Gilabola.com – Drama transfer Eberechi Eze antara Arsenal dan Tottenham Hotspur akhirnya berakhir dengan kepindahan sang gelandang serang ke Stadion Emirates.
Publik sepak bola Inggris semula mengira The Gunners baru saja menyalip The Lilywhites pada detik-detik terakhir, padahal kenyataannya kesepakatan dasar dengan Crystal Palace sudah terjalin sejak 10 Agustus. Kesepakatan itu dirahasiakan dengan sangat rapi hingga banyak pihak baru mengetahuinya beberapa hari kemudian.
Tottenham sebenarnya merasa sudah menawarkan angka yang layak untuk Eze hanya beberapa jam sebelum Arsenal mengumumkan kepastian transfer. Daniel Levy bahkan sudah menjalin pembicaraan panjang dengan Steve Parish, tetapi prosesnya selalu terhambat.
Tambahan biaya, skema pembayaran, hingga klausul bonus membuat kesepakatan berulang kali macet. Pihak Tottenham merasa Palace sengaja menunda jawaban karena menunggu langkah Arsenal.
Negosiasi Rumit dan Pilihan Sang Pemain
Di balik layar, Eze sendiri sempat menerima kenyataan bahwa kepindahannya ke Arsenal terlihat mustahil. Dia bahkan menghubungi Parish secara langsung agar transfer ke Tottenham bisa segera diselesaikan.
Walau begitu, tekad aslinya tetap ingin bergabung dengan Arsenal, klub yang dia impikan sejak lama. Situasi berubah drastis ketika Arsenal akhirnya bergerak cepat pada Rabu pagi, dipicu cedera Kai Havertz yang membuat manajemen merasa perlu memperkuat lini tengah secepat mungkin.
Hubungan dekat antara Parish dan Tim Lewis, wakil ketua eksekutif Arsenal, juga memberi pengaruh. Kedua petinggi klub tersebut kerap menjalin komunikasi, bahkan di luar urusan transfer.
Selain itu, Arsenal dinilai memiliki stok pemain yang bisa ditawarkan dalam kesepakatan, seperti Jakub Kiwior yang disebut cocok dengan kebutuhan Oliver Glasner di lini belakang Palace.
Arsenal pada akhirnya bersedia membayar lebih besar dari rencana awal. Jika sebelumnya sempat disepakati angka Rp 1,1 Triliun plus Rp 220 Miliar tambahan, maka kesepakatan final mencapai Rp 1,3 Triliun ditambah Rp 165 Miliar bonus.
Angka itu hampir setara dengan klausul pelepasan Eze, yang kebetulan berakhir pada bursa transfer kali ini. Nilai itu dipandang lebih menarik dibanding tawaran Tottenham.
Arsenal Dapatkan Puzzlenya, Spurs Kehilangan Lagi
Dari sisi Crystal Palace, Parish disebut memainkan perannya dengan cerdas. Ia berhasil mendapatkan harga maksimal bagi klub sekaligus memberi kesempatan terbaik bagi sang pemain untuk berkembang di level yang lebih tinggi.
Queens Park Rangers, klub lama Eze, juga ikut diuntungkan karena akan menerima 15 persen dari nilai transfer, sebuah tambahan dana besar bagi tim Championship tersebut.
Eze diyakini memilih Arsenal bukan hanya karena peluang trofi yang lebih besar dibanding Tottenham, tetapi juga karena ikatan emosionalnya. Ketika dia merayakan kemenangan Piala FA bersama Palace pada Mei lalu, salah satu foto yang dia unggah menampilkan legenda Arsenal, Ian Wright. Simbol itu kini terbukti bukan sekadar kebetulan.
Tottenham harus kembali menelan kekecewaan setelah kehilangan target besar lain, menyusul kegagalan mendapatkan Morgan Gibbs-White. Situasi ini membuat Levy menghadapi tekanan dari para suporter yang sudah lama mempertanyakan strategi transfer klub.
Sementara itu, Arsenal kini diyakini telah mendapatkan “pemain kunci” yang bisa membuat perbedaan dalam persaingan dengan Liverpool dan Manchester City di papan atas sepak bola Inggris.