Bruno Fernandes Dapat Tawaran Gila dari Arab Saudi, Tapi Ingat Luka Lama di Udinese

Gilabola.comBruno Fernandes kembali berada di persimpangan jalan dalam karier sepak bolanya. Pemain asal Portugal itu tengah menjadi incaran serius klub Arab Saudi, Al-Hilal, menjelang bursa transfer musim panas.

Dia disebut telah mendapat tawaran besar untuk meninggalkan Manchester United setelah musim yang mengecewakan di bawah arahan pelatih Ruben Amorim.

Laporan menyebut bahwa agen Fernandes sudah bertemu dengan pejabat Al-Hilal di sebuah hotel mewah di Riyadh. Pertemuan itu berlangsung lama dan disebut berlangsung positif.

Al-Hilal bahkan dikabarkan memberi tahu Fernandes bahwa kesempatan ini hanya datang sekali, karena mereka ingin segera menyelesaikan transfer agar sang gelandang bisa didaftarkan untuk Piala Dunia Antarklub.

Meski masih terikat kontrak hingga 2026, Fernandes kini disebut sedang serius mempertimbangkan tawaran tersebut. Nilai transfernya bisa mencapai Rp 2,2 Triloun, sebuah angka yang mencerminkan pentingnya sosok Fernandes di skuad Manchester United dalam beberapa tahun terakhir.

Musim ini menjadi salah satu yang paling mengecewakan bagi Fernandes sejak bergabung dari Sporting CP pada Januari 2020. Manchester United menjalani musim terburuk sepanjang sejarah Premier League mereka.

Selain itu, perubahan manajer membuat atmosfer tim jauh dari stabil. Situasi ini mengingatkan Fernandes pada masa-masa sulitnya saat masih bermain di Serie A bersama Udinese.

Dalam sebuah wawancara, Fernandes pernah menceritakan bagaimana dia akhirnya memutuskan hengkang dari Udinese setelah pelatih Francesco Guidolin mundur.

Dia mengatakan bahwa setelah musim pertama yang menjanjikan, performa tim merosot karena pergantian pelatih yang tidak berjalan baik. Dia merasa tim itu punya potensi besar, tapi tidak bisa mewujudkannya.

Fernandes juga mengaku bahwa Guidolin adalah sosok yang sangat percaya padanya dan mampu mengeluarkan kemampuan terbaiknya. Namun setelah pelatih itu pergi, motivasi Fernandes ikut memudar.

Rasa Sepi yang Pernah Membuat Ingin Menyerah

Bruno Fernandes tidak hanya mengalami tekanan dari performa tim. Saat mengenang masa mudanya di Italia, ia pernah mengaku hampir berhenti bermain sepak bola karena kesepian.

Ketika bergabung dengan Novara di usia 17 tahun, dia benar-benar merasa sendiri. Dia tidak bisa berbahasa Italia, tidak punya teman, dan jauh dari keluarga. Dalam tulisannya untuk The Players’ Tribune, dia mengatakan bahwa rasa sepi itu sangat menyakitkan dan membuatnya mempertimbangkan untuk berhenti dari sepak bola.

Saat itu, dia hanya bisa bertahan karena dorongan dari sang ayah, yang selalu menekankan pentingnya kerja keras dan perbaikan diri. Fernandes percaya tanpa didikan ayahnya, dia tidak akan mampu bertahan di Italia.

Pengalaman itu membuatnya lebih kuat dan membawa dia kembali ke Portugal bersama Sporting CP sebelum akhirnya menjadi bintang di Manchester United. Sejak saat itu, dia menjadi pemain terbaik klub selama empat musim dan memenangi penghargaan Player of the Season sebanyak empat kali, termasuk musim ini.

Namun tekanan yang dihadapi Manchester United, kegagalan lolos ke Liga Champions, dan kebutuhan klub untuk menjual pemain demi memenuhi aturan keuangan membuat masa depan Fernandes kini tidak lagi pasti.

Para petinggi klub disebut tetap ingin mempertahankan sang kapten, tetapi tetap membuka kemungkinan jika tawaran besar datang, dengan Scholes juga menyebut bahwa tawaran Rp 2,2 Triliun akan terlalu bagus untuk ditolak untuk penjualan Fernandes.