Gilabola.com – Tottenham Hotspur sedang menyelidiki dugaan pelanggaran disiplin yang melibatkan Yves Bissouma setelah muncul rekaman yang memperlihatkan dia diduga menghirup nitrous oxide, dengan sang gelandang mengungkap bahwa serangkaian perampokan bernilai sekitar Rp 22 Miliar telah memicu depresi, paranoia, dan tekanan mental yang berat di tengah absennya dia dari tim utama akibat cedera.
Rekaman tersebut pertama kali dipublikasikan media Inggris dan segera memicu reaksi dari klub, yang menegaskan bahwa persoalan itu akan ditangani sebagai urusan internal.
Pihak Tottenham Hotspur menyampaikan bahwa investigasi sedang berjalan tanpa memberikan detail lebih lanjut terkait kemungkinan sanksi.
Kasus ini bukan kali pertama Bissouma dikaitkan dengan nitrous oxide, karena pada 2024 dia sempat dilarang klub dan mengakui telah menunjukkan penilaian yang buruk atas tindakannya.
Di Inggris, kepemilikan nitrous oxide untuk tujuan rekreasi telah menjadi tindak pidana sejak 2023 dan dapat berujung hukuman penjara hingga dua tahun.
Pada awal musim, Bissouma juga sempat dicoret akibat masalah kedisiplinan terkait keterlambatan, sebelum kemudian dihantam cedera lutut dan pergelangan kaki.
Situasi tersebut membuat dia belum tampil sama sekali di bawah arahan pelatih Thomas Frank hingga pertengahan musim ini, membuat namanya semakin hilang dan terlupakan.
Perampokan dan Dampak Psikologis
Dalam pengakuannya kepada media, sebagaimana diberitakan Football London, Bissouma menjelaskan bahwa perampokan terbaru telah merusak kondisi mentalnya secara mendalam.
Dia menyampaikan permintaan maaf kepada pendukung Tottenham Hotspur dan mengakui bahwa trauma itu menambah beban hidup berupa rasa takut, kepanikan, depresi, serta paranoia.
Menurut dia, munculnya foto dugaan pelanggaran tersebut berdampak besar bagi dirinya dan keluarganya, terutama orang tuanya. Bissouma menjelaskan bahwa ayahnya merasa sangat cemas setelah melihat gambar itu, sehingga dia berusaha meyakinkan bahwa kejadian tersebut bukan cerminan jati dirinya.
Pada Juli lalu, rumah Bissouma dibobol pencuri yang membawa kabur jam tangan mewah, perhiasan, serta tas desainer. Beberapa jam tangan yang hilang disebut berasal dari merek ternama seperti Rolex, Audemars Piguet, dan Patek Philippe dengan nilai ratusan ribu pound.
Bissouma menggambarkan rasa frustrasinya ketika melihat lemari dan kotak jam kosong, menyadari bahwa hampir seluruh barang berharganya raib.
Selain perampokan fisik, laporan lain menyebut lebih dari Rp 17 Miliar hilang dari rekening bank VIP miliknya, dengan satu orang telah didakwa terkait kasus tersebut.
Sumber terdekat menilai rangkaian peristiwa ini membuat musim Bissouma berjalan sangat berat, baik di dalam maupun luar lapangan, yang membuatnya cukup mengalami depresi dan masalah mental.
Pendapat Kami
Kasus Yves Bissouma menunjukkan bahwa masalah disiplin di sepak bola modern sering kali berkelindan dengan tekanan psikologis serius, dan Tottenham Hotspur perlu menimbang pendekatan yang tidak hanya tegas secara aturan, tetapi juga realistis terhadap kondisi mental pemain agar pemulihan performa bisa benar-benar terjadi.

