Gila Bola – Pelatih Manchester United, Erik Ten Hag, mendapat kritikan keras atas performa buruk Antony dan Casemiro yang dibeli mahal tapi hasilnya buruk!
Manchester United terus mendapat sorotan atas performa buruk mereka di Premier League setelah kalah 2-1 dari Nottingham Forest, menempatkan mereka di peringkat ketujuh klasemen Premier League menjelang tahun baru 2024.
Kritik tersebut tidak hanya ditujukan pada beberapa pemain Erik ten Hag yang tampil tidak konsisten, tetapi juga terfokus pada Antony dan Casemiro.
Antony, yang dibeli dari Ajax AMsterdam dengan bandrol lebih dari 1,6 triliun rupiah 18 bulan yang lalu, menjadi sasaran kritik utama.
Dalam rentang waktu tersebut, penyerang asal Brasil itu hanya mencetak delapan gol dalam 65 pertandingan, memberikan tiga assist, yang membuat banyak orang mempertanyakan hasil dari biaya super mahal untuk transfernya.
Casemiro, yang dibeli seharga 1,1 triliun rupiah lebih dari Real Madrid pada tahun 2022, juga gagal menunjukkan kualitasnya secara konsisten.
Namun, menurut Gary Neville, performa buruk kedua pemain ini bukan sepenuhnya salah mereka, melainkan pada manajemen klub dan Erik ten Hag.
Menurut Neville yang diwawancarai oleh Sky Sports, keputusan transfer yang mahal seperti Antony, Hojlund, Mason Mount, dan Casemiro seharusnya melibatkan pertimbangan matang dari departemen rekruitmen klub.
Namun, yang terjadi adalah sang manajer, dalam hal ini Erik ten Hag, diizinkan untuk mempengaruhi keputusan transfer, suatu hal yang sangat mengkhawatirkan.
Neville juga menyoroti kurangnya argumen yang kuta untuk menghadapi pilihan sang manajer. “Ada dua hal pada Erik ten Hag, pertama £85 juta untuk Antony, di mana dia jelas-jelas tidak sebanding dengan harganya, bahkan £70-an juta untuk Hojlund atau £55 juta untuk Mason Mount dan juga £50 juta untuk Casemiro dengan kontrak lima tahun adalah uang yang terlalu besar.”
Menurutnya, klub seharusnya memiliki keberanian untuk mengatakan tidak pada transfer yang mahal dan mempertahankan prinsip itu, bukan terus menerus mendukung keinginan sang manajer.
“Mereka seharusnya berkata tidak pada Antony, bukan karena mereka tidak mendukung Ten Hag, tetapi karena harganya terlalu mahal. Sama dengan Casemiro, jika dia datang dengan harga £15 juta dan gajinya £100.000 per pekan dengan kontrak tiga tahun, maka itu masuk akal. Tetapi dengan £60 juta dalam kontrak lima tahun seharga £20 juta per tahun, itu tidak masuk akal.”
Gary Neville juga menyoroti momen panik yang terjadi saat kalah oleh Brighton dan Brentford.
“Mereka kalah dan semua orang panik. Ada tekanan besar, dan ada pertandingan melawan Liverpool yang akan datang di mana semua orang berpikir Liverpool akan mengalahkan Man United. Jadi, apa yang dilakukan Glazers? Mereka menambah uang untuk mendapatkan dukungan dari para penggemar.”
Menurut Neville, inilah yang memicu tawaran tinggi untuk Casemiro dan Antony. “Mereka menawarkan £60 juta untuk Casemiro, dan Real Madrid bahkan tidak percaya mereka bisa beruntung mendapatkan uang semudah itu. Sama halnya dengan Antony, Ajax juga takjub Man United datang dengan uang sebesar £85 juta. Dan mereka langsung berpikir untuk menjualnya, karena Man United dalam keadaan panik.”
Gary Neville mengingatkan bahwa mendukung manajer penting, tetapi klub harus tetap memegang kendali dan menolak tawaran yang tidak masuk akal.
Pada akhirnya, Neville menilai bahwa keputusan panik klub membawa dampak negatif pada performa kedua pemain tersebut.