Site icon Gilabola.com

Erling Haaland Hanya Butuh Satu Gol di Wembley Untuk Bungkam Haters!

Erling Haaland jelang Final Piala FA - Manchester City vs Crystal Palace

Gilabola.com – Erling Haaland dikenal sebagai mesin gol yang hampir selalu mencetak di mana pun dia bermain. Namun, ada satu stadion yang menjadi pengecualian misterius – Wembley Stadium.

Kini, dia punya kesempatan langka untuk mematahkan kutukan itu saat Manchester City menghadapi Crystal Palace di final Piala FA akhir pekan ini.

Haaland: Pencetak Gol di Mana-Mana, Kecuali Wembley

Sejak bergabung dengan Manchester City, Haaland sudah mencetak 120 gol, dengan 71 di antaranya tercipta di Etihad Stadium. Di luar kandang, dia pernah bermain di 36 stadion dan mencetak gol di 28 di antaranya.

Hanya ada beberapa tempat di mana dia belum mencetak gol, dan sebagian besar karena hanya bermain satu kali di sana.

Namun Wembley berbeda. Stadion nasional Inggris itu menjadi tempat Haaland paling sering bermain selain Etihad – lima kali tampil di sana, nol gol.

Itu termasuk dua final Piala FA, satu semifinal, dan dua pertandingan Community Shield. Tak satu pun dari lima kesempatan itu ia berhasil membobol gawang lawan.

Lebih dari itu, jika ditotal dengan partai final lainnya di Liga Champions, Piala Super Eropa, dan laga-laga semifinal, Haaland belum pernah mencetak gol dalam 10 laga final dan semifinal bersama City. Statistik yang cukup mengejutkan mengingat reputasinya sebagai predator di depan gawang.

Mengapa Haaland Mandul di Laga Besar?

Pertanyaan pun muncul: mengapa Haaland sering gagal mencetak gol dalam pertandingan-pertandingan terpenting?

Ada beberapa faktor yang bisa menjelaskan. Pertandingan final dan semifinal cenderung lebih hati-hati, dengan lini pertahanan lawan lebih fokus menutup ruang dan memutus suplai bola kepada Haaland. Lawan-lawan yang dihadapi pun bukan tim sembarangan – Arsenal, Manchester United, dan Liverpool menjadi lawan tangguh di Wembley.

Satu-satunya lawan “lemah” adalah Sheffield United di semifinal Piala FA 2023, tapi saat itu Riyad Mahrez mencetak hattrick, dan Haaland langsung ditarik keluar setelah gol ketiga demi menyimpan tenaganya untuk akhir musim dalam misi treble.

Secara statistik, Haaland hanya mencatat rata-rata 1,7 tembakan per laga di final, dibanding empat tembakan per pertandingan di kompetisi reguler musim ini. Bahkan dalam dua pertandingan Community Shield melawan Arsenal dan United, Haaland tak melakukan satu pun tembakan – wajar jika angka golnya di Wembley masih nol.

Crystal Palace Jadi Lawan yang Tepat?

Namun akhir pekan ini bisa jadi momen pembalikan nasib. Crystal Palace adalah tim yang cocok untuk membangkitkan Haaland. Dalam empat pertemuan melawan Palace, dia sudah mencetak enam gol – termasuk hattrick yang gemilang di musim pertamanya.

Pelatih Pep Guardiola kemungkinan besar tetap akan menurunkan Haaland, meski performa tim sempat lebih cair saat dia absen. Saat melawan Southampton minggu lalu, City terlihat stagnan ketika Haaland tidak mendapat dukungan penuh dari sistem yang berjalan.

Pergantian pemain untuk memberikan lebih banyak lebar lapangan nyaris membuka pertahanan Southampton – bukti bahwa Haaland masih sangat penting.

Guardiola bisa saja tergoda untuk kembali menggunakan sistem “false nine” seperti saat lawan Nottingham Forest, namun meninggalkan Haaland di final Piala FA bukanlah keputusan yang mudah – bahkan nyaris tak masuk akal.

Apalagi, jika ada satu hal yang sudah terbukti berkali-kali: jangan pernah menulis Haaland terlalu cepat. Dia dikenal mencetak gol bukan hanya untuk menang, tapi juga untuk memecahkan kutukan.

Mungkin, Wembley-lah yang harus waspada akhir pekan ini.

Exit mobile version