Biang Kehancuran Manchester United Itu Bernama Harry Kane dan Erik Ten Hag!

Gilabola.com – Jangan salah paham dulu yah, tapi memang benar, kesalahan terbesar Manchester United dalam sepuluh tahun terakhir disebut-sebut adalah kegagalan mendatangkan Harry Kane, sesuatu yang kini terus menghantui perjalanan klub di bawah kepemimpinan Erik ten Hag.

Kenapa bisa begitu? Begini penjelasannya …

Mimpi Besar yang Tak Pernah Jadi Nyata

Sejak lama, United bermimpi mendatangkan Harry Kane. Nama kapten timnas Inggris itu sudah ada di meja diskusi manajemen sejak 2017, ketika Ed Woodward menyebutnya sebagai “dream signing” alias transfer impian.

Upaya serius kembali muncul pada 2021 saat Kane ingin hengkang dari Tottenham, hingga akhirnya puncak keseriusan itu datang di musim panas 2023. Saat itu, Erik ten Hag menjadikan Kane target utama bursa transfer.

Namun, The Guardian melaporkan pada Juni 2023 bahwa United mundur dari negosiasi karena harga Kane dinilai terlalu tinggi.

Tottenham memasang banderol lebih dari £100 juta (sekitar Rp2 triliun), sementara United merasa itu tidak masuk akal untuk pemain yang mendekati usia 30 tahun dengan kontrak tinggal setahun lagi.

Daniel Levy, sang chairman Spurs, juga enggan melepas bintang utamanya ke rival Liga Inggris, sehingga semakin memperberat proses transfer.

Akhirnya, Kane justru terbang ke Jerman untuk bergabung dengan Bayern Munchen seharga £86 juta (sekitar Rp1,7 triliun).

Manchester United kemudian memilih Rasmus Hojlund seharga £72 juta (sekitar Rp1,4 triliun), tetapi sang striker gagal memenuhi ekspektasi dan malah berakhir dipinjamkan ke Napoli.

Penurunan Prestasi Manchester United

Banyak yang menilai musim panas 2023 itu sebagai titik balik kejatuhan United. Sejak gagal mendatangkan Kane, performa Setan Merah terus menurun, bahkan sampai finis di posisi ke-15 musim lalu. Padahal, gol-gol Kane mungkin saja bisa mencegah keterpurukan tersebut.

Hal ini disampaikan langsung oleh dua legenda United, Michael Owen dan Rio Ferdinand, dalam podcast Rio Presents. Owen menilai seharusnya United bisa merekrut Kane beberapa tahun lalu, sementara Rio Ferdinand menegaskan kegagalan itu sebagai “kesalahan terbesar dalam 10 tahun terakhir”.

Menurut Ferdinand, jika Man United berani membayar sesuai harga Tottenham, Kane sudah berseragam merah.

Ferdinand bahkan menambahkan, “Kalau saja United merekrut Harry Kane dan Declan Rice di jendela transfer itu, saya yakin posisi klub sekarang akan jauh berbeda. Kedua pemain itu bisa mengubah lingkungan dan mentalitas tim.”

Transfer yang Salah Arah

Sebaliknya, United malah mendatangkan Mason Mount seharga £55 juta (sekitar Rp1,1 triliun), yang justru sering dihantam cedera. Sementara itu, Declan Rice pindah ke Arsenal dengan mahar £105 juta (sekitar Rp2,1 triliun) dan langsung jadi andalan di lini tengah The Gunners.

Di sisi lain, Kane berkembang pesat bersama Bayern Munich. Ia mencetak 91 gol dalam 100 pertandingan, memenangkan Sepatu Emas Bundesliga dalam dua musim pertamanya, dan akhirnya meraih trofi pertama dalam kariernya lewat gelar juara liga. Kontras sekali dengan United yang masih terjebak dalam bayang-bayang kesalahan transfernya.

IKLAN