Eberechi Eze Tinggalkan Crystal Palace dengan Kenangan yang Tak Tergantikan

Gilabola.comEberechi Eze resmi meninggalkan Crystal Palace setelah lima tahun memperkuat klub asal London Selatan itu. Sang gelandang serang pamit dengan penuh rasa terima kasih kepada suporter serta seluruh elemen klub.

Kepindahannya ke Arsenal dipastikan setelah kedua klub mencapai kesepakatan transfer senilai Rp 1,5 Triliun. Bagi Eze, Palace bukan sekadar tempat bekerja di dunia sepak bola. Dia menyebut pengalaman di Selhurst Park sebagai bagian penting dari perjalanan hidupnya.

Datang dari Queens Park Rangers pada 2020 usai mencetak 14 gol di Championship, dia berkembang menjadi salah satu pemain kunci tim. Dalam periode itu, dirinya mengaku menemukan rumah kedua dan membangun hubungan erat dengan komunitas South London.

Selama membela Palace, Eze sempat mengalami pasang surut. Musim perdananya diwarnai cedera Achilles yang membuatnya absen berbulan-bulan. Namun, setelah pulih, dia kembali menunjukkan kualitas terbaiknya dengan torehan dua musim beruntun mencapai dua digit gol di Premier League.

Momen paling bersejarah tercipta pada musim lalu ketika dia membawa Palace meraih gelar mayor pertama sepanjang sejarah klub. Golnya ke gawang Manchester City di final Piala FA menjadi penentu kemenangan.

Beberapa pekan sebelumnya, dia juga mencetak gol pembuka saat semifinal melawan Aston Villa. Puncaknya, Palace melanjutkan pesta dengan menjuarai Community Shield lewat adu penalti melawan Liverpool.

Eze menuturkan bahwa pengalaman bermain di Wembley adalah momen paling spesial dalam kariernya. Dia merasa semua pencapaian itu terwujud berkat dukungan penuh dari para penggemar. Dukungan yang sama pula yang membuatnya mampu bangkit dari cedera serius.

Pujian dari Klub dan Suporter

Ketua Crystal Palace, Steve Parish, menyampaikan penghargaan besar kepada Eze atas kontribusinya. Dia menilai perjalanan karier sang pemain sebagai inspirasi, mulai dari sempat dilepas sejumlah klub hingga akhirnya mengantar Palace mengangkat trofi pertama dalam sejarah mereka yang berusia 164 tahun.

Parish menambahkan bahwa selain kemampuan di lapangan, Eze juga dikenal sebagai pribadi rendah hati dan aktif dalam kegiatan sosial.

Pada musim 2024/25, dia bahkan mendapat penghargaan PFA Community Champion berkat kiprahnya di luar lapangan, mulai dari acara amal hingga dukungan terhadap komunitas lokal. Hal itu membuat dirinya semakin dicintai masyarakat sekitar Selhurst Park.

Pelatih Oliver Glasner sempat berencana menurunkannya pada laga perdana Eropa Palace. Namun, sebelum pertandingan melawan Fredrikstad digelar, Eze sudah absen karena alasan kesehatan. Dua hari kemudian, kabar kepindahannya ke Arsenal diumumkan secara resmi.

Kepindahan Eze ke Emirates Stadium menjadi akhir kisah indahnya bersama Crystal Palace. Pihak klub menegaskan bahwa dia akan selalu diterima kembali di Selhurst Park, sementara para suporter diyakini tetap menyimpan kenangan hangat atas dedikasinya.

IKLAN