Graham Potter Siap Ulangi Keajaiban, Bangun Tim Muda Bernilai Jual Tinggi!

Gilabola.com – Strategi Baru The Hammers: Turunkan Usia, Naikkan Performa. Graham Potter membawa visi ambisius ke West Ham United. Setelah meninggalkan Brighton pada tahun 2022 ketika klub berada di posisi keempat klasemen Premier League, Potter kini bertekad untuk mengulang kesuksesan serupa di Stadion London.

Targetnya jelas: membentuk skuad muda, kompetitif, dan bernilai jual tinggi—seperti yang ia lakukan bersama Brighton.

Dalam pernyataannya yang penuh optimisme, Potter menyebut skuad Brighton saat ia tinggalkan sebagai “tim pound-for-pound terbaik di Premier League.” Itu berarti tim dengan rasio kualitas dan biaya terbaik. Kini, ia ingin membawa filosofi tersebut ke West Ham, yang tengah berjuang menghindari degradasi dan duduk di peringkat 17 klasemen sementara.

“Kalau kami bisa membentuk skuad seperti di Brighton, Anda bisa sebut kami apa saja—karena itu berarti kami punya tim pemenang dan aset bernilai di lapangan,” kata Potter.

Tim Tua dan Kontrak Habis, West Ham Siap Lakukan Revolusi

West Ham saat ini memiliki rata-rata usia skuad tertua di Premier League, yaitu 28 tahun. Beberapa pemain kunci seperti Lukasz Fabianski (40 tahun), Michail Antonio dan Aaron Cresswell (keduanya 35 tahun) akan habis kontrak di akhir musim. Kondisi ini memaksa klub melakukan pembaruan besar-besaran di bursa transfer musim panas nanti.

Potter tidak secara gamblang menyebut bahwa usia adalah masalah utama, tetapi ia mengakui bahwa pendekatan pemain muda lebih selaras dengan perkembangan sepak bola modern. “Saya bukan ageist (diskriminatif soal usia),” tegasnya. “Tapi dalam konteks global sepak bola sekarang, pemain muda memberi lebih banyak potensi, baik secara performa maupun nilai jual.”

Ia juga menyoroti pentingnya efisiensi dalam penggunaan sumber daya klub. “West Ham punya sumber daya. Tapi kita harus menggunakannya dengan bijak. Kita tidak bisa buang-buang uang,” ujarnya.

Targetkan Talenta Muda seperti Saat di Brighton

Di Brighton, Potter membuktikan diri sebagai pelatih dengan mata tajam dalam mengembangkan pemain muda. Nama-nama seperti Moises Caicedo, Alexis Mac Allister, Leandro Trossard, Robert Sanchez, hingga Lewis Dunk berhasil dijual dengan nilai tinggi atau menjadi pemain kunci klub.

Ia menyebut bahwa jika West Ham bisa menemukan “versi mereka sendiri” dari Caicedo, Mac Allister, Gross, atau Trossard, maka klub bisa membangun pondasi yang kuat secara finansial dan kompetitif.

“Kalau Anda bisa menang dan menjual pemain dengan harga tinggi, itu sudah jadi performa yang luar biasa. Bukankah begitu?” ucap Potter dengan nada meyakinkan.

Potter juga tak menutup kemungkinan bahwa proyek ini akan memakan waktu. Ia mengungkap bahwa perubahan besar dalam 3 tahun ke depan adalah target realistis. Ia berharap dukungan penuh dari manajemen dan suporter untuk proses transformasi ini.

Dengan bursa transfer musim panas yang tinggal hitungan pekan, publik menunggu gebrakan apa yang akan dilakukan Potter — dan siapa saja talenta muda yang akan dibawa untuk menyegarkan West Ham United.