Dari Raja ke Pecundang? Fans Manchester United Lakukan Protes Besar! Glazer dalam Tekanan?

Gilabola.com – Pertandingan Premier League antara Manchester United vs Arsenal akhir pekan ini akan diawali dengan aksi protes besar dari para penggemar Setan Merah.

Kelompok suporter The 1958 telah mengimbau para fans untuk mengenakan pakaian hitam sebagai simbol bahwa klub mereka “perlahan sekarat” di bawah kepemilikan keluarga Glazer.

Aksi Protes Besar Sebelum Kick-off

Sebelum laga di Old Trafford pada Minggu (10/3), suporter akan menggelar pawai protes mulai pukul 15.15 waktu setempat dari Tollgate Pub menuju stadion.

The 1958 menyebut protes ini bisa menjadi salah satu yang terbesar dalam sejarah Manchester United, dengan tuntutan utama adalah mengakhiri kepemilikan keluarga Glazer yang dianggap sebagai biang keladi kehancuran klub.

Dalam pernyataan resminya, mereka mengatakan:

“Kami meminta para suporter untuk mengenakan pakaian hitam sebagai simbol bahwa klub ini ‘perlahan sekarat’ akibat utang besar, salah kelola, dan eksploitasi terhadap fans.”

“Manchester United Menuju Kehancuran Finansial”

Salah satu perwakilan The 1958, Steve Crompton, mengungkapkan keprihatinannya terhadap kondisi klub saat ini.

“Klub ini perlahan sekarat di depan mata kita, baik di dalam maupun luar lapangan, dan semua itu karena model kepemilikan yang sekarang.”

“Manchester United menghadapi kehancuran finansial. Utang hanya akan membawa kehancuran.”

“Sir Matt Busby pasti akan berguling di kuburnya melihat kondisi klub ini, salah satu institusi sepak bola terbesar dunia yang kini seperti dipermalukan.”

Kritik ini muncul setelah Manchester United mencatat kerugian lebih dari £300 juta dalam tiga musim terakhir dan baru saja mengumumkan 200 PHK tambahan, setelah sebelumnya merumahkan 250 karyawan pada musim panas lalu.

Protes Berlanjut di Laga FA Cup vs Fulham

Aksi protes serupa juga terjadi dalam laga FA Cup vs Fulham, di mana kelompok Manchester United Supporters’ Trust juga menunjukkan ketidakpuasan mereka terhadap keluarga Glazer.

Sayangnya, protes tersebut diiringi hasil buruk. United tersingkir dari FA Cup setelah kalah dalam adu penalti, menambah daftar panjang musim buruk mereka.

Di Premier League, Setan Merah terpuruk di peringkat 14, jauh dari zona Eropa, sementara Europa League kini menjadi satu-satunya harapan mereka meraih trofi musim ini dan tiket ke kompetisi Eropa musim depan.

Bahkan, menurut laporan PA News Agency, model keuangan United kini mempertimbangkan kemungkinan tidak bermain di kompetisi Eropa sama sekali musim depan—sesuatu yang nyaris tak terbayangkan beberapa tahun lalu.

Reaksi Manajemen Manchester United

Saat dikonfirmasi mengenai situasi ini, pihak Manchester United menolak berkomentar. Namun, mereka merujuk pada pernyataan terbaru CEO Omar Berrada, yang mengatakan:

“Kami memiliki tanggung jawab untuk menempatkan Manchester United di posisi terkuat untuk meraih kemenangan di tim pria, wanita, dan akademi kami.”

“Kami sedang memulai serangkaian langkah besar yang akan mengubah dan memperbarui klub ini.”

Kendati demikian, pernyataan ini justru dianggap sebagian fans sebagai bualan belaka, karena tak ada langkah konkret yang ditunjukkan untuk memperbaiki kondisi tim.

Manchester United di Ambang Krisis Besar?

Aksi protes besar yang melibatkan ribuan suporter Manchester United akhir pekan ini menunjukkan betapa frustrasinya mereka terhadap kepemilikan Glazer.

Situasi klub semakin memburuk secara finansial dan prestasi di lapangan juga kian merosot. Jika tak ada perubahan signifikan, Manchester United bisa semakin tenggelam dan kehilangan identitasnya sebagai salah satu klub terbesar di dunia.