Christantus Uche, Bintang Muda Nigeria yang Kini Tersesat di London Selatan!

Gilabola.com – Christantus Uche, penyerang muda asal Nigeria yang kisahnya seperti dongeng sepak bola Eropa, kini tengah berada di persimpangan karier di klub berjuluk The Eagles, Crystal Palace.

Setelah perjalanan ajaib dari Moralo CP ke Ceuta hanya dengan biaya 800 euro, lalu pindah ke Getafe pada 2024 senilai 500 ribu euro (sekitar Rp8,7 miliar), langkah besarnya ke Premier League pada September 2025 seolah menjadi babak baru setelah Palace menjuarai Piala FA dan mengalahkan Liverpool di Community Shield. Namun, cerita indah itu tampaknya mulai kehilangan kilau.

Dari Gelandang Jadi Penyerang, Tapi Kesempatan Menipis

Uche awalnya dikenal sebagai gelandang sebelum pelatih Getafe, José Bordalás, menemukan “tambang emas” dalam dirinya dan mengubahnya menjadi penyerang.

Perubahan itu berhasil — ia mencetak empat gol dalam 33 pertandingan, plus satu gol dan satu assist di awal musim ini. Tak heran, Crystal Palace rela mengamankan jasanya lewat skema pinjaman dengan klausul pembelian wajib senilai sekitar 20 juta euro, atau setara Rp349 miliar.

Langkah ini menunjukkan dua hal: nilai Uche yang terus meningkat dan kebutuhan Getafe menyeimbangkan neraca keuangan.

Namun di London Selatan, nasibnya tak berjalan sesuai naskah. Sejauh ini, Uche baru bermain tujuh menit di Premier League dari total lima laga: enam menit melawan Sunderland dan satu menit kontra Everton.

Ia sempat diturunkan di tim U-21 dan bahkan tak masuk skuad saat Palace menghadapi Bournemouth. Satu-satunya kontribusi berarti datang di Carabao Cup melawan Millwall serta penampilan singkat di Conference League melawan AEK Larnaca.

Pelatih Oliver Glasner menegaskan keputusan menurunkan Uche dan David Ozoh ke tim pengembangan bukanlah hukuman.

“Kami jarang latihan penuh, jadi ini cara agar mereka tetap dalam ritme dan siap tampil. Kalau mereka menganggap ini dukungan, mereka akan berkembang. Tapi kalau merasa dihukum, mereka gagal,” ujar Glasner.

Klausul Transfer yang Bisa Jadi Bumerang

Kisah Uche juga menarik dari sisi kontrak. Presiden Ceuta, Luhay Hamido, mengungkapkan bahwa uang transfer Uche belum diterima karena klausul pembelian baru aktif jika sang pemain menjadi starter dalam sepuluh pertandingan. Jika syarat itu tak terpenuhi, Uche akan kembali ke Getafe.

Ceuta sendiri masih memiliki 12 persen hak dari penjualan berikutnya, sehingga perkembangan Uche punya dampak finansial bagi beberapa klub sekaligus.

Tekanan Mental dan Simbol Lampu Padam

Perjalanan karier yang tiba-tiba melambat jelas menguji mental pemain muda seperti Uche. Ia bahkan mengganti foto profil Instagram-nya menjadi gambar bola lampu mati — simbol frustrasi dan kebingungan atas situasinya. Dari pemain yang melesat cepat di Spanyol menjadi sosok yang jarang diturunkan di Inggris, perubahan ini tentu mengguncang rasa percaya dirinya.

Namun semuanya belum berakhir. Palace sedang berjuang untuk kembali ke kompetisi Eropa, dan rotasi skuad bisa membuka peluang. Jika Uche berhasil memanfaatkan momen itu, bukan tak mungkin ia akan menyalakan kembali “lampu” kariernya di Selhurst Park.

Harapan dan Kekhawatiran di Selhurst Park

Bagi penggemar Crystal Palace, kisah Uche menghadirkan dua sisi: rasa penasaran dan kekhawatiran. Mereka menyukai pemain muda yang datang dari bawah dan berjuang keras — sosok seperti Uche selalu punya tempat di hati fans The Eagles.

Namun dengan hanya tujuh menit tampil di liga, sulit bagi fans menilai kemampuannya secara adil. Beberapa bahkan mempertanyakan apakah klub terburu-buru menebusnya, mengingat harga sekitar Rp349 miliar cukup besar untuk pemain yang butuh waktu adaptasi.

Klausul “sepuluh kali starter” juga menambah tekanan bagi Glasner. Ia tentu tak ingin memilih pemain hanya karena alasan kontrak. Tapi bila Uche gagal memenuhi klausul itu dan akhirnya kembali ke Getafe, Palace bisa menyesal jika sang pemain berkembang di tempat lain.

Masih ada sisi optimistis. Fans Palace punya sejarah mendukung pemain yang sempat diremehkan, seperti Mile Jedinak atau Yannick Bolasie. Uche bisa mengikuti jejak mereka — asal diberi waktu dan kesempatan untuk membuktikan diri di laga piala atau kompetisi Eropa.
Bagi para pendukung di Selhurst Park, harapan tetap hidup: mereka menunggu saat ketika bintang muda Nigeria itu kembali bersinar dan menunjukkan alasan mengapa Palace rela membayar mahal demi jasanya.

IKLAN