Gila Bola – Figur Graham Potter yang terlihat di Stadion Emirates tadi malam pada pertandingan Arsenal vs Crystal Palace sudah memicu ribuan spekulasi liar. Apakah ia datang untuk bersiap menggantikan Mikel Arteta, atau Roy Hodgson?
Palace kalah dengan skor sangat besar 5-0 pada pertandingan yang selesai Sabtu malam (20/1) sehingga lebih masuk akal bahwa Potter datang untuk menjadi pengganti pelatih tua itu di Selhurst Park, bukan di Emirates.
Apalagi secara umum bisa disepakati bahwa Potter akan lebih cocok untuk menangani sebuah klub yang kurang ambisius seperti the Eagles. Sebuah klub kecil dengan target minimal. Finish akhir musim di tengah klasemen Liga Inggris saja sudah akan dianggap sukses oleh tim ini.
Namun ada juga yang mengatakan bahwa Potter disiapkan untuk menggantikan Arteta setelah tim merah kota London itu baru saja menderita tiga kekalahan beruntun di semua kompetisi, sebelum bangkit secara kuat dan menang 5-0 tadi malam.
Laga-laga Arsenal dan Crystal Palace Sebelum Ini
Arsenal baru saja tersingkir di ajang Piala FA, kalah oleh Liverpool dengan skor 0-2. Sebelum itu mereka juga sudah dua kali kalah di tangan West Ham 0-2 dan Fulham 2-1. Keduanya terjadi di ajang Premier League.
Namun kemenangan atas the Eagles menyebabkan tim merah itu kembali menjadi pesaing gelar, kini memiliki poin 43 yang sama banyaknya dengan Manchester City dan dua poin di bawah Liverpool (45). Bedanya adalah, City dan the Reds memiliki satu pertandingan lebih sedikit, 20.
Sementara itu kekalahan pada Sabtu malam (20/1) menyebabkan Palace kini tersangkut di posisi 14 klasemen sementara Liga Inggris dengan nilai 21, serta dalam ancaman disalip oleh Nottingham Forest (20) dan Brentford (19).
Siapakah Graham Potter?
Sang pelatih berumur 48 tahun ini adalah manajer Brighton pada periode 2019 sampai 2022.
Figurnya menarik perhatian karena dianggap mampu mengelola sebuah klub dengan budget minim, nyaris tanpa pemain bintang, dan berhasil membawa si Burung Camar finish pada urutan berapa, tahu? Posisi sembilan di akhir musim 2021/22.
Manajer muda, mengelola sebuah klub kecil, budget terbatas, dan mengakhiri musim pada setengah teratas klasemen dianggap sebagai sebuah kesuksesan oleh Todd Boehly, pemilik anyar Chelsea.
Ia kemudian digoda untuk mengambil alih the Blues dan memilih untuk pergi meninggalkan Brighton setelah hanya enam pertandingan saja di awal musim 2022/23.
Kalau saja Todd Boehly menyempatkan diri melihat statistik kemenangan Potter maka ia akan mengetahui bahwa Potter yang satu ini bukan alumni Hogwarts dan tidak ada tongkat ajaib di tangannya.
Tahu seberapa sukses Potter di Falmer Stadium? 31,11 persen kemenangan dari 135 pertandingan dalam dua tahun karirnya di the Seagulls. Tidak mengherankan jika ia akhirnya hanya memiliki angka kesuksesan yang tidak jauh berbeda di Stamford Bridge, 38,71 persen kemenangan dari 31 pertandingan setelah menjalani musim sampai awal April 2023.