Site icon Gilabola.com

Dibuang MU Kini Jadi Pemimpin Baru, Andre Onana Tak Lagi Olala!

Andre Onana

Gilabola.com – Andre Onana menemukan kembali kebahagiaan sepak bolanya di Trabzonspor setelah terpinggirkan di Manchester United, dan masa depannya kini menjauh dari Old Trafford.

Setelah sempat menjadi kiper utama Manchester United, Andre Onana kini menikmati babak baru kariernya di Turki bersama Trabzonspor. Kiper asal Kamerun itu secara terbuka menyebut periode hidupnya saat ini sebagai yang paling membahagiakan, sebuah kontras tajam dengan tekanan dan kritik tanpa henti yang ia alami di Inggris.

Keputusan pindah dengan status pinjaman penuh musim bukanlah pilihan ideal dalam perencanaan karier Onana. Namun, situasi di Manchester United membuat “restart” menjadi kebutuhan mutlak. Ia lebih dulu kehilangan tempatnya dari Altay Bayındır, sebelum klub kembali mendatangkan Senne Lammens. Bagi penjaga gawang yang pada 2023 masih dianggap sebagai salah satu yang terbaik di dunia, sinyal itu jelas: waktunya telah habis.

Tantangan Turki Justru Menyelamatkan

Trabzonspor bukan destinasi yang banyak diprediksi. Klub Laut Hitam tersebut hanya finis di peringkat ketujuh Super Lig 2024/25 dan absen dari kompetisi Eropa, sangat jauh dari atmosfer Liga Champions yang pernah dinikmati Onana bersama Ajax.

Namun, waktu dan situasi memainkan peran penting. Dengan jendela transfer utama Eropa hampir tertutup, pilihan Onana terbatas. Liga Turki akhirnya terasa lebih menarik dibandingkan minat dari Liga Pro Arab Saudi. Yang terpenting, kepindahan ini membebaskannya dari sorotan global ekstrem yang selalu melekat pada Manchester United, terlebih ketika klub sedang terpuruk.

Bermain di luar tiga raksasa Istanbul membuat tekanan media jauh lebih ringan. Onana bisa bekerja dalam ketenangan relatif, sambil tetap menikmati atmosfer fanatik khas Turki. Laporan juga menyebut adanya bonus penampilan dan performa yang berpotensi menggandakan gajinya di MU, menjadikan kesepakatan ini semakin masuk akal.

“Periode terbaik dalam hidup saya”

Andre Onana Nikmati Masa ‘Sempurna’ di Trabzonspor, MU Menyesal?

Onana terlihat benar-benar menikmati kehidupannya di Trabzon. Dalam video resmi klub berjudul A Day in the Life of Andre Onana, kiper berusia 28 tahun itu tampil jauh lebih santai dan terbuka dibandingkan masa-masanya di Inggris.

“Saya sangat bahagia, percayalah,” ujar Onana. “Saya sedang menjalani periode terbaik dalam hidup saya. Saya tidak bisa mengeluh, saya sangat senang berada di sini.”

Ia juga menceritakan interaksi unik dengan para penggemar, termasuk momen ketika dihentikan di jalan hanya untuk berfoto. Awalnya terasa aneh, namun kini ia memahami bahwa semua itu lahir dari kecintaan dan gairah suporter Trabzonspor.

“Mereka adalah orang-orang saya. Saya mencintai mereka dan perasaan ini,” katanya. “Gairah mereka luar biasa. Ini sesuatu yang tidak bisa Anda jelaskan jika tidak berada di sini. Waktu yang saya habiskan di sini benar-benar sempurna.”

Pengaruh Besar di Balik Layar

Meski belum genap enam bulan di Turki, dampak Onana sudah terasa di dalam klub. Laporan The Sun menyebut Trabzonspor telah menyampaikan kepada perwakilan sang pemain bahwa mereka terbuka untuk memperpanjang masa pinjamannya.

Kepemimpinan Onana di ruang ganti menjadi sorotan positif. Ia dinilai cepat beradaptasi dengan lingkungan baru dan muncul sebagai sosok vokal, sesuatu yang sempat memudar saat ia berada di bawah tekanan konstan di Manchester United.

Namun, tidak seperti beberapa pemain MU lain yang dipinjamkan, kesepakatan Onana tidak memiliki opsi atau kewajiban pembelian. Jika Trabzonspor ingin mempertahankannya setelah Juni 2026, negosiasi harus dimulai dari nol. Situasi ini penuh risiko: performa apik bisa membuat harga Onana melambung di luar jangkauan Trabzonspor—rekor transfer klub bahkan masih di bawah Rp120 miliar (€7 juta). Sebaliknya, penurunan performa bisa kembali menyulitkan MU menjualnya dengan harga pantas.

Kesempatan Menulis Ulang Reputasi

Manchester United mendatangkan Onana dari Inter pada 2023 dengan nilai mencapai Rp890 miliar (£47,2 juta). Angka tersebut kini hampir mustahil untuk dikembalikan sepenuhnya. Kesalahan-kesalahan mencolok dan perdebatan publik kerap menutupi kualitas asli sang kiper selama di Old Trafford.

Trabzonspor memberi Onana hal yang tak ia dapatkan di Manchester: ruang untuk bernapas, bermain tanpa ketakutan, dan kembali menikmati sepak bola. Tekanan tetap ada—karena suporter Turki terkenal fanatik—namun nuansanya lebih bersifat dukungan kolektif, bukan penghakiman tanpa akhir.

Opini Kami

Kisah Andre Onana di Trabzonspor adalah pengingat bahwa tekanan berlebihan bisa mematikan performa pemain, bahkan di level tertinggi. Manchester United mungkin terlalu cepat menjadikannya simbol kegagalan, tanpa memberi ruang adaptasi yang wajar bagi kiper dengan gaya bermain berisiko tinggi.

Bagi Onana, Turki bisa menjadi titik balik kariernya. Bukan hanya untuk memulihkan kepercayaan diri, tetapi juga untuk membuktikan bahwa label “flop” hanyalah produk dari lingkungan yang salah. Jika ia konsisten, bukan tidak mungkin narasi tentang dirinya akan berubah total—dan Manchester United hanya bisa menonton dari kejauhan.

Exit mobile version