
Gilabola.com – Tottenham kembali dibuat frustrasi setelah gol menit akhir Manchester United — yang melibatkan nama besar Matthijs de Ligt — mengubah tiga poin menjadi satu dalam laga Premier League yang semestinya bisa mereka menangkan.
Kebingungan di Laga yang Sulit Dibaca
Pertandingan yang berakhir 2-2 di London utara ini menghadirkan nuansa campur aduk. Sepanjang mayoritas permainan, baik Tottenham maupun Manchester United tidak tampil sangat mengancam, tetapi tim tamu terlihat lebih klinis saat mendapat peluang.
Tottenham tampil datar hampir sepanjang laga, sebelum akhirnya bangkit di babak kedua. Mathys Tel menyamakan skor, lalu Richarlison mencetak gol menit ke-91 yang membuat stadion seolah meledak. Namun, momen krusial datang di detik-detik terakhir ketika De Ligt menanduk bola pada menit ke-96, membungkam seluruh stadion.
Thomas Frank sebenarnya hanya berjarak beberapa detik dari kemenangan penting menuju jeda internasional dan derby London utara dua pekan mendatang. Namun, semua buyar akibat kegagalan menuntaskan pertandingan.
Seleksi Pemain Thomas Frank Dipertanyakan
Kemenangan atas Copenhagen sebelumnya, disertai performa menyerang yang lebih positif, dianggap sebagai pondasi yang harus diteruskan Tottenham. Kombinasi Destiny Udogie dan Wilson Odobert di sisi kiri menunjukkan potensi besar dan memberi keseimbangan yang lebih baik.
Namun kali ini, Frank memutuskan mencadangkan keduanya. Ia menurunkan Djed Spence sebagai bek kiri, sementara Richarlison digeser bermain di sayap kiri.
Keputusan itu terlihat seperti pendekatan defensif untuk meredam United, bukan untuk menyerang mereka. Spence diplot menjaga Amad Diallo, tetapi justru Diallo yang mengirim umpan silang untuk gol pembuka tim tamu.
Tanpa Udogie yang biasa melakukan overlap, lini serang Tottenham pun tumpul. Richarlison tidak memberikan ancaman berarti hingga akhirnya Frank menarik Randal Kolo Muani pada jeda babak pertama dan memasukkan Odobert, dengan Richarlison dipindah menjadi penyerang tengah.
Perubahan itu berdampak besar. Udogie masuk di pertengahan babak kedua dan langsung membuat assist untuk gol pertama Spurs, sementara Odobert memberi umpan untuk gol kedua. Seluruh ancaman Tottenham pada babak kedua muncul dari sisi kiri — sisi yang sejak awal justru tidak dimainkan.
Perubahan Frank memang memberi hasil, tetapi sekaligus menunjukkan bahwa ia salah menilai starting XI.
Kesempatan Besar yang Hilang
Musim ini Tottenham dikenal kuat dalam situasi bola mati. Ironisnya, justru dari skema sudut yang mereka hadapi, semuanya berantakan.
Tottenham hanya butuh satu sapuan bersih untuk mengamankan tiga poin, tetapi kelengahan kecil di momen paling vital membuat semuanya runtuh.
Brennan Johnson bertugas menjaga De Ligt. Ia bahkan sudah mendapat kartu kuning di babak pertama akibat duel keras dengan bek asal Belanda itu dalam situasi sepak pojok.
Namun, pada masa tambahan waktu, De Ligt lepas dari kawalan Johnson, menemukan ruang di tiang jauh, dan menanduk bola tanpa tantangan ke gawang Guglielmo Vicario.
Kemenangan telat atas United seharusnya bisa menjadi momentum besar, tetapi seisi stadion langsung kehilangan energi. Frank, yang bangga dengan peningkatan pertahanan Spurs musim ini, mendapat pukulan telak dari cara gol itu terjadi.
Suporter Mulai Menunjukkan Ketidaksabaran
Dengan hasil ini, Tottenham hanya meraih tiga kemenangan dari 20 laga kandang terakhir di Premier League. Mereka bahkan belum menang di kandang sejak pekan pembuka musim.
Atmosfer sempat bergemuruh ketika Tel menyamakan kedudukan dan Richarlison mencetak gol dramatis, tetapi sebagian besar pertandingan menunjukkan pola lama yang membuat suporter frustrasi.
Booing terdengar jelas saat jeda babak pertama, ketika Tottenham hanya mencatat tiga tembakan tanpa satu pun yang mengarah ke gawang.
Ketegangan meningkat ketika Thomas Frank menarik keluar Xavi Simons pada menit-menit akhir. Stadion bergemuruh dengan teriakan tidak puas, hingga gol Tel menyelamatkan situasi dan sejenak meredakan kemarahan.
Namun suara-suara sumbang terhadap Frank semakin nyata, terutama di kandang. Satu-satunya obatnya: hasil positif. Dan Spurs kembali gagal mendapatkannya.
