nomor tersebut, sementara performanya bersama The Reds perlahan membaik dan justru menegaskan bahwa isu lama ini tidak memengaruhi perannya di lapangan.
Liverpool mendatangkan Wirtz dari Bayer Leverkusen pada musim panas dengan nilai transfer yang bisa mencapai Rp 1,6 Triliun. Kedatangannya dianggap sebagai salah satu langkah besar klub dalam membangun ulang lini serang dan kreativitas tim.
Pada awal pramusim, Wirtz sempat mengenakan nomor 58 sebagai nomor sementara. Setelah Luis Diaz pindah ke Bayern Munchen, Liverpool kemudian memberikan nomor tujuh kepada pemain asal Jerman tersebut.
Nomor tujuh memiliki sejarah panjang di Liverpool dan dianggap sebagai salah satu nomor paling prestisius. Meski begitu, pembahasan soal nomor 10 tetap terus muncul, khususnya di media Jerman.
Isu tersebut sebenarnya sudah pernah ditepis langsung oleh Wirtz pada musim panas. Saat itu, dia menyampaikan bantahan tegas melalui media sosial terkait kabar bahwa dia meminta nomor 10.
Wirtz menegaskan bahwa dirinya menghormati pemain lain dan meminta publik tidak langsung percaya pada semua pemberitaan. Pernyataan itu sekaligus meredam spekulasi yang sempat berkembang luas.
Beberapa waktu kemudian, Wirtz dan Alexis Mac Allister bahkan menanggapi isu tersebut secara santai dalam sebuah iklan sponsor klub. Keduanya menggunakan pendekatan humor untuk menyinggung rumor yang beredar.
Klaim Bayern yang Kembali Dipersoalkan
Empat bulan setelah isu tersebut mereda, Bayern Munchen justru kembali mengungkit persoalan nomor punggung. Klub asal Jerman itu disebut kecewa karena Wirtz menolak bergabung dan memilih Liverpool.
Presiden kehormatan Bayern, Uli Hoeness, menilai bahwa Arne Slot tidak menepati janji kepada Wirtz. Dia mengklaim Liverpool sempat menjanjikan nomor 10 dan pembangunan tim di sekitar sang pemain.
Hoeness juga menyebut bahwa peran Wirtz di Liverpool tidak sebesar saat di Leverkusen. Dia merasa sang gelandang tidak terlalu dilibatkan dan kerap mendapat penilaian negatif ketika melakukan kesalahan kecil.
Pernyataan tersebut memicu reaksi karena dianggap mengabaikan fakta bahwa Wirtz sendiri sudah membantah isu nomor punggung sejak awal. Tuduhan itu pun dinilai tidak berdasar oleh banyak pihak.
Direktur olahraga Bayern, Max Eberl, turut angkat bicara mengenai keputusan Wirtz. Dia menjelaskan bahwa Bayern sudah bersikap terbuka soal nomor 10 yang diprioritaskan untuk Jamal Musiala.
Eberl menyampaikan bahwa Bayern sangat ingin merekrut Wirtz dan menilai sang pemain cocok dengan klub. Namun pada akhirnya, Wirtz memilih Liverpool dan keputusan itu dihormati.
Performa Wirtz di Liverpool
Terlepas dari polemik, Wirtz memang sempat mengalami awal musim yang tidak mulus di Anfield. Cedera setelah jeda internasional November sempat menghambat ritme permainannya.
Namun dalam beberapa pekan terakhir, performanya mulai menunjukkan peningkatan signifikan. Kontribusinya di lapangan semakin konsisten dan perannya dalam permainan Liverpool terlihat lebih jelas.
Arne Slot pun memberikan penilaian positif setelah kemenangan Liverpool atas Brighton. Pelatih tersebut menilai Wirtz semakin nyaman menguasai bola dan terus berkembang dari pertandingan ke pertandingan.
Slot juga menekankan bahwa kerja keras tim dalam beberapa bulan terakhir mulai terlihat dari performa individu pemain. Wirtz disebut sebagai salah satu contoh paling jelas dari proses tersebut.
Peningkatan performa ini justru membuat komentar Bayern terdengar semakin janggal. Alih-alih membahas permainan, fokus justru diarahkan ke isu lama yang sudah pernah dibantah sang pemain.
Pendapat Kami
Menurut kami, tudingan Bayern Munchen soal nomor 10 lebih mencerminkan kekecewaan karena gagal merekrut Florian Wirtz, sebab fakta menunjukkan sang pemain sejak awal tidak menjadikan nomor punggung sebagai syarat, dan performanya di Liverpool kini perlahan membuktikan bahwa keputusan pindah ke Merseyside didasarkan pada proyek sepak bola, bukan janji simbolis semata.

