Gilabola.com – Pelatih kepala Chelsea, Enzo Maresca, terpaksa mengubah pendekatan persiapannya menghadapi pertandingan melawan Manchester United setelah klub tersebut memecat Erik ten Hag.
Posisi manajer sementara kini dipegang oleh asisten pelatih, Ruud van Nistelrooy, yang merupakan mantan rekan setim Maresca saat keduanya bermain di Malaga pada 2011-2012.
Maresca menyatakan, perubahan tersebut membuat dia perlu memikirkan ulang strategi untuk pertandingan Premier League di Old Trafford, dan berusaha memahami gaya permainan yang mungkin diterapkan oleh Van Nistelrooy.
Maresca mengungkapkan bahwa pemecatan Ten Hag memaksanya meninjau pertandingan-pertandingan lama PSV Eindhoven, tim yang sebelumnya ditangani Van Nistelrooy sebelum mengambil peran sementara di United.
Maresca mengaku bahwa meski merasa sedih untuk Ten Hag, dia turut bahagia untuk rekannya tersebut, karena kesempatan besar ini mungkin menjadi langkah penting dalam karier Van Nistelrooy. Dia juga mengungkapkan harapannya untuk bertemu dengan mantan rekannya itu pada pertandingan akhir pekan nanti.
Sebelum bertemu United, Chelsea harus terlebih dahulu berhadapan dengan Newcastle United dalam putaran keempat Piala Liga di St. James’s Park. Maresca mengindikasikan bahwa akan ada rotasi besar dalam skuad yang akan dimainkan pada laga ini, memberi kesempatan bagi para pemain pelapis.
Salah satunya adalah Filip Jorgensen, yang dipastikan menjadi penjaga gawang dalam laga ini menggantikan kiper utama, Robert Sanchez. Meski demikian, Maresca menegaskan bahwa posisi utama di bawah mistar tetap dipegang oleh Sanchez untuk pertandingan-pertandingan besar.
Dalam perjalanan Chelsea di musim ini, tantangan untuk meraih trofi besar domestik pertama sejak 2018 terus berlanjut. Musim lalu, Chelsea yang saat itu ditangani Mauricio Pochettino, berhasil mencapai final Piala Liga, meski harus menyerah dari Liverpool yang berhasil mengalahkan mereka di Wembley.
Namun, kekalahan tersebut menyisakan kritik, terutama dari pengamat seperti Gary Neville, yang mengomentari bahwa tim dengan komposisi pemain mahal seharga Trilyunan rupiah masih belum efektif dalam mencapai target juara.
Rata-rata usia pemain Chelsea saat itu dua tahun lebih muda dari tim Liverpool yang lebih berpengalaman, sehingga kurangnya pengalaman final turut memengaruhi hasil akhir pertandingan.
Maresca menanggapi komentar tersebut dengan mengatakan bahwa faktor pengalaman menjadi perbedaan nyata antara Chelsea dan Liverpool saat itu. Dia menjelaskan bahwa pengalaman dalam pertandingan-pertandingan besar seperti final adalah hal penting yang memerlukan waktu untuk terbentuk.
Meski Chelsea saat ini dianggap masih dalam tahap perkembangan, Maresca optimis bahwa pengalaman akan membantu meningkatkan performa mereka di masa mendatang.
Sebagai persiapan menjelang laga melawan United, Maresca juga berharap pengalaman menghadapi lawan dengan berbagai strategi akan membantu Chelsea menemukan ritme permainan yang konsisten.