Site icon Gilabola.com

Dua Laga di Bangku Cadangan! Liverpool Bersiap Tinggalkan Era Salah, Anfield Masuki Babak Baru

Bukan Lagi Andalan Utama, Arah Baru Liverpool Tanpa Mohamed Salah

Gilabola.com – Dominasi Mohamed Salah di Anfield telah membentuk satu era tersendiri bagi Liverpool. Namun, tanda-tanda peralihan kini semakin terasa. Klub mulai menyiapkan masa depan tanpa sang penyerang asal Mesir, seiring perubahan arah permainan dan keputusan-keputusan penting yang muncul di lapangan.

Ketika Salah meneken perpanjangan kontrak dua tahun pada musim panas lalu, sejak awal sudah ada keraguan apakah ia benar-benar akan menuntaskan durasi tersebut. Bagi Liverpool, kesepakatan itu lebih menyerupai langkah protektif agar tidak kehilangan aset besar secara gratis. Apalagi, ketertarikan klub-klub kaya—terutama dari Arab Saudi—selalu menjadi bayang-bayang serius.

Perkembangan terbaru di Premier League memberi sinyal kuat akan perubahan tersebut. Salah tidak masuk starting XI dalam dua laga liga terakhir, sebuah keputusan yang jarang terjadi sepanjang masa baktinya. Situasi ini menguatkan dugaan bahwa Liverpool tengah mengurangi ketergantungan pada pemain yang selama bertahun-tahun menjadi sumber utama gol mereka.

Arah Baru di Bawah Arne Slot

Liverpool kini terlihat mencoba membangun fondasi tim yang berbeda. Nama Florian Wirtz dan Alexander Isak mulai diasosiasikan sebagai poros baru permainan, mencerminkan upaya klub dalam merancang ulang identitas menyerang mereka. Seberapa efektif Arne Slot menjalankan transisi ini masih menjadi tanda tanya, namun arah jangka panjangnya jelas: Liverpool harus bersiap melangkah tanpa Salah.

Faktor usia juga tak bisa diabaikan. Salah tidak semakin muda, dan Liverpool tentu tak ingin berada dalam posisi kehilangan pemain kunci tanpa imbalan finansial. Jika waktu perpisahan tiba, klub harus memastikan transisi itu terkelola dengan matang.

Tantangan Besar Mengganti Ikon Anfield

Menggantikan Mohamed Salah adalah tugas nyaris mustahil. Tekanan yang menyertai siapa pun penggantinya akan sangat besar. Ekspektasi untuk menyamai produktivitas gol Salah selama di Liverpool akan sulit dipenuhi oleh pemain mana pun.

Namun, pergantian ini tak melulu soal angka gol. Liverpool justru berpeluang menjadi tim yang lebih seimbang jika pengganti Salah mampu memberi dimensi berbeda dalam permainan.

Masalah di Sisi Sayap

Satu hal yang semakin terlihat adalah keterbatasan Liverpool di area sayap. Kecepatan, lebar permainan, serta kemampuan duel satu lawan satu kini menjadi kekurangan yang cukup jelas. Kondisi ini sudah terasa sejak kepergian Luis Díaz, bahkan sebelumnya ketika tim tidak lagi memiliki kombinasi kecepatan seperti saat era Sadio Mané dan Salah di puncak performa fisiknya.

Kekurangan tersebut menegaskan bahwa profil pemain yang dicari Liverpool bukan sekadar pencetak gol, melainkan sosok yang mampu menghidupkan permainan dari sisi lapangan dan memberi variasi serangan.

Pandangan Kami

Liverpool berada di persimpangan penting. Keputusan mengurangi peran Salah bukan sekadar soal performa, melainkan strategi jangka panjang. Jika transisi ini berhasil, Liverpool bisa muncul sebagai tim yang lebih seimbang dan dinamis. Namun, kesalahan dalam memilih arah atau profil pemain pengganti berisiko membuat mereka kehilangan identitas yang selama ini menjadi kekuatan utama.

Exit mobile version