Gilabola.com – Nuno Espirito Santo benar-benar tak punya alasan lagi untuk terus memainkan dua pemain West Ham United setelah kekalahan 0-2 dari Brentford. Keduanya tampil buruk, membuat lini belakang begitu mudah ditembus, dan jadi simbol betapa rapuhnya pertahanan The Irons di depan para pendukung yang mulai kehilangan kesabaran.
Kekalahan yang Mengiris di Kandang Sendiri
Senin malam itu seharusnya jadi momen spesial bagi Nuno: laga kandang pertamanya sebagai pelatih West Ham. Namun, kenyataan jauh dari harapan. Di London Stadium yang setengah kosong akibat aksi protes suporter terhadap manajemen klub, para tamu bermain penuh percaya diri melawan tim tuan rumah yang tampak kehilangan arah.
Brentford menciptakan peluang sesuka hati, dan sebelum jeda, Igor Thiago membuka skor. Bahkan, andai bukan karena bendera offside, ia bisa saja menggandakan keunggulan sebelum turun minum. Tiga pergantian di babak kedua pun tak banyak membantu. West Ham tetap kalah kelas, gawangnya terus terancam, dan akhirnya Mathias Jensen menambah gol di waktu tambahan.
Lini Belakang Amburadul
Semua mata langsung tertuju pada duet bek tengah: Max Kilman dan Jean-Clair Todibo. Keduanya tampil begitu buruk, hingga seolah memberi jalan bebas bagi Brentford.
Kilman—yang didatangkan dengan harga sekitar Rp801 miliar (£40 juta) dari Wolverhampton—gagal membaca permainan saat gol pertama terjadi. Ia tak mampu menghentikan umpan panjang ke Kevin Schade, dan Thiago pun dengan mudah mencetak gol.
Sementara Todibo, yang dibeli sekitar Rp721 miliar (£36 juta), terlihat benar-benar kebingungan. Ini adalah penampilan perdananya sejak kekalahan telak 1-5 dari Chelsea F.C. pada Agustus lalu—dan ia tampil sama buruknya. Ia kerap kehilangan posisi, tak mampu menjaga lawan, dan jelas tidak memberi alasan kuat untuk kembali dipercaya.
Statistik Buruk Berbicara
Statistik | Max Kilman | Jean-Clair Todibo |
---|---|---|
Tackles | 0 | 3 |
Interceptions | 0 | 0 |
Clearances | 11 | 5 |
Ground Duels (Menang) | 3 (1) | 5 (3) |
Aerial Duels (Menang) | 7 (2) | 5 (1) |
Dribbled Past | 1 | 2 |
Angka-angka ini menunjukkan betapa timpangnya performa mereka. Meski sudah 31 kali bermain bersama sejak awal musim 2024/25, keduanya seolah berada di frekuensi yang berbeda.
Tak heran, media sosial penuh dengan kemarahan suporter. “Siapa pembelian yang lebih buruk, Todibo atau Kilman? Jujur saya bingung,” tulis satu pendukung. Yang lain menambahkan: “Rp1,52 triliun untuk Todibo dan Kilman akan selamanya jadi bisnis terburuk klub ini.”
Sorotan Tajam dari Suporter
“Kilman dan Todibo benar-benar seperti pasangan komedi, saya hampir yakin ini prank dari Ant dan Dec,” tulis seorang fans, menyindir keduanya seperti adegan lelucon di Saturday Night Takeaway. Ada pula yang terang-terangan menuding Nuno salah memilih susunan pemain: “Saya tidak peduli Mavropanos punya satu kaki, dia harus main sebelum Todibo.”
Nuno Harus Ambil Keputusan Berat
Realitanya, Kilman dan Todibo kemungkinan masih akan tampil lagi sebelum musim berakhir. Namun, jika penampilan seperti ini yang terus ditunjukkan, Nuno tak punya pilihan lain selain mencoret keduanya dari starter. Ia harus segera menemukan solusi untuk menyelamatkan pertahanan West Ham—dan melindungi reputasinya sendiri sebagai pelatih baru.