Gila Bola – Empat resep yang digunakan Mikel Arteta untuk menjinakkan Manchester City sebenarnya bisa dipakai untuk mengalahkan tim lain yang menggunakan cara bermain yang sama, misalnya Tottenham Hotspur, Brighton atau bahkan Liverpool.
Arsenal akhirnya berhasil mengakhiri enam tahun laga kandang tanpa kemenangan di Premier League kontra Manchester City, dengan tim biru langit itu selalu memenangkan 12 head to head terbarunya di ajang liga domestik.
Satu gol tiga menit jelang akhir dari Gabriel Martinelli, yang memantul di wajah Nathan Ake dan mengecoh Ederson yang sudah berlari ke arah sebaliknya, terbukti sulit dibalaskan oleh skuad Pep Guardiola itu.
Arsenal Menang Karena City Tak Berniat Menang
Tidak, kalimat ini bukan mau membela Arsenal. Justru karena Pep Guardiola menanggalkan identitas utamanya untuk maju menyerang, serta memilih bermain hati-hati kontra bekas asistennya iu, tim biru kalah.
Tanpa Rodri yang terkena kartu merah dan Kevin De Bruyne yang tengah cedera, Pep memasang Bernardo Silva, Rico Lewis dan Mateo Kovacic di depan empat pemain belakangnya.
Ketiga gelandang itu berpikir defensif sehingga hampir sepanjang pertandingan tidak ada umpan terobosan khas De Bruyne, dengan bola terhenti di depan deretan pemain belakang the Gunners.
Kyle Walker dan Josko Gvardiol bertindak sebagai wingback, tetapi posisi asli kedua pemain ini bukanlah bek sayap. Gvardiol utamanya. Ia lebih berpikir sebagai seorang pemain bertahan daripada seorang bek sayap.
Data menunjukkan umpan-umpan Gvardiol tertuju ke samping atau ke arah belakang. Hampir tidak ada crossing ke dalam kotak. Hanya satu kali dalam 90 menit.
Beberapa kali ia melepaskan umpan ke arah depan tetapi gagal mencapai tujuan dengan kesuksesan passingnya hanya 71 persen saja.
Data permainan juga menunjukkan Arsenal menguasai setengah lapangan mereka sendiri dengan memaksa Erling Haaland mundur ke lingkaran dekat garis setengah lapangan. Phil Foden dan Julian Alvarez gagal bermain melebar, malah mendekati Haaland. Membuat Arsenal bisa memfokuskan pertahanan mereka di tengah.
Peran Besar William Saliba Mengawal Haaland
Tahu apa beda laga kali ini dengan kekalahan 3-1 di tangan tim biru akhir musim lalu yang memastikan gelar juara City? Waktu itu William Saliba cedera. Rob Holding turun sebagai penggantinya tapi gagal menghold Haaland, yang membully pengawalnya itu berkali-kali.
Hal yang sama tidak terjadi kali ini. Hampir di seluruh pertandingan Saliba yang sama tinggi dan memiliki kekuatan fisik yang sama dengan Haaland mengawal sang bintang Norwegia itu untuk mencegahnya menyentuh atau menguasai bola.
Saliba memenangkan empat dari tujuh duelnya kontra pemain No 9 itu. Tiga kali Haaland menang dan lolos, tetapi tidak dalam posisi yang membahayakan tuan rumah.
Empat Pemain Pengganti Berperan Besar Dalam Gol Kemenangan Arsenal
Empat pemain pengganti seluruhnya berperan untuk gol menit 87 tersebut. Diawali dengan umpan bola panjang dari Thomas Partey yang diterima dengan sundulan oleh Takehiro Tomiyasu ke arah Kai Havertz.
Ia sembari sedikit goyah menyerahkan bola ke depan Martinelli, dan sang penyerang Brasil tidak menemui kesulitan melepaskan serangan keras yang memantul di wajah Nathan Ake.