Gilabola.com – Ruben Amorim telah mencatatkan rekor yang tidak diinginkan sebagai manajer Manchester United dalam hal kekalahan kandang di Premier League, sesuatu yang jarang dialami oleh Jose Mourinho selama masa kepemimpinannya.
Dibutuhkan kurang dari tiga bulan bagi Amorim untuk mencapai sesuatu yang tidak pernah dilakukan Mourinho dalam dua setengah tahun di Manchester United.
Terdengar mengesankan? Sayangnya tidak. Amorim telah menelan lima kekalahan dari tujuh pertandingan Premier League pertamanya di Old Trafford, sementara Mourinho hanya kalah empat kali sepanjang masa kepemimpinannya sebagai manajer United.
Catatan ini memperjelas besarnya permasalahan yang dihadapi oleh Setan Merah saat ini. Duduk di peringkat ke-13 klasemen dengan hanya terpaut 12 poin dari zona degradasi, Manchester United kini hanyalah bayangan dari kejayaan masa lalu, bahkan dari era Mourinho yang memiliki banyak kekurangan tetapi tetap jauh lebih baik.
Tim Amorim mengalami lima kekalahan kandang dua kali lebih cepat dibandingkan tim asuhan David Moyes dan empat kali lebih cepat dibandingkan tim Erik ten Hag.
Statistik ini membuat para penggemar terkejut. Seorang pengguna X menulis: “Wow. Situasi kita benar-benar kacau.”
Pengguna lain menambahkan: “Itu statistik paling menyedihkan yang saya lihat sepanjang tahun ini.” Sementara yang lain mengungkapkan: “Kita tidak menyadari betapa baiknya era Mourinho, dia bahkan tidak pernah kalah lima kali di kandang, sedangkan Amorim hanya butuh beberapa minggu.”
Sejak menggantikan Ten Hag pada November, Amorim telah menyaksikan timnya kalah di Old Trafford melawan Nottingham Forest, Bournemouth, Newcastle, Brighton, dan Crystal Palace. Sebagai perbandingan, Mourinho hanya mengalami satu kekalahan kandang di Premier League pada musim pertamanya, kalah tipis dari Manchester City.
Pada musim keduanya, hanya City dan West Bromwich Albion yang mampu mengalahkan United di Old Trafford, sementara di musim ketiganya, hanya Tottenham yang berhasil meraih kemenangan di sana. Mourinho meninggalkan United pada 2018 dalam suasana kurang baik, dengan banyak pihak menganggapnya gagal, terutama setelah tidak mampu memenangkan Premier League.
Ia sempat dicemooh karena menyebut finis di posisi kedua pada musim 2017/18 sebagai salah satu “pencapaian terbaik” dalam kariernya. Namun, melihat bagaimana para penerusnya gagal membawa United kembali ke puncak, mungkin pernyataan Mourinho ada benarnya.
Dalam enam setengah tahun sejak kepergian Mourinho, rata-rata posisi akhir United di liga adalah peringkat enam dan mereka hanya memenangkan dua trofi besar.
Bagi Amorim, jalan yang panjang dan sulit telah menantinya—jika ia diberi waktu untuk membuktikan diri. United hanya melakukan satu rekrutan besar pada bursa transfer Januari, yaitu mendatangkan Patrick Dorgu dari Lecce seharga £25 juta.
Dengan kebijakan penghematan yang diterapkan akibat kekhawatiran terhadap aturan Profit and Sustainability Rules (PSR), Amorim harus beradaptasi dengan kebijakan finansial Sir Jim Ratcliffe.
Tambahan pemain di lini serang memang tidak pernah menjadi prioritas pada musim dingin ini setelah pengeluaran besar yang dilakukan Erik ten Hag pada musim panas lalu. Cedera Lisandro Martinez yang membuatnya absen selama sembilan bulan hanya akan memperburuk kelemahan pertahanan United.
Untuk menerapkan gaya dan sistem barunya, Amorim membutuhkan waktu dan kesabaran, dua hal yang memiliki harga mahal. Dengan setiap pekan yang berlalu, keterpurukan United semakin dalam.
Klub ini telah bertahun-tahun menunggu kembalinya kejayaan, terus berganti manajer dalam mencari solusi. Namun, seberapa lama lagi mereka bisa bertahan sebelum kepercayaan benar-benar hilang dan siklus pergantian pelatih kembali terulang?