Empat Laga Manchester United Mendatang Bakal Jadi Penentu Musim Mereka

Gilabola.comRuben Amorim menghadapi periode krusial di Manchester United dengan empat pertandingan penting yang dapat menentukan arah musim ini.

Kemenangan 2-0 atas Sunderland sebelum jeda internasional sedikit meredakan tekanan, namun jadwal selanjutnya menghadirkan ujian berat dimulai dari lawatan ke markas Liverpool.

Hasil positif atas Sunderland menjadi salah satu performa paling solid di bawah kepemimpinannya. Namun, United baru mencatat sepuluh kemenangan dari 34 laga Liga Inggris sejak Amorim menggantikan Erik ten Hag, menunjukkan betapa lambatnya proses adaptasi sang pelatih.

Jim Ratcliffe sempat menyatakan bahwa Amorim membutuhkan waktu hingga tiga tahun untuk membentuk tim sesuai visinya. Dia bahkan menyinggung proses panjang yang dialami Sir Alex Ferguson pada awal masa jabatannya di 1986.

Meski demikian, Amorim sadar dukungan tersebut tak akan berarti banyak jika posisi di klasemen tak membaik. Setelah finis di urutan ke-15 musim lalu, manajemen dan pendukung menginginkan peningkatan nyata musim ini.

Saat ini United menempati posisi ke-10, baru dua kali menutup pekan kompetisi di paruh atas klasemen. Meskipun tampil lebih stabil, mereka belum mampu meraih dua kemenangan beruntun di liga sejak Amorim datang.

Ujian berikutnya datang dari Liverpool di Anfield, stadion yang tak lagi bersahabat bagi United sejak kemenangan terakhir pada 2016. Setelah itu, mereka akan menjamu Brighton, bertandang ke Nottingham Forest, dan menghadapi Tottenham di London.

Amorim menilai empat laga itu sebagai kesempatan untuk memperbaiki posisi dan membuktikan konsistensi. Di ruang ganti dan ruang rapat direksi, target jelas: finis di zona Eropa sebagai bukti kemajuan nyata.

Mengulang Luka Lama atau Membuka Harapan Baru?

Dalam dua musim terakhir, tiga dari empat lawan itu justru menjadi sumber kekalahan memalukan. Brighton tiga kali beruntun menang di Old Trafford, sementara Nottingham Forest dan Tottenham mengulang dominasi mereka atas United di musim sebelumnya.

Laga pertama di Anfield pada 19 Oktober membawa kenangan campur aduk. Januari lalu, United bermain imbang 2-2 setelah Lisandro Martinez membawa mereka unggul, tetapi Amad Diallo harus menyelamatkan hasil di menit akhir.

Amorim menilai tim tampil baik ketika fokus dan berjuang hingga akhir, namun dia menegaskan pentingnya konsistensi semangat tersebut di setiap pertandingan.

Beberapa hari kemudian, United akan menghadapi Brighton di Old Trafford. Musim lalu, laga ini berakhir buruk dengan kekalahan 1-3. Amorim ketika itu mengakui kinerja tim sangat mengecewakan dan menyebut hasil tersebut sebagai salah satu titik terendah dalam sejarah klub.

Komentarnya yang keras menjadi cermin frustrasi pelatih asal Portugal itu terhadap performa inkonsisten timnya. Sementara salah satu pendukung menilai masalah United jauh lebih dalam daripada sekadar kesalahan individu di lapangan.

Pertandingan selanjutnya melawan Nottingham Forest juga tak kalah menyakitkan. United kalah di City Ground dengan mantan pemain mereka, Anthony Elanga, menjadi pencetak gol tunggal. Amorim mengkritik kelengahan timnya dalam bertahan dari situasi bola mati yang berujung gol lawan.

Kekalahan itu diikuti hasil negatif lainnya saat menghadapi Tottenham. Dalam pertemuan terakhir, James Maddison mencetak gol tunggal yang membuat Spurs meraih kemenangan ketiga atas United dalam satu musim. Amorim menyimpulkan bahwa efisiensi menjadi pembeda utama di laga tersebut.

Kini, empat laga ke depan akan menjadi tolok ukur apakah Manchester United di bawah Amorim benar-benar bergerak ke arah yang lebih baik atau masih terjebak dalam pola lama yang sama. Performa di bulan Oktober dan November ini bisa menentukan arah masa depan sang pelatih di Old Trafford.

IKLAN