Site icon Gilabola.com

Belum Selesai ‘Kasus 115’, Manchester City Hadapi Pertarungan Hukum Premier League Lainnya

Manchester City hadapi masalah hukum Premier League

Gilabola.comManchester City tengah menghadapi tantangan besar dalam pertarungan hukum mereka terkait aturan transaksi pihak terkait (APT) yang diberlakukan oleh Premier League.

Menurut beberapa sumber yang dilaporkan oleh Football Insider, klub yang telah meraih gelar juara Premier League tersebut tampaknya menghadapi kemungkinan kerugian besar dalam kasus ini, meskipun terdapat klaim kemenangan sebagian.

Manchester City telah menggugat badan pengurus Premier League terkait aturan APT yang saat ini berlaku, dengan klub menyatakan bahwa aturan tersebut dianggap “melanggar hukum.”

Sidang arbitrase atas kasus ini telah berlangsung secara tertutup pada bulan Juni, dengan panel independen yang memimpin persidangan. Pada tanggal 26 September, The Times melaporkan bahwa pengacara yang mewakili kedua belah pihak telah diberitahu tentang keputusan yang dihasilkan dari persidangan tersebut.

Laporan dari surat kabar tersebut mengindikasikan bahwa City tampaknya telah memenangkan sebagian dari kasus ini. Salah satu indikasinya adalah pembatalan pemungutan suara pada pertemuan penting Premier League yang berkaitan dengan amandemen aturan APT.

Jika aturan tersebut dilonggarkan, klub-klub Premier League dapat lebih bebas menyetujui kesepakatan sponsor tanpa pembatasan signifikan, yang berarti potensi peningkatan pendapatan yang bisa mereka gunakan dalam kerangka aturan Profit and Sustainability Rules (PSR).

Namun, sumber-sumber yang dihubungi oleh Football Insider mengungkapkan bahwa meskipun tampak ada keberhasilan bagi Manchester City, hasil nyata dari kasus ini mungkin hanya menghasilkan perubahan kecil pada aturan APT.

Fakta bahwa belum ada perubahan signifikan pada buku panduan aturan Premier League menunjukkan bahwa dampak dari keputusan ini mungkin tidak sebesar yang diharapkan.

Lebih jauh lagi, keputusan dari sidang arbitrase ini mungkin tidak akan pernah dipublikasikan secara resmi. Premier League telah menggunakan sistem APT sejak 2021 untuk menilai nilai pasar wajar dalam kesepakatan komersial.

Alat ini digunakan untuk mengontrol nilai transaksi sponsorship yang terkait dengan klub-klub Premier League, seperti Manchester City, yang memiliki beberapa kesepakatan dengan perusahaan yang terkait dengan grup kepemilikan mereka di Abu Dhabi.

Empat dari sepuluh kesepakatan komersial terbesar Manchester City, termasuk hak penamaan stadion dan sponsor kaus dengan Etihad Airways, melibatkan perusahaan yang memiliki hubungan dengan grup tersebut.

Peningkatan pendapatan komersial City sejak pengambilalihan pada 2008 hingga 2023 mencapai angka signifikan, dari Rp 425 Milyar menjadi Rp 6,9 Trilyun. Lonjakan pendapatan ini menjadi sorotan dalam investigasi terkait pelanggaran aturan financial fair play (FFP).

Selain kasus APT, Manchester City juga tengah terlibat dalam pertempuran hukum lainnya. Pada Februari 2023, Premier League menuduh City melanggar aturan FFP sebanyak 115 kali dalam periode sembilan tahun.

Sidang terkait kasus ini dimulai pada 16 September dan dijadwalkan berlangsung selama 10 minggu karena tingkat kerumitan masalahnya. Namun, pakar keuangan Stefan Borson menyatakan bahwa kasus ini kemungkinan tidak akan mencapai kesimpulan penuh hingga akhir 2025, terutama jika terdapat banding atas keputusan yang diambil.

Dengan tantangan hukum yang masih berjalan, Manchester City berada dalam posisi yang cukup sulit, terutama dalam menghadapi peraturan keuangan yang ketat di Premier League.

Hasil dari kasus ini akan memberikan dampak besar terhadap bagaimana klub-klub Premier League menjalankan kesepakatan komersial di masa mendatang serta pengelolaan keuangan mereka. Sementara itu, City harus bersiap untuk kemungkinan dampak dari keputusan-keputusan yang diambil dalam beberapa bulan mendatang.

Exit mobile version