Gila Bola – Mikel Arteta frustrasi, kita juga. Apa yang salah dengan Arsenal musim 2023/24 ini? Statistik memperlihatkan permainan mereka di atas lapangan sama seperti musim kemarin. Beberapa bahkan membaik.
The Gunners baru saja menderita kekalahan ketiga beruntun di semua kompetisi, menderita dua kebobolan gol kontra Liverpool, yang terjadi di ajang Piala FA. Itu sekaligus kehilangan poin keempat kalinya yang diderita tim merah London.
Jika kita melihat data permainan Arsenal selama setengah musim pertama ini, lalu dibandingkan rata-ratanya dengan musim 2022/23. Tidak ada yang salah. Salah satu penjelasannya adalah, musuh-musuhnya sudah beradaptasi dengan permainan the Gunners.
Arsenal Membaik Dalam Shot per Game, Menurun Dalam Kesuksesan Dribble
Musim lalu tim berbasis di Emirates Stadium ini melepaskan 15,6 serangan per pertandingan, dengan 5,4 tembakan di antaranya tepat sasaran ke gawang lawan. Seluruhnya dihitung rata-rata per laga.
Kali ini, juga hitungan rata-rata per game, 16,3 shots dan 5,5 serangan tepat sasaran. Membaik, bukan? Tapi pada kenyataannya mereka baru melesakkan 37 gol dari setengah musim pertama.
Sementara musim 2022/23 lalu dengan angka serangan yang lebih rendah, Bukayo Saka dan rekan-rekannya sudah mencetak 47 gol dengan jumlah pekan yang sama, 20 laga. Jadi, apa yang salah.
Jika ada yang hendak dijadikan kambing hitam maka dari sisi serangan, ada kegagalan untuk mencatatkan kesuksesan dribble lebih sering. Musim kemarin 9,4 dribble rata-rata per pertandingan. Kali ini? 7,6 saja rata-rata per laga.
Lebih malas berlari bersama bola. Tapi kita tidak tahu, apakah itu karena instruksi resmi dari Arteta demi memperbanyak umpan-umpan pendek, atau karena keinginan sang pemain guna mengurangi risiko cedera akibat ditekel lawan.
Secara Pertahanan, Arsenal Juga Membaik
Arteta sang manajer akan menggaruk-garuk kepala lebih sering lagi jika melihat data permainan dari sisi pertahanan. Juga lebih baik daripada musim lalu.
Dua contoh saja, misalnya, soal jumlah tekel dan jumlah intersepsi atau upaya mencegat bola. Musim lalu rata-rata 14,9 tekel per game, selain 6,2 intersepsi per game.
Musim ini angkanya membaik menjadi 16,5 tekel dan 7,7 intersepsi, seluruhnya rata-rata per pertandingan. Pusing, kan.
Satu-satunya jawaban adalah, lawan-lawan Arsenal sudah mengetahui cara bermain skuad Arteta itu dan memberi respons sepantasnya. Tapi sementara lawan-lawan berubah lebih baik, tidak demikian dengan tim merah tersebut, yang sepertinya masih berkutat dengan taktik yang sama.