Gilabola.com – Meski Manchester United sering dikritik karena kesalahan dalam urusan perekrutan pemain, masih ada beberapa keputusan transfer yang terlihat menjanjikan.
Ruben Amorim kini tengah menyusun kembali skuadnya di Old Trafford, dan tampaknya dia memiliki dua pemain yang bisa dijadikan fondasi untuk masa depan yang lebih cerah.
Perjalanan mereka di liga domestik memang mengecewakan hingga membuat posisi klub berada di urutan ke-15. Namun, keberhasilan di ajang Liga Europa tetap memberikan sedikit cahaya di tengah awan gelap musim ini.
Dalam konteks ini, akademi kembali menghadirkan talenta seperti Kobbie Mainoo dan Alejandro Garnacho. Keduanya masih berusia 20 tahun dan sedang menjalani masa transisi dalam sistem yang berbeda.
Walaupun belum sepenuhnya menemukan ritme terbaik, mereka dinilai punya potensi besar untuk tetap menjadi bagian dari tim Manchester United di masa mendatang.
Kondisi keuangan klub bisa saja memaksa United untuk mempertimbangkan penjualan, apalagi keduanya tercatat sebagai aset murni dalam pembukuan PSR. Tapi melepas mereka sekarang bisa menjadi langkah yang disesalkan di kemudian hari.
Dua Transfer Mahal yang Mulai Tunjukkan Nilai
Amad Diallo dan Leny Yoro menjadi dua nama yang masa depannya lebih pasti. Keduanya didatangkan saat masih remaja dengan total biaya mencapai Rp 2,1 Triliun, namun belakangan investasi itu mulai terlihat masuk akal.
Perjalanan Amad dari Atalanta memang penuh liku. Nilai transfer awal sebesar Rp 418 Miliar dan tambahan Rp 396 Miliar sempat dipertanyakan ketika kontribusinya belum tampak.
Namun masa peminjaman di Sunderland berhasil membuka potensinya. Dia berkembang pesat dalam 12 bulan terakhir dan mulai menjadi figur penting dalam permainan Manchester United.
Cedera panjang sempat menghambat momentumnya, tapi saat masuk sebagai pemain pengganti melawan Athletic Bilbao, dia langsung memberi dampak nyata dengan kemampuan menggiring bola dan mengubah tempo permainan.
Amorim pun dikabarkan mempertimbangkan menurunkannya sejak awal pada final Liga Europa melawan Tottenham. Aksinya saat dikepung empat pemain lawan mengingatkan publik pada foto legendaris Diego Maradona, meskipun tentu tidak dimaksudkan sebagai perbandingan kemampuan secara langsung.
Tapi yang jelas, kemampuan pemain internasional Pantai Gading itu untuk menarik perhatian banyak pemain lawan dianggap bisa membuka ruang untuk rekan-rekannya.
Di tengah ketidakpastian posisi, Amad sedang dicoba sebagai gelandang serang meskipun sebelumnya lebih sering bermain di sisi sayap. Kemungkinan dia akan digunakan di sektor kanan untuk jangka pendek, tapi Amorim tampaknya mulai membentuknya menjadi pemain tengah yang lebih sentral.
Leny Yoro, bek muda berusia 19 tahun, juga mulai menunjukkan kualitasnya setelah mengalami cedera kaki pada pramusim. Dia sempat tertunda tampil karena harus beradaptasi dengan sistem tiga bek yang baru.
Namun perlahan dia mulai menegaskan mengapa dirinya sempat dikejar oleh klub besar seperti Real Madrid. Postur yang tenang saat menguasai bola dan kemampuannya membawa bola maju ke depan membuatnya cocok dalam peran bek tengah sayap.
Penampilannya semakin meningkat ketika dia memberi assist untuk gol Mason Mount dalam laga melawan Athletic. Ketika seorang bek bisa memberi kontribusi di sepertiga akhir lapangan, hal itu memberi fleksibilitas baru dalam permainan bola modern, terutama dalam sistem Amorim yang dinamis.
Meskipun masih banyak sektor yang perlu dibenahi di Manchester United, dua nama ini—Amad dan Yoro—memberikan warna berbeda dalam perjalanan tim musim ini dan bisa menjadi pondasi tim di masa mendatang.