Gilabola.com – Di tengah berbagai rumor transfer dan dinamika tim, David Moyes mulai menunjukkan fleksibilitasnya di kursi manajer Everton.
Setelah lama dicap terlalu konservatif, sang pelatih asal Skotlandia kini dipaksa menghadapi realita bahwa Everton membutuhkan perubahan besar, khususnya di lini serang.
Dan untuk mewujudkannya, bukan tak mungkin Moyes akan mulai mempercayakan peran penting kepada pemain yang selama ini terpinggirkan.
Tarkowski Cedera, Pertahanan Everton Goyah!
Sejak bergabung secara gratis dari Burnley pada musim panas 2022, James Tarkowski menjadi pemain tak tergantikan di lini belakang Everton. Ia mencatat 109 penampilan berturut-turut di Premier League, sebuah rekor ketahanan fisik yang luar biasa.
Namun, rekor itu akhirnya terhenti saat menghadapi Manchester City, ketika Tarkowski harus keluar lapangan di menit ke-51 akibat cedera hamstring.
Padahal, di laga itu Tarkowski hampir saja membawa Everton unggul lewat sundulannya yang membentur tiang gawang Stefan Ortega. Begitu merasakan hamstring-nya bermasalah, Tarkowski langsung memberi isyarat ke bangku cadangan bahwa ia tak bisa melanjutkan pertandingan.
Moyes sebenarnya berharap cederanya Tarkowski tak langsung menyebabkan keruntuhan lini belakang Everton — sayangnya itu terjadi.
Michael Keane Gagal Maksimalkan Kesempatan
Michael Keane yang masuk menggantikan Tarkowski tampil dalam laga Premier League ke-250-nya.
Meski berpengalaman, Keane justru kesulitan menghadapi pergerakan cepat para pemain Manchester City. Keputusan Moyes memasukkan Keane secara logika bisa dimengerti sebagai pergantian sepadan, tapi performanya tak maksimal.
Melihat kondisi ini, muncul opsi untuk memberi kesempatan kepada Jake O’Brien, yang selama ini tampil cukup baik sebagai bek kanan darurat, untuk mengisi posisi di jantung pertahanan mendampingi Jarrad Branthwaite.
Everton Perlu Pembenahan Besar di Lini Depan
Jika di lini belakang Moyes masih punya opsi darurat, lini depan justru jadi masalah utama Everton musim ini. Klub yang dikenal memiliki sejarah panjang dengan striker-striker tajam ini, kini sangat membutuhkan sosok ujung tombak andalan.
Beto, yang sempat mencetak 5 gol dalam 4 pertandingan saat Dominic Calvert-Lewin cedera, kini telah melewati 7 pertandingan tanpa gol.
Situasi ini diperparah dengan buruknya performa Armando Broja, striker pinjaman dari Chelsea, yang terakhir kali mencetak gol di Premier League pada Oktober 2023.
Broja sendiri tak bisa tampil menghadapi Chelsea pekan depan, dan dengan performanya belakangan ini, kemungkinan besar ia juga bakal dicadangkan meskipun bisa bermain.
Youssef Chermiti, yang sempat dijanjikan kesempatan oleh Moyes, masih belum masuk skuad pertandingan dan juga belum mencetak satu pun gol di Inggris.
Everton Harus Cari Striker Baru Musim Panas Ini
Melihat situasi lini depan, sangat jelas bahwa prioritas utama Everton musim panas ini adalah mendatangkan striker berkualitas.
Moyes di masa lalu dikenal cukup berani soal urusan striker — ia pernah memecahkan rekor transfer Everton tiga kali berturut-turut saat merekrut James Beattie (£6 juta di 2005), Andrew Johnson (£8,6 juta di 2006), dan Ayegbeni Yakubu (£11,25 juta di 2007).
Dengan inflasi harga pemain saat ini, mendatangkan striker sekelas mereka di tahun 2025 jelas memerlukan dana jauh lebih besar.
Namun, Everton yang sebentar lagi pindah ke stadion baru dengan kapasitas terbesar dalam sejarah klub, wajib mendatangkan striker top demi memenuhi ekspektasi suporter.
Masalahnya, separuh klub Premier League — bahkan tim-tim papan tengah — kini juga memburu striker berkualitas untuk musim 2025/26. Persaingan bakal sangat ketat, dan Everton harus pintar-pintar dalam memilih.
Moyes Lebih Fleksibel dari Era Sean Dyche
Patut dicatat, Moyes saat ini jauh lebih adaptif dibandingkan Sean Dyche, yang sering dikritik fans Everton karena jarang memaksimalkan pemain cadangan.
Dyche kerap beralasan Pep Guardiola juga jarang melakukan pergantian, namun pendekatan permainan mereka sangat berbeda.
Sejak kembali ke Goodison Park, Moyes kini lebih aktif menggunakan lima pergantian pemain — tercatat dalam tiga dari empat pertandingan sejak jeda internasional, ia memakai seluruh jatah pergantian.
Meski demikian, Everton tetap mengalami penurunan bentuk permainan setiap kali melakukan pergantian, berbeda dengan City yang bisa langsung mengubah arah pertandingan lewat pemain-pemain seperti Mateo Kovacic, Jeremy Doku, hingga Manuel Akanji.