Gilabola.com – Harvey Elliott jarang mendapatkan kesempatan musim ini, tetapi performa impresif di Wembley menimbulkan pertanyaan besar.
Laga final Piala Liga memperlihatkan gambaran musim Harvey Elliott secara keseluruhan. Dan untuk kesekian kalinya dalam kariernya di Liverpool, sang gelandang layak mendapatkan perlakuan lebih baik.
Di menit-menit akhir laga, Elliott berusaha membawa Liverpool keluar dari tekanan di sisi kanan sebelum dihantam keras oleh Joelinton. Seperti biasa, gelandang Newcastle United itu lolos dari hukuman, sementara Elliott tergeletak kesakitan di atas lapangan.
Saat peluit panjang berbunyi dan Newcastle merayakan kemenangan, Elliott masih menerima perawatan sebelum akhirnya meninggalkan lapangan dengan terpincang-pincang. Ia pun harus meninggalkan Wembley dengan kondisi yang tidak ideal.
Namun, Elliott telah memberikan lebih dari cukup untuk membawa Liverpool kembali ke jalur kemenangan di final itu. Masuk sebagai pemain pengganti, ia memberikan umpan-umpan cerdas yang akhirnya membantu Federico Chiesa mencetak gol untuk The Reds.
Momen tersebut mungkin menjadi pengingat bagi Arne Slot tentang apa yang bisa terjadi jika Elliott lebih banyak mendapatkan kesempatan bermain musim ini. Apalagi setelah sang gelandang mengalami kemunduran besar akibat patah kaki yang dideritanya saat bertugas bersama tim nasional, tak lama setelah pramusim yang menjanjikan.
“Dia sangat tidak beruntung. Setelah dua pertandingan, dia cedera dan harus absen dalam waktu lama,” ujar Slot pada Januari lalu. “Dan dari yang saya lihat, hampir semua pemain yang absen cukup lama mengalami kesulitan untuk kembali ke performa terbaik mereka, terutama di liga dengan tempo dan intensitas tinggi seperti ini.”
Elliott mungkin merasa ini bukan pertama kalinya ia mendengar hal serupa. Jurgen Klopp pun sempat menyesali keputusannya yang jarang memberinya kesempatan bermain pada akhir musim lalu.
“Jika ada satu hal yang saya sesali, mungkin itu adalah jarangnya Harvey bermain,” ujar Klopp saat itu. “Di periode penting Januari, ketika banyak pemain cedera, dia bermain sangat bagus. Dia mungkin pemain terbaik kami saat itu, baik di sayap kanan maupun lini tengah.”
Dari sorotan menjadi bayangan. Musim lalu, Elliott menjadi pemain dengan jumlah penampilan terbanyak kedua di Liverpool setelah Darwin Nunez. Namun, musim ini ia bahkan nyaris tidak masuk dalam 20 besar pemain dengan menit bermain terbanyak. Dari 21 penampilannya musim ini, total menit bermainnya baru mencapai 600 menit dan belum sekalipun menjadi starter di Premier League.
Namun, setiap kali masuk, Elliott selalu memberikan perbedaan. Saat Liverpool dikritik karena kurangnya pemain pembeda selain Mohamed Salah, justru Elliott yang mencetak gol kemenangan melawan Paris Saint-Germain saat menggantikan Salah bulan lalu.
Secara statistik, dari 43 penampilan terakhirnya, Elliott hanya menjadi starter dalam 16 laga, tetapi ia sudah mencetak tujuh gol dan memberikan 12 assist. Rata-rata, ia terlibat dalam satu gol setiap 97 menit.
Dan dari 14 gol yang telah ia cetak untuk Liverpool, lebih dari sepertiganya lahir di Liga Champions. Ini membuktikan bahwa Elliott adalah pemain yang bisa tampil di panggung besar.
Sekarang, Liverpool harus menghadapi keputusan besar. Apakah Elliott akan tetap menjadi supersub atau akhirnya diberi kesempatan lebih besar di era Arne Slot?