
Gilabola.com – Chelsea meraih kemenangan penting atas Everton di Stamford Bridge lewat penerapan taktik full-back inverted Enzo Maresca, kontribusi krusial Malo Gusto sebagai pencetak gol dan penggerak serangan, sekaligus respons pelatih terhadap kritik, kondisi ruang ganti, rotasi lini belakang, dan situasi skuad setelah periode yang dinilai sulit secara internal.
Sejak menggantikan Mauricio Pochettino, Enzo Maresca kerap mendapat sorotan karena kebiasaan mengubah peran bek sayap menjadi gelandang saat fase menyerang.
Pendekatan tersebut kembali diterapkan saat menghadapi Everton, dan hasil akhirnya memberi pembenaran atas keyakinan pelatih asal Italia tersebut.
Malo Gusto, yang sepanjang musim menunjukkan perkembangan signifikan, menjadi figur utama dalam kemenangan Chelsea. Gol pembuka bermula dari pergerakan Gusto ke area tengah, yang menciptakan keunggulan jumlah pemain dan membuka ruang di jantung pertahanan Everton.
Dari posisi itu, Gusto melepaskan umpan terukur yang diterima Cole Palmer sebelum diselesaikan ke gawang Jordan Pickford.
Keberhasilan situasi tersebut tidak lepas dari pergerakan Palmer yang lebih dulu menarik Idrissa Gueye keluar dari posisinya. Struktur Everton menjadi renggang, dan Chelsea memanfaatkan celah itu dengan efektif sesuai rencana permainan.
Peran Gusto dan Pembacaan Taktik Maresca
Menjelang akhir babak pertama, Gusto kembali menunjukkan naluri menyerang dengan menyelesaikan serangan balik cepat. Pedro Neto memulai transisi dengan melewati Vitalii Mykolenko sebelum mengirim bola ke area kotak enam yard.
Gusto menyambutnya dengan penyelesaian tenang ke tiang dekat, menggandakan keunggulan Chelsea. Peran tersebut menegaskan bagaimana Maresca memandang Gusto bukan sekadar bek kanan, melainkan pemain dengan kapasitas taktis yang luas.
Meski bukan gelandang murni, Gusto dinilai mampu menjaga transisi, nyaman menguasai bola, dan cepat membaca situasi. Maresca menjelaskan kepada wartawan bahwa kunci dari perubahan peran itu terletak pada kemauan pemain untuk beradaptasi.
Pelatih Chelsea tersebut menyampaikan bahwa Reece James dan Gusto sama-sama berposisi sebagai bek, namun dalam pertandingan itu berfungsi sebagai gelandang.
Dia menilai sikap terbuka, kemauan belajar, dan usaha para pemain menjadi alasan utama performa positif, terutama setelah pekan yang dia sebut penuh tantangan.
Maresca juga mengungkapkan bahwa dalam 48 jam terakhir sebelum laga, dukungan terhadap tim terasa sangat minim. Menurut dia, kemenangan tersebut memberi kepuasan tersendiri karena menunjukkan seluruh pemain ingin membantu klub keluar dari situasi sulit.
Rotasi Lini Belakang dan Kondisi Skuad
Mengenai komposisi lini belakang, Maresca menilai tidak ada satu susunan yang bersifat permanen. Dia menjelaskan bahwa empat bek yang tampil melawan Everton juga digunakan dalam laga lain, namun intensitas jadwal membuat rotasi menjadi keharusan.
Kondisi Wes Fofana yang belum memungkinkan tampil setiap tiga hari menjadi pertimbangan utama perubahan di jantung pertahanan. Maresca menyebut Chelsea mencoba mencari solusi terbaik dengan mengombinasikan Benoit Badiashile dan Trevoh Chalobah di laga sebelumnya.
Pendekatan tersebut menunjukkan fokus Maresca pada keberlanjutan performa pemain, bukan sekadar hasil jangka pendek. Kemenangan atas Everton menjadi bukti bahwa Chelsea mulai menemukan keseimbangan antara ide permainan dan kondisi nyata skuad.
Pendapat Kami
Menurut kami, keberhasilan Maresca bukan semata soal gol Malo Gusto, melainkan konsistensi pelatih mempertahankan filosofi di tengah tekanan, meski pendekatan ini tetap menyisakan risiko jika adaptasi pemain tidak berjalan secepat tuntutan jadwal dan ekspektasi hasil.
