Site icon Gilabola.com

Brighton Borong Bintang Muda! The Seagulls Tak Main-main, Target Eropa Musim Depan!

Fabian Hurzeler pelatih Brighton

Gilabola.com – Meski gagal lolos ke kompetisi Eropa, Brighton tetap optimis di bawah arahan pelatih muda asal Jerman, Fabian Hürzeler.

Brighton & Hove Albion memang harus mengubur mimpi kembali tampil di Eropa, tetapi musim perdana Fabian Hürzeler sebagai pelatih kepala dinilai sukses.

Sempat terpeleset di periode krusial musim semi—hanya meraih satu poin dari empat laga liga dan tersingkir di perempat final Piala FA oleh Nottingham Forest—The Seagulls tetap mengakhiri musim dengan kuat: tiga kemenangan beruntun dan hanya terpaut satu poin dari rekor poin klub pada 2023.

Padahal, mereka dilanda badai cedera sepanjang musim dan para pemain baru hasil belanja Rp4 triliun belum sepenuhnya beradaptasi. Hürzeler pun mendapat pujian atas kemampuannya menjaga stabilitas tim.

Fokus Perbaikan di Lini Belakang

Brighton mencetak 66 gol musim lalu—tertinggi kelima di Premier League—namun kebobolan 59 gol menjadi pekerjaan rumah utama.

Dengan kapten Lewis Dunk memasuki tahun terakhir kontraknya, fokus utama musim panas ini adalah membangun lini pertahanan yang solid.

Brighton telah mendatangkan bek tengah timnas U-21 Italia, Diego Coppola, serta Olivier Boscagli dari PSV secara gratis. Mereka juga merekrut bek kiri berbakat Belgia, Maxim De Cuyper.

Lini Serang Siap Meledak

Kehilangan João Pedro ke Chelsea ditutup dengan kedatangan striker muda penuh talenta, Charalampos Kostoulas. Pemain 18 tahun ini didatangkan dari Olympiakos dengan mahar awal hampir Rp600 miliar dan bisa naik menjadi Rp640 miliar—menjadikannya pemain termahal Yunani sepanjang sejarah.

Ia akan bergabung dengan sesama pemain muda Yunani, Stefanos Tzimas, dan pahlawan playoff Sunderland, Tommy Watson. Meski spekulasi soal masa depan Kaoru Mitoma masih berhembus, Brighton tampak siap mempertahankan kekuatan di lini depan.

Profil Manajer: Fabian Hürzeler

Di usianya yang baru 32 tahun, Hürzeler menjadi manajer permanen termuda di Premier League. Ia disukai fans karena kepribadiannya yang bersemangat dan pendekatannya yang progresif. Dalam wawancara dengan GQ Inggris, Hürzeler mengaku menyukai jam tangan dan musik Coldplay, serta meyakini bahwa manusia bisa mendorong batas kemampuan tubuh mereka lebih jauh.

Dengan filosofi itu, bisa dipastikan skuad Brighton akan berada dalam kondisi prima untuk awal musim.

Keuangan Klub Tetap Sehat

Meski tidak sefantastis musim 2022/23 (laba Rp2,24 triliun), Brighton tetap mencatatkan keuntungan Rp1,46 triliun pada Maret lalu—berkat penjualan besar seperti Moisés Caicedo dan João Pedro ke Chelsea.

Dengan suntikan dana yang signifikan dan kepemimpinan finansial dari ketua klub Tony Bloom, yang juga baru membeli 29% saham Hearts di Skotlandia, Brighton tetap berada di jalur sehat secara ekonomi.

CEO Paul Barber pun memperpanjang kontraknya hingga 2030, memperkuat stabilitas manajemen klub.

Penjaga Gawang: Saatnya Verbruggen Membuktikan Diri

Bart Verbruggen, yang sempat bergantian bermain dengan Jason Steele di era De Zerbi, kini menjadi pilihan utama Hürzeler. Namun, beberapa blunder musim lalu membuatnya dalam sorotan. Meski begitu, survei CIES Football Observatory menyebut Verbruggen sebagai kiper dengan potensi nilai pasar tertinggi di dunia—sekitar Rp1,08 triliun.

Brighton tetap percaya pada kiper Belanda itu dengan meminjamkan James Beadle ke Birmingham ketimbang menjadikannya pesaing utama.

Exit mobile version