Gilabola.com – Cody Gakpo bisa dibilang sebagai pemain terbaik di Euro 2024 dengan torehan tiga gol sejauh ini, dan Gary Neville memuji kesuksesan ini berkat perubahan taktik yang ditolak oleh Jurgen Klopp.
Cody Gakpo melanjutkan turnamen Euro 2024 dengan penampilan luar biasa dengan momen penting pada laga hari Sabtu, sentuhannya di menit ke-80 memaksa terjadinya gol bunuh diri yang membawa Belanda meraih kemenangan penting 2-1 atas Turki di babak perempat final Piala Eropa.
Penyerang Liverpool itu mendapatkan peluang setelah berlari dari sayap kiri, lolos dari pengawalan bek lawan dan menyambut umpan silang dengan bebas di tiang jauh.
Meski tidak terhitung sebagai gol Gakpo pada kesempatan ini, ia telah mencetak tiga gol dan satu assist dalam lima pertandingan musim panas ini, Gary Neville pun memuji mantan pelatih Gakpo, Ruud van Nistelrooy, dan meragukan keputusan Jurgen Klopp.
“Gakpo terlihat sangat tajam. Ada saat-saat di Liverpool di mana Anda bertanya-tanya (tentang performanya) … Anda tahu dia bermain melebar, terkadang di tengah,” kata Neville setelah pertandingan antara Belnda vs Turki.
“Tapi saya pergi menemui Ruud van Nistelrooy mungkin sekitar 18 bulan yang lalu sekarang, atau mungkin 12 bulan, dan dia berkata ‘Gakpo jelas pemain sayap kiri, penyerang sayap kiri, itu posisi terbaiknya’. Saya pikir dia telah membuktikannya di turnamen ini. Itu adalah pergerakan bagus dari tiang jauh.”
Gakpo lahir di Eindhoven, Belanda, dan bergabung dengan akademi raksasa lokal PSV pada usia delapan tahun.
Meskipun memiliki postur tinggi 6 kaki-4 yang lebih identik dengan penyerang tengah, Gakpo justru bersinar di sayap kiri di bawah asuhan Van Nistelrooy, yang bergabung dengan PSV Eindhoven dan menjadi pelatih kepala selama musim terakhir Gakpo di klub tersebut.
Mencetak 21 gol dalam 41 pertandingan Eredivisie terakhirnya, Gakpo menjadi salah satu prospek paling diincar di dunia dan tiba di Liverpool dengan biaya transfer €42 juta pada musim panas 2023.
Namun, Gakpo menjadi korban serangkaian cedera yang menyerang di antara banyak pemain Liverpool, membuatnya dipaksa bermain di lini tengah karena Klopp terpaksa merombak formasi skuadnya.
Ketidakstabilan ini menyebabkan paceklik gol selama 13 pertandingan Liga Inggris, yang membuat Jamie Carragher menulis “Gakpo bermain seperti dalam gerak lambat,” dan Klopp mengadakan pertemuan pribadi dengan sang pemain.
“Cody, dia tahu bahwa dia, untuk sementara waktu, tidak dalam performa terbaiknya,” kata Klopp kepada media pada bulan Mei lalu. “Kami melakukan percakapan di sana, tentu saja bukan untuk konsumsi publik apa yang kami bicarakan di sana, tapi itu sangat membantunya. Kami bisa sedikit mengatasinya.”
Namun, Gakpo bangkit dari keterpurukannya di pertengahan musim, mencetak gol dalam tiga dari delapan pertandingan terakhir Liverpool dan secara total mengemas 15 gol dengan enam assist di semua kompetisi musim lalu.
“Sangat menyenangkan melihat betapa kuatnya dia secara fisik, betapa hebatnya dia sebagai pesepakbola,” tambah Klopp. “Dia bisa bermain di sayap kiri, terutama dan tengah. Cerdas lagi, penuh kepercayaan diri, kekuatan fisik, momen yang bagus. Bagus untuknya, bagus untuk kami.”
Meskipun Klopp menjelaskan kelebihan Gakpo di sisi kiri, tapi ia justru memainkan pemain Belanda itu di tengah bersama Mohamed Salah dan Luis Diaz dalam banyak pertandingan.
Tetapi saat ia mengambil peran sayap kiri favoritnya di Euro, Gakpo pun menjadi kandidat kuat bahwa ia layak untuk Sepatu Emas dan penghargaan Pemain Terbaik Piala Eropa.