Gilabola.com – Ada sesuatu yang terasa begitu pas di dunia sepak bola ketika Jürgen Klopp memimpin Liverpool melakukan comeback dramatis melawan mantan klubnya, Borussia Dortmund, hanya beberapa bulan setelah resmi duduk di kursi pelatih Anfield.
Usai meninggalkan Dortmund dengan emosional untuk menggantikan Brendan Rodgers di Liverpool, Klopp langsung kembali berhadapan dengan klub lamanya di perempat final Liga Europa 2015-16. Setelah bermain imbang 1-1 di Signal Iduna Park pada leg pertama, pertemuan di Anfield berlangsung sangat menegangkan.
The Kop terdiam dalam 10 menit awal setelah dua gol cepat dari Henrikh Mkhitaryan dan Pierre-Emerick Aubameyang membuat tuan rumah tertinggal. Meski Divock Origi sempat memperkecil ketertinggalan, Marco Reus kembali memperbesar keunggulan Dortmund.
Namun, saat skor 3-1 dan Liverpool nyaris tersingkir, Philippe Coutinho, Mamadou Sakho, dan Dejan Lovren tampil sebagai pahlawan. Gol Lovren di menit ke-91 menjadi penentu dalam pertandingan penuh tujuh gol yang menggemparkan Merseyside.
Untuk memperingati sembilan tahun momen luar biasa itu, berikut adalah 10 comeback terbesar Liverpool sepanjang sejarah:
10. Manchester City 2-3 Liverpool (Premier League | 5 Oktober 2008)
Walau laga ini belum sekrusial pertemuan kedua klub di era modern, kemenangan Liverpool saat itu tetap penting dalam perburuan gelar musim tersebut. The Reds yang kala itu tak terkalahkan di enam laga awal, tertinggal 0-2 lewat gol Stephen Ireland dan Javier Garrido.
Namun, Fernando Torres di puncak performanya menyamakan skor lewat dua gol di babak kedua, sebelum Dirk Kuyt mencetak gol kemenangan di menit ke-90. Sayangnya, meskipun hanya kalah dua kali sepanjang musim, Liverpool tetap gagal merebut gelar dari Manchester United.
9. Liverpool 4-3 Newcastle United (Premier League | 3 April 1996)
Laga yang kerap disebut sebagai laga terbaik Premier League sepanjang masa ini benar-benar ikonik. Liverpool sempat unggul lewat Robbie Fowler, namun dibalikkan Les Ferdinand dan David Ginola.
Fowler kembali menyamakan kedudukan sebelum Faustino Asprilla membawa Newcastle unggul lagi. Stan Collymore kemudian menyamakan skor, lalu mencetak gol kemenangan di injury time, membuat legenda Newcastle sekaligus eks Liverpool Kevin Keegan terduduk lesu.
Sayangnya, hasil ini justru membantu Manchester United dalam perebutan gelar saat itu.
8. Liverpool 3-1 Saint-Etienne (European Cup | 16 Maret 1977)
Laga bersejarah ini terjadi di babak ketiga European Cup, saat Liverpool butuh dua gol untuk lolos usai Saint-Etienne mencetak gol tandang yang membuat agregat jadi 2-1.
Ray Kennedy memperkecil ketertinggalan sebelum super-sub David Fairclough mencetak gol kemenangan enam menit jelang bubaran. Suasana Anfield malam itu menjadi salah satu alasan mengapa “malam Eropa di Anfield” begitu legendaris.
Liverpool kemudian meraih gelar European Cup pertama mereka musim itu.
7. Arsenal 1-2 Liverpool (Final Piala FA | 12 Mei 2001)
Di final Piala FA pertama di luar Inggris, Liverpool tampil inferior hampir sepanjang laga. Arsenal unggul lewat Freddie Ljungberg di menit 74, tapi Michael Owen jadi pahlawan lewat dua golnya di tujuh menit terakhir.
Torehan ini jadi bagian dari treble Liverpool musim itu bersama Piala Liga dan Piala UEFA, sekaligus mengantarkan Owen meraih Ballon d’Or.
6. Liverpool 3-2 Club Brugge (Final Piala UEFA | 28 April 1976)
Sebelum Saint-Etienne, comeback brilian juga terjadi kontra Club Brugge di final dua leg Piala UEFA. Di leg pertama di Anfield, Liverpool tertinggal dua gol dalam 15 menit — sebuah kondisi buruk karena gol tandang sangat berarti.
Namun di babak kedua, dalam enam menit saja, The Reds mencetak tiga gol lewat Ray Kennedy, Jimmy Case, dan Kevin Keegan (penalti). Keegan kembali mencetak gol di leg kedua di Belgia, memastikan trofi dibawa pulang ke Merseyside.
5. Liverpool 3-1 Olympiacos (Liga Champions | 8 Desember 2004)
Liverpool wajib menang minimal dua gol di laga terakhir fase grup untuk lolos. Tugas makin berat setelah Rivaldo mencetak gol di menit ke-26.
Florent Sinama-Pongolle dan Neil Mellor membalikkan keadaan sebelum Steven Gerrard melepaskan tembakan setengah voli ikonik untuk mengunci kemenangan. Gol ini jadi krusial, karena tanpa itu, keajaiban Istanbul takkan pernah terjadi.
4. Liverpool 3-3 West Ham (Liverpool menang 3-1 penalti | Final Piala FA | 13 Mei 2006)
Banyak momen Gerrard di Liverpool, tapi mungkin inilah yang paling heroik. Di final Piala FA, Liverpool tertinggal 0-2 dari West Ham lewat gol bunuh diri Jamie Carragher dan Dean Ashton.
Gerrard memberi assist untuk Djibril Cisse lalu mencetak gol penyama 2-2. Paul Konchesky membawa West Ham unggul lagi sebelum Gerrard, dalam kondisi kram, melepas tembakan 35 yard di injury time.
Di adu penalti, Pepe Reina jadi pahlawan, menyelamatkan tiga penalti. Laga ini kemudian dijuluki “Gerrard Final”.
3. Liverpool 4-3 Borussia Dortmund (Liga Europa | 14 April 2016)
Mungkin laga terbaik dalam sejarah Liga Europa. Imbang 1-1 di leg pertama, Liverpool tertinggal 0-2 dalam 10 menit di Anfield lewat gol Mkhitaryan dan Aubameyang.
Origi memperkecil ketertinggalan, tapi Reus kembali menjauhkan Dortmund. Lalu dalam 30 menit terakhir, Coutinho, Sakho, dan Lovren mencetak tiga gol beruntun, Lovren di menit ke-91, membuat Anfield meledak.
Liverpool ke final, meskipun akhirnya kalah dari Sevilla.
2. Liverpool 4-0 Barcelona (Liga Champions | 7 Mei 2019)
Anfield punya banyak malam ajaib, tapi ini puncaknya. Kalah 0-3 di Camp Nou, Liverpool tampil tanpa Salah dan Firmino.
Origi membuka skor menit ke-7. Masuknya Wijnaldum di babak kedua jadi kunci; dua golnya di menit 54 dan 56 membuat agregat imbang.
Momen paling ikonik datang di menit 79 saat Trent Alexander-Arnold mengambil corner cepat dan Origi mencetak gol keempat. Lionel Messi, Suarez, dan Coutinho pun hanya bisa terdiam.
1. Liverpool 3-3 AC Milan (Menang adu penalti | Final Liga Champions | 25 Mei 2005)
Inilah comeback terbesar, “Miracle of Istanbul”. Lawan Milan bertabur bintang — Maldini, Nesta, Kaka, Shevchenko — Liverpool tertinggal 0-3 di babak pertama.
Di babak kedua, Gerrard, Smicer, dan Alonso dalam lima menit menyamakan skor. Pertandingan dilanjutkan ke adu penalti.
Jerzy Dudek tampil gemilang dengan aksi spaghetti legs-nya. Milan gagal di tiga penalti, Shevchenko menjadi penentu kegagalan. Liverpool membawa pulang gelar Liga Champions kelima secara epik.