
Gilabola.com – Manchester United akhirnya menembus empat besar Premier League setelah menaklukkan Brighton dalam kemenangan ketiga beruntun mereka, dan sosok Casemiro kini menjadi pusat perhatian sebagai pemimpin yang menghidupkan kembali semangat di ruang ganti Setan Merah.
Kebangkitan di Bawah Ruben Amorim
Ruben Amorim benar-benar membawa angin segar di Old Trafford. Setelah kemenangan mengejutkan atas rival abadi Liverpool di Anfield pekan lalu, kini Manchester United—alias Setan Merah—tampak menemukan ritme terbaik mereka di bawah pelatih asal Portugal itu.
Padahal, di awal musim, performa lini tengah United sempat dipertanyakan. Meski kedatangan Benjamin Sesko dan beberapa pemain depan baru jadi sorotan besar di bursa transfer musim panas, keseimbangan di tengah lapangan belum benar-benar terasa. Namun dalam beberapa pekan terakhir, semuanya mulai berubah.
Amorim tampaknya sudah menemukan racikan yang pas, dan satu nama yang paling menonjol dalam proses itu adalah Casemiro.
Casemiro, Pemimpin dan Mesin Penggerak
Gelandang asal Brasil berusia 33 tahun ini sempat diragukan. Banyak yang menilai performanya di Manchester United tak lagi sepadan dengan reputasinya saat masih memperkuat Real Madrid. Namun nyatanya, Casemiro menunjukkan bahwa pengalaman dan mental juara masih jadi senjata utamanya.
Dalam kemenangan 4-2 atas Brighton, sang gelandang veteran tampil luar biasa—bukan hanya karena mencetak gol kedua United, tapi juga karena energi dan pengaruhnya di lapangan. Ruben Amorim pun tak ragu memberikan pujian khusus setelah laga tersebut.
“Dia memberi kami banyak pengalaman. Dia sangat penting untuk kami. Hari ini dia berlari sangat banyak, menekan tinggi, lalu kembali membantu pertahanan, dan dia melakukannya dengan baik,” ujar Amorim kepada situs resmi klub.
“Saya benar-benar senang dengan penampilannya, dan pemain lain harus mencontoh Casemiro.” – Ruben Amorim
Pengalaman yang Tak Tergantikan
Dalam masa transisi besar yang sedang dijalani Manchester United, keberadaan sosok seperti Casemiro menjadi vital. Pengalaman, ketenangan, serta tekad kuatnya membawa aura kepemimpinan yang sudah lama hilang sejak era Sir Alex Ferguson berakhir pada 2013.
Memang, stamina Casemiro mungkin sudah tidak seperti dulu. Ia tak lagi sanggup bermain penuh 90 menit setiap pekan. Namun strategi Amorim yang menurunkannya sejak awal dan menggantinya di babak kedua tampak menjadi pilihan paling efektif.
Menariknya, ketika melawan Brighton, Amorim memilih menggantikan Casemiro dengan Kobbie Mainoo—bukan Manuel Ugarte yang belakangan tampil kurang meyakinkan. Hal itu menunjukkan jelas siapa yang lebih dipercaya di lini tengah United saat ini.
Untuk mempertahankan performa impresif ini, menjaga Casemiro tetap bugar dan siap tampil akan menjadi kunci. Dialah sosok yang mampu mengatur tempo permainan sekaligus memberi ketenangan di jantung tim Setan Merah.
