Erik ten Hag Merasa Sangat Terpukul dan Hancur Usai Pemecatan di Manchester United

Gilabola.com Manchester United baru saja membuat keputusan besar dengan memecat Erik ten Hag dari posisinya sebagai manajer tim utama. Kabar ini sangat mengejutkan banyak pihak, termasuk Ten Hag sendiri, yang digambarkan oleh mantan rekan setimnya dalam kondisi yang sangat terpukul.

Sejak dipercaya sebagai pelatih utama pada April 2022 untuk menggantikan Ole Gunnar Solskjaer, Ten Hag membawa harapan baru bagi klub. Namun, perjalanan ini terhenti setelah rentetan hasil kurang memuaskan pada musim 2024/25 yang membebani posisinya.

Manchester United kini duduk di posisi ke-14 Premier League dengan tiga kemenangan dari sembilan pertandingan awal. Penampilan yang inkonsisten di sepanjang musim ini membuat Ten Hag kehilangan kepercayaan dari pihak klub.

Berdasarkan statistik sejak awal Maret, United hanya berhasil meraih 27 poin dari 21 pertandingan Premier League, hanya selisih satu poin dari Everton yang berada di posisi sulit. Kondisi ini menambah tekanan bagi Ten Hag dan timnya di bawah pengawasan ketat.

Setelah United mengumumkan pemecatan Ten Hag pada Senin pagi, klub tersebut menyampaikan ucapan terima kasih atas kontribusi yang telah diberikan oleh sang manajer selama di Old Trafford.

Meskipun berpisah, klub berharap Ten Hag dapat menemukan kesuksesan di tempat lain dalam kariernya. Pernyataan ini menandakan bahwa perjalanan Ten Hag bersama Manchester United benar-benar telah berakhir.

Ten Hag Sangat Terpukul

Sejak beredar kabar pemecatan, Ten Hag belum memberikan pernyataan publik tentang perasaannya terkait keputusan ini. Namun, beberapa hari setelah pemecatannya, seorang pakar sepak bola Belanda, Hans Kraay Jr., yang pernah bermain bersama Ten Hag di De Graafschap, memberikan wawasan mengenai kondisi psikologis mantan manajer Ajax tersebut.

Kraay Jr. mengungkapkan bahwa, meskipun Ten Hag akan menerima kompensasi sekitar Rp 306 Milyar, uang bukanlah hal yang dapat menghapus luka emosional yang sedang dirasakannya.

Menurut Kraay Jr., meskipun Ten Hag mendapat gaji tahunan sekitar Rp 137 Milyar dan masih memiliki kontrak hingga musim panas 2026, perasaan kecewa atas pemecatan ini jauh lebih mendalam daripada kompensasi finansial yang akan diterimanya.

Kraay Jr. juga menambahkan bahwa saat ini Ten Hag belum memikirkan soal uang atau kompensasi. Fokus Ten Hag, kata Kraay, masih tertuju pada situasi emosional yang membebani dirinya akibat kegagalan yang harus diterima.

Ruben Amorim Jadi Pengganti

Kepergian Ten Hag dari Manchester United turut memunculkan spekulasi tentang siapa yang akan menggantikan posisinya sebagai manajer. Nama Ruben Amorim, pelatih yang dikenal sukses membawa Sporting Lisbon meraih berbagai pencapaian, mulai disebut-sebut sebagai kandidat kuat.

Pergantian ini dinilai penting bagi United untuk mencoba bangkit di tengah keterpurukan musim ini. Pengalaman dan pendekatan Amorim diharapkan bisa memberi nuansa baru yang dibutuhkan klub demi mencapai target yang diharapkan.

Kondisi ini menandai momen penting bagi Manchester United dan Ten Hag. Bagi Ten Hag, pemecatan ini mungkin menjadi salah satu pengalaman tersulit dalam kariernya, dan perjalanan ke depannya akan membutuhkan waktu untuk pulih dari situasi yang dialaminya.

Sedangkan bagi Manchester United, pencarian manajer baru adalah langkah besar yang diharapkan bisa mengembalikan performa klub yang sempat meredup dalam beberapa waktu terakhir.