Site icon Gilabola.com

Bukan Cuma Ten Hag, Empat Manajer Premier League Juga Terancam Pemecatan, Siapa Saja?

Erik ten Hag berbicara dengan Oliver Glasner

Gilabola.com Erik ten Hag, pelatih Manchester United, saat ini menjadi kandidat utama yang diramalkan bakal kehilangan pekerjaannya di Premier League musim ini. Meski begitu, dia bukan satu-satunya yang berada di bawah tekanan.

Ada beberapa pelatih lain di Premier League yang juga menghadapi masa sulit karena performa buruk tim masing-masing pada awal musim 2024/25 ini, dengan total ada lima manajer yang berada dalam posisi terancam.

Ten Hag berada di ujung tanduk setelah hasil imbang tanpa gol melawan Aston Villa, yang menambah tekanan pada posisinya. Jeda internasional memberikan waktu bagi hirarki Manchester United untuk melakukan perundingan penting.

Dalam pertemuan tersebut, keputusan besar harus diambil, apakah mereka akan mempertahankan pelatih asal Belanda ini atau memutuskan untuk melakukan perubahan guna menyelamatkan musim yang terlihat mengecewakan.

Ten Hag sendiri baru saja memperpanjang kontraknya di musim panas, namun hasil buruk yang terus terjadi memaksa klub mempertimbangkan opsi lain dengan beberapa nama seperti Thomas Tuchel dan Massimiliano Allegri diperbincangkan sebagai calon pengganti.

Russell Martin

Selain Ten Hag, ada beberapa pelatih lain di Premier League yang juga merasakan tekanan serupa. Salah satu pesaing yang berada dalam situasi sulit adalah Russell Martin dari Southampton.

Setelah hanya mengumpulkan satu poin dari tujuh pertandingan pembuka, timnya terlihat kesulitan beradaptasi dengan gaya bermain berbasis penguasaan bola yang diterapkan Martin.

Meski pendekatannya dinilai progresif, kurangnya pragmatisme dinilai bisa menjadi ancaman bagi timnya yang baru promosi. Southampton memiliki pertandingan penting melawan Leicester setelah jeda internasional, dan jika mereka gagal, sorotan pada Martin akan semakin tajam.

Gary O’Neill

Di sisi lain, Gary O’Neil, pelatih Wolves, juga berada dalam posisi yang tidak nyaman. Musim lalu dia mendapat banyak pujian karena berhasil menjaga Wolves tetap bertahan di Premier League setelah mewarisi kekacauan dari manajemen sebelumnya.

Namun, awal musim ini berbeda jauh dari harapan. Wolves hanya berhasil meraih satu hasil imbang dan menderita enam kekalahan dari tujuh pertandingan, menempatkan mereka di posisi terbawah klasemen.

Penampilan terburuk terjadi saat mereka bertandang ke Brentford, di mana O’Neil mengakui timnya tidak tampil sesuai harapan. Meski begitu, sebagian tanggung jawab terletak pada manajemen klub yang memberikan skuad minim kualitas.

Oliver Glasner

Oliver Glasner, manajer Crystal Palace, juga menghadapi tekanan yang meningkat. Meski timnya tidak mudah dikalahkan, Palace kesulitan mencetak gol. Hingga saat ini, mereka hanya mencetak lebih sedikit gol dibandingkan Southampton.

Kekurangan produktivitas ini membuat Glasner harus segera menemukan solusi, terlebih setelah musim panas yang membuat tim kehilangan pemain kunci seperti Michael Olise dan Joachim Andersen.

Jika tidak ada perubahan signifikan hingga November, Glasner bisa menghadapi ancaman pemecatan, meski dewan klub juga harusnya ikut bertanggung jawab atas kurangnya kualitas pemain yang masuk untuk menggantikan mereka yang keluar.

Sean Dyche

Selain mereka, Sean Dyche di Everton juga tidak bisa merasa tenang sepenuhnya meski hasil terakhir mereka terbilang cukup baik. Lima poin dari tiga pertandingan terakhir, termasuk kemenangan melawan Palace, menunjukkan perbaikan.

Namun, dengan adanya kemungkinan pengambilalihan klub, posisi Dyche mungkin terancam. Everton masih harus menghadapi jadwal yang relatif lebih mudah setelah jeda, dan Dyche membutuhkan hasil positif untuk memastikan perubahan manajemen tidak mengganggu posisinya di klub.

Dalam beberapa musim terakhir, Everton memang sebenarnya telah rutin bersaing di papan bawah klasemen dan beberapa kali nyaris terdegradasi, jadi sebenarnya performa mereka di awal musim ini tidak sepenuhnya mengejutkan.

Exit mobile version