Brighton mengakhiri rentetan enam pertandingan tanpa kemenangan dengan meraih kemenangan atas Aston Villa di pekan ke-36 Liga Inggris.
Ini adalah minggu terburuk bagi Aston Villa di musim ini. Kekalahan mengejutkan di kandang sendiri melawan Olympiakos diikuti oleh kekalahan yang melelahkan di Brighton, membuat ambisi liga dan Eropa mereka dalam bahaya besar.
Gol telat Joao Pedro menjadi pembeda di papan skor, tetapi perbedaan performa sangat mencolok dimana tim asuhan Roberto De Zerbi pantas mendapatkan kemenangan.
Gol tersebut, yang dicetak melalui rebound setelah penyelamatan hebat Robin Olsen, adalah gol pertama Brighton sejak Danny Welbeck mencetak gol ke gawang Anfield pada 31 Maret.
Kemenangan di laga ini hampir memastikan kembalinya Villa ke kompetisi elit Eropa untuk pertama kalinya dalam 42 tahun, sejak sundulan Peter Withe pada tahun 1982 yang membawa kemenangan 1-0 atas Bayern Munich di Final Piala Eropa.
Namun, posisi mereka di Liga Champions dan Liga Konferensi Eropa kini diragukan. Keputusan Unai Emery memainkan hanya dua pemain berbeda dari kekalahan 2-4 melawan Olympiakos di leg pertama semifinal Liga Konferensi Eropa, dengan memasukkan Pau Torres dan Diego Carlos ke starting line up, mungkin akan disesali.
Emery masih tanpa Emi Martinez yang cedera, sehingga Olsen kembali menjadi deputi. Emery sendiri mengakui “tidak mudah untuk menggantikan kiper terbaik di dunia.” Namun, Olsen justru menjadi pemain terbaik dalam penampilan Villa yang mengecewakan.
Lolos ke Liga Champions untuk pertama kalinya bisa sedikit meredakan kekecewaan tersingkir di Piraeus Kamis depan, tetapi Villa terlihat kelelahan seperti efek kekalahan leg pertama mereka.
Brighton, khususnya Simon Adingra, jauh lebih baik. Adingra melepaskan tembakan pertama di laga ini, namun bola lemah dan mudah ditangkap oleh Olsen. Lima menit kemudian, Adingra melepaskan tembakan yang lebih keras, tetapi Olsen kembali bisa mengamankan gawangnya.
Terlihat banyak kursi kosong di Amex yang biasanya penuh, mungkin mencerminkan performa Seagulls yang hanya meraih dua poin dari 18 laga terakhir, membuat mereka terpuruk di papan tengah klasemen.
Tim asuhan Roberto De Zerbi menguasai awal pertandingan dan hampir unggul ketika Welbeck – yang sedang menjalani pertandingan ke-200 di Premier League – menyundul tendangan sudut Billy Gilmour, tetapi bola sedikit melebar.
Momen paling menghibur di babak pertama adalah gerakan tangan Emery yang tak henti-hentinya di area teknis. Dia terlihat memprotes keputusan wasit kepada hakim garis keempat dan bahkan menawarkan sweternya kepada Stuart Attwell sebagai bentuk protes karena Ollie Watkins tidak mendapatkan hadiah pelanggaran. Emery kemudian harus melakukan pergantian pemain lebih awal ketika Morgan Rogers cedera setelah 25 menit, digantikan oleh Matty Cash.
Watkins – atau penyerang Villa lainnya – jarang mendapatkan bola di babak pertama. Namun, striker tim nasional Inggris itu sempat menunjukkan pergerakan bagus untuk melewati Lewis Dunk dan masuk ke area penalti Brighton sebelum bola berhasil direbut.
Ini adalah pertandingan dengan sedikit peluang, tetapi Brighton memiliki beberapa peluang tepat sebelum jeda. Pertama, Welbeck memberikan umpan kepada Adingra yang bertabrakan dengan Olsen saat kiper Villa itu keluar dari gawangnya untuk mengamankan bola. Kemudian, pemain sayap Pantai Gading, Adingra, menyambar umpan silang dari Joao Pedro tetapi gagal membuat sundulan yang sempurna di tiang jauh.