Belajar dari Pengalaman, Mikel Arteta Masih Optimis Bisa Kejar Liverpool di Puncak Klasemen

Gila BolaArsenal kini berada sembilan poin di belakang Liverpool setelah menjalani 12 pertandingan Premier League, tetapi Mikel Arteta tetap optimis terhadap peluang timnya untuk bersaing dalam perburuan gelar musim ini.

Menurut Arteta, pengalaman sebelumnya saat Arsenal memimpin klasemen selama 248 hari pada musim 2022/2023 tanpa berhasil meraih gelar memberikan pelajaran penting.

Juru taktik Spanyol itu menekankan bahwa menjadi pemimpin klasemen sepanjang musim tidak menjamin kesuksesan, karena berbagai faktor dapat mengubah hasil kapan saja.

Arteta mengingatkan bahwa mempertahankan posisi teratas dalam waktu lama sangat sulit. Dia menjelaskan bahwa hasil pertandingan bisa berubah drastis akibat cedera, keputusan pertandingan, atau faktor lain yang di luar kendali tim.

Dalam situasi seperti itu, satu-satunya hal yang bisa dilakukan adalah memberikan performa terbaik di setiap kesempatan. Menurutnya, Arsenal harus mendekati kesempurnaan jika ingin menggulingkan Liverpool dari posisi mereka saat ini.

Pelatih asal Spanyol itu juga menyoroti pentingnya menjaga konsistensi penampilan dan ketersediaan pemain dalam skuad. Dia menilai bahwa dengan jadwal Arsenal yang didominasi pertandingan di London, timnya memiliki peluang besar untuk membangun momentum.

Dua kemenangan terakhir melawan Nottingham Forest dan Sporting Lisbon dinilai telah memberikan dorongan semangat bagi skuad The Gunners. Arteta menegaskan bahwa kemenangan dapat meningkatkan energi dan kepercayaan diri tim, tetapi kunci utamanya adalah mempertahankan konsistensi.

Arteta menolak mengaitkan karakter timnya dengan kemenangan semata. Ia menilai bahwa Arsenal menunjukkan karakter kuat bahkan saat kalah melawan Inter dan Chelsea, di mana timnya bermain lebih baik tetapi tidak mendapatkan hasil yang diinginkan.

Menurutnya, keberhasilan Arsenal dalam pertandingan-pertandingan mendatang tergantung pada efisiensi dalam permainan dan kemampuan untuk memenangkan laga penting.

Di sisi lain, Arteta juga menyampaikan simpati kepada para kolega pelatihnya, termasuk Jurgen Klopp yang baru saja meninggalkan Liverpool dan Pep Guardiola yang mengalami tekanan berat setelah kemerosotan performa Manchester City.

Dia mengakui bahwa kekalahan dalam sepak bola sangat menyakitkan dan dapat membuatnya frustrasi. Namun, dia melihat setiap kekalahan sebagai peluang untuk belajar dan berkembang.

Arteta menjelaskan bahwa industri sepak bola sangat kejam, di mana pelatih sering kali hanya dinilai berdasarkan hasil pertandingan. Dia menegaskan bahwa tekanan dalam pekerjaan ini adalah bagian dari proses, dan sebagai pelatih, dia harus bisa menikmatinya meski penuh tantangan.

Kekalahan, baginya, bukan hanya soal kehilangan poin, tetapi juga tentang upaya dan energi yang tidak membuahkan hasil. Namun, dia tetap berkomitmen untuk terus memperbaiki timnya dan mencari solusi di setiap kesempatan.