Gagal ke Madrid, Martin Zubimendi Jelaskan Mengapa Arsenal Lebih Cocok

Gilabola.comMartin Zubimendi akhirnya mengungkap alasan di balik keputusannya meninggalkan Real Sociedad dan memilih Arsenal, meski saat itu Real Madrid juga mengincarnya.

Dia menilai dirinya bukanlah ‘potongan terakhir’ yang dibutuhkan Madrid, dan bahkan tak merasa menjadi hal itu di Arsenal. Bagi Zubimendi, keputusan bergabung dengan klub London Utara lebih karena keyakinannya terhadap filosofi permainan Mikel Arteta.

Gelandang asal Spanyol itu telah lama menjadi target utama Arteta, yang menginginkan pemain dengan kemampuan penguasaan bola tinggi dan kecerdasan taktik yang matang. Arsenal membayar Rp 1,3 Trikiun untuk mengamankan jasanya pada musim panas lalu setelah sebelumnya ia tampil gemilang di Euro 2024.

Sebelum kepindahan itu, Zubimendi juga sempat didekati Liverpool. Namun dia memilih bertahan setahun lagi di Real Sociedad demi menuntaskan komitmennya di klub masa kecilnya. Keputusan untuk hijrah ke Inggris baru ia ambil setelah berbicara langsung dengan Arteta.

Madrid sebenarnya menjadi opsi menarik karena di sana sudah ada idolanya, Xabi Alonso, yang baru menjabat pelatih utama. Namun, Zubimendi menilai dirinya tidak akan menjadi kunci yang melengkapi tim sebesar Madrid yang sudah penuh pemain berkualitas seperti Valverde dan Tchouameni.

Filosofi Arteta Jadi Daya Tarik Utama

Dalam wawancara bersama media Spanyol, Zubimendi menyebut bahwa daya tarik utama Arsenal ada pada karakter tim muda yang bersemangat dan kompak. Dia merasa klub itu punya energi besar untuk berkembang dan semangat untuk membuktikan diri setelah beberapa tahun gagal meraih trofi besar.

Dia juga menilai Arteta memiliki pendekatan yang detail dalam melatih dan mengembangkan pemain. Menurutnya, sang pelatih memperlihatkan visi yang sesuai dengan gaya bermain yang ia kuasai di La Liga, terutama dalam hal penguasaan bola dan penempatan posisi.

Zubimendi mengaku bahwa keputusan memilih Arsenal datang dari ‘perasaan cocok’ setelah melihat cara tim bermain dan berbicara langsung dengan pelatih. Dia merasa metodologi Arteta memberi ruang bagi pemain untuk tumbuh, bukan sekadar menjadi bagian dari sistem yang kaku.

Di Arsenal, pemain berusia 26 tahun itu kini menjadi bagian dari trio gelandang bersama Declan Rice dan Martin Ødegaard. Kombinasi ketiganya dinilai memberikan keseimbangan antara kreativitas, fisik, dan kedisiplinan dalam menjaga struktur permainan.

Zubimendi mengatakan bahwa ia tidak datang ke Arsenal untuk menjadi bintang utama. Dia menganggap tim ini sudah berisi pemain luar biasa dan yang terpenting baginya adalah menjadi bagian dari proses yang membawa klub lebih dekat ke gelar juara.

Sejak kedatangannya, Arsenal menunjukkan peningkatan signifikan di Premier League. Setelah sempat diragukan pada awal musim, mereka kini menempati puncak klasemen sementara, dengan Zubimendi menyumbang dua gol dalam beberapa laga awalnya.

Transfernya juga menjadi bagian dari gelombang besar rekrutmen Arsenal musim panas lalu. Klub mendatangkan sejumlah nama penting seperti Viktor Gyokeres, Noni Madueke, dan Eberechi Eze untuk memperkuat skuad.

Dengan kontribusi awal yang positif, Zubimendi mulai membuktikan keputusannya tidak keliru. Dia tampil konsisten di lini tengah dan menjadi bagian penting dalam kestabilan permainan The Gunners di musim 2025/2026.

IKLAN